Pentingnya Kualitas Sumber Air Minum untuk Cegah Stunting pada Anak
"Jumlah mikroba patogen pada anak dengan kondisi stunted terbukti lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Hal ini..."
TRIBUNJABAR.ID - "Ketika diteliti lebih dalam, kualitas sumber air minum berkaitan dengan lingkungan hidup anak. Pada penelitian ini, anak yang tinggal di area kumuh cenderung mencukupi kebutuhan air minum hariannya dengan mengonsumsi air yang berasal dari sumber yang seringkali kurang terjaga kualitas dan kebersihannya," ujar Dr Ratnayani, Pakar Gizi Universitas Binawan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Ratnayani turut disampaikan dalam acara International Symposium on Food and Nutrition, Expo, and Award (ISFANEA) 2023.
Baca juga: Dapat Penghargaan dari Tribun, Megawati Tantang BKKBN Turunkan Stunting Jadi Nol Persen
Baca juga: Jadi Inspirator dan Penggerak Pencegah Stunting, Megawati Dapat Penghargaan Dari Tribun Network
Tema dari ISFANEA 2023,“Safe Drinking Water And Stunting : Is It Related ?” Acara ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) di Institut Pertanian Bogor Convention Center.
Pada kesempatan tersebut, Ratnayani memaparkan hasil dari studi komparatif cross-sectional yang menganalisis hubungan antara mikrobiota dalam usus dengan kondisi stunted atau perawakan pendek pada anak yang tinggal di area kumuh Jakarta serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, termasuk WASH (Water Access, Sanitation, and Hygiene).
Salah satu aspek yang juga difokuskan pada studi ini adalah sumber air yang dikonsumsi oleh anak-anak tersebut.
"Jumlah mikroba patogen pada anak dengan kondisi stunted terbukti lebih tinggi dibandingkan anak yang tidak memiliki kondisi tersebut. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk sumber air yang dikonsumsi," ujar Ratnayani dalam keterangan yang diterima Tribun, Rabu (19/7/2023).
Baca juga: Atalia Praratya Puji Keberhasilan Penanganan Stunting di Antapani Kulon Bandung, Begini Inovasinya
Baca juga: Inovasi Stabilitas Lereng Sistem Penyediaan Air Minum, UNPAR Juara 2 Geoteknik Nasional 2022
Studi ini dilakukan di salah satu kelurahan di wilayah Jakarta Utara sejak November 2021 hingga Juni 2022 dengan mengambil sampel anak berusia 2 sampai 5 tahun (pengidap stunted dan bukan pengidap stunted) dan tidak mengonsumsi antibiotik setidaknya satu bulan sebelum studi dilaksanakan.
Analisis studi mikrobiota pada usus dilaksanakan pada Human Cancer Research Center-Indonesia Medical Education and Research Institute (HCRC-IMERI) dan PT Genetica Science.
Ratnayani mengemukakan hubungan antara kualitas sumber air minum yang dikonsumsi oleh anak-anak dalam sampel yang ditentukan dengan komposisi mikrobiota usus mereka, yang memengaruhi risiko mereka mengalami stunted atau tidak. (*)
| Sumbangsih Telkom Cegah Stunting lewat Aplikasi di Desa Domiyang Pekalongan |
|
|---|
| Wajib Tahu! Ini Daftar 11 Penyakit yang Gugurkan Syarat Istitaah Haji 2026 dari Saudi |
|
|---|
| Syarat Peserta yang Berhak Dapat Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan 2026 |
|
|---|
| Warga Kurang Mampu Cek Kesehatan dan Dapat Sembako Gratis di Pusdik Komlek Cimahi |
|
|---|
| Peduli Kesehatan Perempuan, Dompet Dhuafa Kepri Gelar Pemeriksaan Kesehatan Rahim Secara Gratis |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Dr-Ratnayani.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.