Pernah Jadi Juara Umum di Sukajadi, Dino Menikmati Lomba Kereta Peti Sabun Sambil Bernostalgia

Setelah vakum hampir 35 tahun, lomba ini membawa memori tersendiri bagi Dino Nobel, salah seorang peserta Kereta Peti Sabun tahun 1981.

|
Penulis: Nappisah | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/NAPPISAH
Suasana tempat start Lomba Kereta Peti Sabun di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (26/8/2023). 

Laporan Wartawan TribunJabar, Nappisah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lomba Kereta Peti Sabun di Kota Bandung rupanya tak sekadar perlombaan dan tontonan hiburan bagi warga.

Setelah vakum hampir 35 tahun, lomba ini membawa memori tersendiri bagi Dino Nobel, salah seorang peserta Kereta Peti Sabun tahun 1981.

Album foto tak ketinggalan dibawanya, yang ia simpan di saku jaketnya.

Potret saat ia masih kanak-kanak saat mengikuti lomba, hingga gambaran Kereta Peti Sabun tersimpan rapi hingga saat ini.

"Nah, ini piala kami. Waktu tahun 1981 kami dapat juara umum," ujar Dino Nobel saat ditemui di Jalan Diponegoro, Sabtu (26/8/2023).

Dino Nobel, salah seorang peserta Kereta Peti Sabun Tahun 1981 di Jalan Sukajadi, Kota Bandung saat ditemui di Jalan Diponegoro, Sabtu (26/8/2023). Ketika itu, ia tampil bersama anaknya dan meraih juara umum.
Dino Nobel, salah seorang peserta Kereta Peti Sabun Tahun 1981 di Jalan Sukajadi, Kota Bandung saat ditemui di Jalan Diponegoro, Sabtu (26/8/2023). Ketika itu, ia tampil bersama anaknya dan meraih juara umum. (TRIBUNJABAR.ID/NAPPISAH)

Sembari membolak-balik foto-foto, Dino mulai bercerita kenangan saat ia dan anaknya ikut balap kereta peti sabun kala itu.

Dino sengaja datang ke lokasi lomba untuk melihat langsung bentuk mobil yang sekarang.

Baca juga: Makin Seru! Antuasiasnya Peserta Lomba Kereta Peti Sabun di Bandung, Pernah Lihat Ini di Film Barbie

"Saya dulu ikut waktu race tahun 1981 di Sukajadi. Waktu itu mobil saya dibuatnya dari tipblok," tuturnya.

Tak hanya melihat langsung situasi lomba, Dino pun ingin mencari orang-orang lama yang dulu sempat ikut lomba bersama dengannya.

"Saya juga lagi cari-cari ini teman lama yang dulu sempat ikut balap bareng," tuturnya.

Tak disangka Dino, ia bertemu dengan teman sang anak yang juga ikut balap tahun 1981.

"Tapi sekarang dia sudah dewasa, sudah jadi bapak-bapak," tambahnya.

Dino mengaku kaget dan senang saat tahu Lomba Kereta Peti Sabun kembali diselenggarakan setelah 35 tahun vakum.

Kendati demikian, ia menyayangkan lokasi acara tak kembali diadakan di Jalan Sukajadi.

Salah seorang peserta muda, Averus datang bersama sang ayah, Fauzi mengikuti perlombaan kereta peti sabun di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (26/8/2023).
Salah seorang peserta muda, Averus datang bersama sang ayah, Fauzi mengikuti perlombaan kereta peti sabun di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (26/8/2023). (TRIBUNJABAR.ID/NAPPISAH)

Menurutnya, secara track kini sudah mumpuni.

Saat berkeliling melihat papan peluncur dan beberapa kereta yang sudah bertengger, Dino menyebutkan, sebenarnya masih banyak kereta yang kurang aman untuk dipakai saat lomba.

Baca juga: Tak Hanya Ikut Perlombaan, Kereta Peti Sabun yang Dibuat Fauzi Jadi Sarana untuk Bonding dengan Anak

"Kalau lihat dari sebagian kereta-kereta yang sudah datang ini, saya ingin kasih masukan," ujar Dino.

Ia mengimbau, peserta harus memilih bahan material yang tepat.

Sebab, saat akan meluncur bakal mentok ke aspal.

"Khawatirnya kalau material yang terlalu rapuh, malah bisa bikin cedera parah ke peserta," ungkapnya.

Tak hanya cuma peserta, penonton dapat terkena imbasnya. Terutama bila material kereta dari kayu.

Ia pun berharap, lomba kereta peti sabun bisa lebih rutin diselenggarakan.

Menurutnya, minimal dua tahun sekali.

Sebab permainan ini tergolong langka di Indonesia.

Kereta peti sabun hasil karya mahasiswa Desain Produk ITB untuk ikut lomba di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (26/8/2023).
Kereta peti sabun hasil karya mahasiswa Desain Produk ITB untuk ikut lomba di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (26/8/2023). (TRIBUNJABAR.ID/PUTRI PUSPITA)

"Mahasiswa minimal dua tahun sekali mengadakan acara seperti ini. Sebab tidak ada mahasiswa lain selain Daya Mahasiswa Sunda (Damas). Kalau sponsor sekarang makin banyak," ucap Dino. (*)

Baca juga: Warga Antusias Nantikan Lomba Kereta Peti Sabun yang Sudah Vakum 35 Tahun

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved