Diserang Hama Tikur dan Kekeringan, Ratusan Hektare Padi di Majalengka Rusak Terancam Gagal Panen

Selain hama tikus, faktor kurangnya pasokan air yang menjadi andalan menumbuhkan padi juga turut meresahkan petani setempat.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Kemal Setia Permana
Tribun Jabar/ Eki Yulianto
Petani di Desa Sumber Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka menunjukkan tanaman padi yang rusak akibat hama tikus dan kekeringan, Sabtu (29/7/2023). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID,  MAJALENGKA - Ratusan hektare sawah di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat rusak parah diserang hama tikus.

Akibatnya, para petani mengaku rugi jutaan rupiah.

Selain hama tikus, faktor kurangnya pasokan air yang menjadi andalan menumbuhkan padi juga turut meresahkan petani setempat.

Akibatnya, sebagian petani mengaku gagal panen.

Seperti yang dialami oleh para petani di Desa Sumber Wetan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Sawir (48), salah satu petani setempat, mengaku dirinya baru sekitar satu bulan menanam padi.

Namun, karena diserang hama tikus, tanaman padi seluas 1 hektare pun habis sebagian karena dimakan tikus.

"Padahal kami sudah berupaya untuk memberantas hama tikus ini, pakai cara dibasmi dengan racun atau grebek tikus, juga kami lakukan, tapi susah," ujar Sawir saat diwawancarai media, Sabtu (29/7/2023).

Bukannya hilang, kata dia, hama tikus justru makin merajalela merusak tanaman padi.

Waktu panen yang berbeda dengan petani di daerah lain membuat tikus-tikus yang kerap beraksi pada malam hari itu terus berdatangan dan merusak.

"Wilayah Sumber Wetan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Indramayu, nah kami punya waktu berbeda panennya dengan mereka."

"Kalau di Indramayu mengolah lahan, otomatis tikusnya pada ke kita yang sedang mulai menanam padi," ucapnya.

Selain diserang hama tikus, petani juga dihadapi dengan kurangnya aliran air mengalir sawah.

Akibatnya, sawah-sawah dilanda kekeringan dan terancam gagal panen.

"Selain hama, sawah di sini tuh kurang air, biasanya air dari Bendung Rentang tuh mengalir ke Sungai Cipelang, tapi sekarang kosong."

"Karena gagal panen, kami bisa rugi Rp 5-6 juta per hektare-nya," jelas dia.

Di tempat yang sama, Pamong Desa Sumber Wetan, Caswa Wiguna, menyampaikan sedikitnya terdapat sebanyak 273 hektare sawah yang berada di wilayahnya terserang hama tikus.

Hal itu juga berakibat pada aktivitas panen yang diprediksi bakal gagal.

"Ada 273 hektare sawah di kami yang terserang hama tikus dan terancam ada yang bakal gagal maupun gagal panen."

"Masyarakat tentunya mengeluhkan kondisi seperti ini," kata Caswa.

Pantauan di lokasi, kekeringan juga mengakibatkan kontur tanah retak-retak dan tanaman padi telah mati.

Dari banyaknya sawah di Desa Sumber Wetan, dikabarkan sedikitnya 50 hektar terpaksa tidak ditanami padi akibat sulitnya mendapatkan air.

"Tanaman padi yang gagal akibat kekeringan juga mencapai 80 persen."

"Kami berharap, ada perhatian dari pemerintah agar bisa membantu para petani, sehingga tak lagi mengalami kekurangan air dan terhindar dari hama tikus."

Selain itu juga, kata Caswa, agar petani bisa kembali menggarap sawah tanpa kekurangan air dan serangan tikus. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved