Investor Asing Lirik Bandara Internasional Jawa Barat, Begini Prospeknya Kata Pengamat.

Presiden Joko Widodo menyebut, animo investor asing terhadap Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka sangat positif. 

Penulis: Nappisah | Editor: Siti Fatimah
Tribun Cirebon/Eki Yulianto
Presiden RI Jokowi didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, bersama sejumlah pejabat berkunjung ke Bandara Kertajati Majalengka, Selasa (11/7/2023). Presiden Joko Widodo menyebut, animo investor asing terhadap Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka sangat positif.  

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Presiden Joko Widodo menyebut, animo investor asing terhadap Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka sangat positif.  Dikutip dari kontan.co.id, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi ihwal berencana menawarkan saham Bandara Kertajati ke luar negeri. 

Dosen Manajemen Investasi dan Pembina Galery Investasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Langlangbuana Bandung, Asep Saepudin mengatakan, prospek penawaran saham kepada investor asing dalam jangka panjang selain membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat. 

Turut memberikan kenaikan pada peningkatan GDP (Gross Domestic Product) dan juga kesejahteraan masyarakat sekitarnya. 

Baca juga: Resmikan Tol Cisumdawu, Presiden Jokowi Pastikan Bandara Kertajati Beroperasi Maksimal Oktober 2023

"Yang direct investment itu dikoordinir oleh Badan Koordinasi Penanaman moda (BKPM). investor type berinvestasi untuk jangka panjang dalam bentuk investasi langsung," ujarnya, saat dihubungi Tribunjabar.id melalui WhatsApp, Selasa (11/7/2023)

Ia menuturkan, investasi asing ada dua type yakni direct investment dan non direct investment. 

"Biasanya investor jenis kediua ini tidak lama, bisa sewaktu-waktu mereka keluar. Makanya investor type kedua ini sering disebut sebagai hotmoney karena ketika mereka sudah untung akan segera merealisasikan keuntungannya," jelasnya. 

Asep memberi contoh pabrik smeslter, penambangan maupun KCIC yang kedua ada non direct investment. 

"Mereka akan berinvestasi di Surat-surat berharega seperti saham ataupun obligasi Typical investor asing direct investment ini mereka berinvestasi untuk jangka panjang," ujar Asep. 

Di pasar modal indonesia, kata dia, peran investor asing sudah mulai berkurang, ketika sebelum 2000.

Baca juga: Layani Penerbangan Haji hingga Ada Pesawat Raksasa, Geliat Bandara Kertajati Mulai Terlihat

Mereka menguasai 65 persen kepemilikan portofolionya baik di pasar saham maupun pasar obligasi. 

"Tetapi sekarang investor asing mulai berkurang, bahkan hanya sekitar 45 persen," katanya. 

Penyebabnya ada dua, kata Asep, pertama investor domestik mulai banyak jadi proporsi investor asing

"Kedua, pasar surat berharga di Indonesia, baik saham maupun obligasi sudah mulai kurang menarik karena harganya sudah relatif tinggi," ucapnya. 

Asep menuturkan, investor asing tersebut mulai berpindah ke Vietnam dan juga Phillipina, dimana valuasi harga saham dan obligasinya masih menarik.. 

"Tetapi dengan mulai meningkatnya investor domestik memberikan dampak positif. Terutama ketika pasar modal indonesia mengalami masalah seperti ketika pandemi Covid 19 tahun 2020 lalu," tuturnya. 

Baca juga: Ini Penginapan Murah Fasilitasnya Lengkap Dekat Bandara Kertajati Majalengka, Ada Antar Jemput

Menurutnya, investor asing menjual portofolio yang masih bisa ditampung oleh investor lokal. 

"Sehingga, penurunannya tidak separah di bursa-bursa lainnya, yang perlu ditingkatkan adalah Investor asing di Direct Investmen melalui BKPM," imbuhnya. 

Sebab, kata Asep, investor lokal sudah banyak dan bersedia membeli portofolio yang dijual oleh investor asing

"Indonesia masih butuh investor asing yang term investmentnya berjangka panjang. Sebab, akan memberikan dampak pada lapangan pekerja bagi masyarakat," ucapnya. 

Baca juga: Jokowi Berharap Jika Investor Mancanegara Masuk Bandara Kertajati, Trafik Penerbangan Meningkat

Beberapa industri dari indonesia, bahkan sudah melakukan relokasi ke Vietnam seperti industri textile dan suku cadang kendaaraan. 

"Beberapa negara sepeti Vietnam dan Philipina sekarang sedang banyak memberika kemudahan bagi investor. Karena untuk memacu pertumbuhan ekonomi negaranya," katanya.


Bahkan, di negara seperti Vietnam banyak yang melakukan tax holiday. 

"Jadi bukan hanya fasilitas lahan yang disediaakan oleh Pemerintah. Namun, juga fasilitas perpajangan selama periode tertentu agar menjadi lebih menarik untuk berinvestasi di negara-negara tersebut," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved