Dilema Rencana Bandara Sukabumi, Pengusaha Bingung Tanah Sudah Diplot, Tak Bisa Tarik Investor

Pihak perusahaan merasa galau karena puluhan hektare lahan industri milik PT Bogorindo Cemerlang sudah di plotting untuk pembangunan bandara.

Tribun Jabar/ M Rizal Jalaludin
General Affair Manager PT Bogorindo Cemerlang, Berlin Sumadi, saat memperlihatkan peta kawasan industri milik perusahaannya yang terkena plotting lahan rencana pembangunan bandara di Cikembar, Kabupaten Sukabumi 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id M Rizal Jalaludin

TRIBUNJABAR.ID, SUKABUMI - Sudah hampir enam tahun, progres pembangunan bandara di Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat belum ada pembangunan fisik setelah dipasang patok di lokasi tempat yang direncakan akan dibangun bandara tersebut.

Kondisi itu membuat dilema pengusaha, salah satunya dialami oleh perusahaan industri PT Bogorindo Cemerlang.

General Affair Manager PT Bogorindo Cemerlang, Berlin Sumadi, pihaknya merasa galau karena puluhan hektare lahan industri milik PT Bogorindo Cemerlang sudah di plotting untuk pembangunan bandara.

Namun, hingga kini pihaknya belum mendapatkan kepastian, kapan pembangunan fisik bandara akan dilakukan.

Baca juga: Kebakaran di Kota Sukabumi Meningkat karena Cuaca Panas, Jumlahnya Melonjak Per Juli 2023

Padahal, PT Bogorindo Cemerlang sudah membuat rencana kawasan industri. Ia menyebut, sekitar 70 hektare lahan industri milik PT Bogorindo Cemerlang diplotting untuk pembangunan bandara.

Akibatnya, pihaknya tidak bisa melakukan pembangunan kawasan industri di lahan itu, bahkan investor pun tidak bisa menanamkan modalnya.

"Harapan sih ada kepastian saja bandara ini jadi atau tidak, karena kepastian bandara ini menentukan langkah kita untuk merealisasikan kawasan industri yang sudah lama kita rencanakan, dari tahun 2018 kalau tidak salah izinnya (kawasan industri) sudah keluar, 2019 ada penetapan bandara dan ini nasibnya tidak jelas sampai sekarang, karena letak bandara ada di tengah-tengah kawasan kita," kata Berlin ditemui di kantornya di Cikembar, Selasa (12/9/2023).

Berlin mengatakan, selian tidak bisa mendatangkan investor, dampak lahan sudah diplotting untuk bandara juga tidak bisa dijual.

"Jadi berdasarkan tata ruang yang telah dibuat oleh provinsi, daerah kita sudah diplotting hampir 70 hektare dari total kita punya 220 hektare. Nah, daerah yang sudah diplotting dan berada di tengah-tengah ini statusnya jadi tidak bisa diperjualbelikan, karena sudah dikunci tata ruang peruntukannya untuk bandara," ucap Berlin.

Berlin mengatakan, perusahaan semakin dibingungkan karena izin dari Kementerian Perindustrian yang dikeluarkan untuk kawasan industri menjadi tumpang tindih dengan plotting lahan bandara.

"Ya kita juga bingung ya, karena kita komunikasi dengan Kementrian Perindustrian dan sudah direalisasikan permohonan kita untuk menjadi usaha kawasan industri, tapi di kementrian yang lain mungkin karena janji politik dibuat perencanaan bandara tanpa melibatkan kita sebagai pemilik lahan untuk menentukan kawasan industri," katanya.

"Sempet ada pembicaraan di awal-awal tahun 2018, tapi pembicaraan kita di Bandung sempat dua kali, tidak ada realisasi lanjutan soal bandara di sini," jelasnya.

Berlin mengaku, dari pemerintah tidak ada komunikasi dengan PT Bogorindo Cemerlang terkait lahan yang di plotting untuk bandara, apakah akan dibayar atau tidak oleh pemerintah.

Baca juga: Viral, Sekumpulan Bapak-bapak Kompak Bawa Anaknya saat Nongkrong dan Ngopi, Warganet Duga Hal Ini

"Belum ada omongan lanjutan, cuman ditanya apakah diizinkan, nah saya saat itu hanya nenjawab ketika pemerintah sudah meminta tidak ada alasan kita untuk tidak mengizinkan, tapi bentuk riilnya belum ada lanjutan sampai sekarang," kata Berlin.

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sukabumi, Dedi Chardiman, mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan informasi kelanjutan rencana pembangunan bandara di Cikembar, Sukabumi.

"Belum ada hal terbaru tentang bandara itu, (terakhir rapat 2022) dengan staf kepresidenan," ujar Dedi via telepon.*

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved