Garut Tanggap Darurat Kekeringan

182 Hektare Lahan di Garut Alami Kekeringan, Dinas Pertanian Upayakan Petani Tak Alami Puso

Kesulitan air sudah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Garut hingga Pemkab Garut menetapkan status tanggap darurat.

Tribun Jabar/ Sidqi Al Ghifari
Kawasan pertanian padi di wilayah Desa Pangauban, Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (4/7/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan 182 hektare lahan pertanian di Garut alami kekeringan. Adanya peristiwa kekeringan ini, diprediksi akan membuat petani alami gagal panen atau puso.

Selama dua bulan ini, kekeringan dan kesulitan air sudah melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Garut. Tercatat ada 10 kecamatan yang mengalami kekeringan, hingga Pemkab Garut menetapkan status tanggap darurat.

"Sampai laporan per tanggal 15 sampai 30 (Agustus). Kita 164 hektare sekarang sudah 180-182 hektare. Itu yang tadinya ringan naik ke sedang," Kepala Dinas Pertanian, Beni Yoga kepada Tribunjabar.id, Kamis (31/08/2023).

Dengan situasi kekeringan yang melanda sejumlah wilayah Garut, pihaknya menuturkan belum menerima laporan mengenai gagal panen.

Baca juga: Darurat Kekeringan di Garut, Polres Salurkan 4.000 Liter Air Bersih untuk Warga Malangbong

Pihaknya juga saat ini tengah berfokus pada penanganan di lapangan seperti penyaluran air untuk wilayah pertanian.

"Kita terus melakukan gerakan sehingga kita harapkan nanti jangan sampai terjadi ada petani yang gagal panen," ucapnya.

Mengantisipasi gagal panen para petani, Yoga mengatakan jika pihaknya terus berkoordinasi dengan BPBD, TNI-Polri dan unsur Forkopimda untuk distribusi air.

Upaya tersebut dilakukan untuk mencegah adanya gagal panen bagi para petani saat menghadapi musim kemarau ini.

"Sampai saat ini masih bisa terkendali untuk daerah yang super rawan, misalnya selatan dan utara Malangbong," ucapnya.

Ia menjelaskan, kekeringan kebanyakan terjadi pada tanaman padi, sementara untuk petani hortikultura mereka sudah menyesuaikan menjelang musim kemarau tiba.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan untuk menghadapi musim kemarau ini pihaknya melakukan antisipasi dengan mendaftarkan petani asuransi, jika terjadi kegagalan panen maka para petani masih bisa melakukan klaim asuransi.

"Beberapa bulan yang lalu kita sudah daftarkan yang posisi-posisi lokasinya rawan kekeringan di asuransikan jadi untuk antisipasi kalau terjadi kegagalan panen mereka masih bisa klaim asuransi," tandasnya.

Baca juga: Kekeringan Melanda Garut, Anggota TNI-Polri dan Warga Menginap di Gunung untuk Cari Sumber Air

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved