Antisipasi Kasus Uang Tabungan Murid Diembat Guru, Disdikpora Pangandaran Road Show ke Kecamatan

Hal itu disampaikan Darso selaku Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) di Disdikpora Kabupaten Pangandaran.

Penulis: Padna | Editor: Ravianto
istimewa
Uraian uang tabungan siswa kelas 6 di SD Negeri 2 Kondangjajar yang belum dikembalikan. 

TRIBUNJABAR.ID, PANGANDARAN - Pasca terungkapnya kasus uang tabungan murid mandek di Pangandaran, pegawai di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Pangandaran melaksanakan Road Show ke setiap Kecamatan.

Hal itu disampaikan Darso selaku Kepala Bidang Sekolah Dasar (SD) di Disdikpora Kabupaten Pangandaran.

Darso mengatakan, meskipun libur, setiap hari Sabtu pihaknya mendatangi Korwil Kecamatan dan mengumpulkan Kepala SD.

"Jadi, meskipun hari libur, setiap hari Sabtu saya bersama dua kasi SD road show ke setiap kecamatan," ujar Darso kepada Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Selasa (5/9/2023) pagi.

Sampai saat ini, Ia mengaku sudah ada 6 hari Sabtu berturut-turut mengunjungi Korwil di setiap Kecamatan.

Mulai Hari Sabtu pertama SD di Kecamatan Padaherang, Sabtu kedua di Kecamatan Mangunjaya, Sabtu ketiga di Kecamatan Kalipucang, Sabtu keempat di Kecamatan Pangandaran, Sabtu kelima di Kecamatan Cimerak dan Sabtu keenam di Kecamatan Langkaplancar.

Daftar uang tabungan murid kelas 6 di SD Negeri 2 Kondangjajar Pangandaran yang belum dikembalikan oleh pihak sekolah.
Daftar uang tabungan murid kelas 6 di SD Negeri 2 Kondangjajar Pangandaran yang belum dikembalikan oleh pihak sekolah. (Ist/Dok. Widiansyah)

"Sekarang, tinggal 4 Kecamatan lagi yang belum dikunjungi. Salah satunya kita mengumpulkan kepala sekolah, itu untuk antisipasi di antaranya itu (masalah uang tabungan murid mandek)," ucap Darso.

Pasca kejadian, pihaknya sudah ada 6 Sabtu berturut-turut mendatangi dan mengumpulkan Kepala SD di setiap Kecamatan.

Jadi, lanjut Ia, semua kegiatan yang berkaitan erat dengan pembelajaran dan berkaitan dengan permasalahan di sekolah dasar, itu dibuka.

Baca juga: Ijang Suhandi yang Embat Uang Tabungan Murid Rp 780 Juta Mengaku Takkan Lari: Saya Cari Uangnya Dulu

"Ya, intinya mungkin silaturahmi yang berkaitan dengan permasalahan pendidikan. Termasuk membahas masalah tabungan, keadaan sekolah di masing- masing Kecamatan itu dibahas," ujarnya.

Termasuk membahas ada beberapa siswa yang sudah di tingkat SMP tapi tidak bisa membaca.

"Kenapa ada anak SMP tidak bisa baca, itu berarti secara tidak langsung kinerja di SD itu kurang maksimal. Tapi, tidak bisa dikatakan tidak bisa maksimal karena tidak semua pikiran atau akalnya itu sama," kata Darso.(padna/tribunjabar)

 

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved