Warga Geruduk Perusahaan Tambang Pasir di Subang yang Bikin Kondisi Udara Makin Buruk

Puluhan warga di Kecamatan Jalancagak, Subang, menggeruduk sejumlah perusahaan tambang pasir yang berada diwilayah Kecamatan Jalancagak, Kamis (31/8).

|
Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Giri
Tribun Jabar/Ahya Nurdin
Warga menggelar aksi demonstrasi ke delapan perusahaan tambang di Jalancagak, Subang, Kamis (31/8/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id, Subang, Ahya Nurdin

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Puluhan warga di Kecamatan Jalancagak, Subang, menggeruduk sejumlah perusahaan tambang pasir yang berada di wilayah Kecamatan Jalancagak, Kamis (31/8/2023) pagi.

Aksi tersebut dilakukan karena warga merasa dirugikan dengan perusahaan tambang pasir tersebut.

Warga juga menyebut aktivitas penambangan itu membuat udara makin buruk dan kotor akibat polusi. Imbasnya sejumlah warga terserang infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).

Dalam aksi demo tersebut, para pendemo mendatangi satu per satu dari delapan perusahaan tambang yang selama ini dinilai telah menyebabkan polusi udara di Jalancagak.

Para pendemo dalam orasinya menuntut delapan perusahaan tersebut ditutup.

"Akibat polusi udara dari delapan perusahaan tambang pasir dan batu serta hotmik tersebut, kesehatan warga menjadi terganggu. Tak sedikit warga yang terkena ISPA dan paru-paru," ungkap koordinator aksi, Ubay Subarkah, dalam orasinya. 

Baca juga: Cegah Peredaran Narkoba di Tempat Wisata, Polres Subang Bikin Posko Kampung Bebas Narkoba di Ciater

Suara bising mesin, menurutnya, juga menjadi masalah.

Warga juga mengaku selama ini tak ada kompensasi yang diberikan oleh perusahaan kepada warga setempat.

"Warga setempat hanya menerima bising, debu, dan polusi udara yang makin kotor hingga menyebabkan lingkungan udara tak sehat dan rumah kotor oleh debu dari perusahaan tambang tersebut," ungkap Ubay.

Baca juga: Jenazah Tasem yang Meninggal Misterius di Pabuaran Subang Dimakamkan Setelah Diautopsi

Warga juga mengancam akan menutup paksa perusahaan yang tak mengindahkan tuntutan warga.

"Kami akan membuat laporan polisi agar aparat terkait bisa untuk menutup perusahaan tambang yang menyebabkan udara makin kotor," ucap Ubay. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved