Bocah SD Tewas Dikeroyok Kakak Kelas

Keterangan Dokter soal Penyebab Meninggalnya Murid SD yang Diduga Korban Kekerasan di Sukabumi

Dua dokter memberikan keterangan berbeda berkenaan dugaan kekerasan di sekolah yang mengakibatkan MHD (9) murid SD meninggal pada 20 Mei 2023.

|
Penulis: Dian Herdiansyah | Editor: Giri
Tribun Jabar/Dian Herdiansyah
Wakil Direktur Medis RSU Hermina Sukaraja, Andreansyah Nugraha (kiri); Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Ari Setyawan Wibowo (tengah); dan dokter forensik RSUD Syamsudin SH, Nurul Aida Fathia. 

Selama dalam perawatan di instalasi gawat darurat (IGD), kondisi MHD semakin kritis sehingga ia dirawat di ICU selama tiga hari. 

"Namanya infeksi berat bisa mengkibatkan koma atau penurunan kesadaran. Jadi penyebab kematian perjalanan dari penyakit, yaitu tetanus berikut dengan infeksinya." ucap Andreas. 

"Kita sudah informasikan juga kepada keluarga pada saat sebelum tindakan kegawatan, meninggal pun kita konfirmasi lagi," ungkapnya. 

Pihaknya menduga, korban tak mendapatkan imunisasi tetanus secara utuh sewaktu masa imunisasi anak.

"Waktu itu kita tanyakan riwayat imunisasi ternyata dari orang tua memang riwayat imunisasinya tidak lengkap. Cuma orang tua tidak tahu, tidak dilakukan imunisasi tetanus (lalu) ada infeksi tertentu tanpa ada trauma tertusuk itu bisa (tetanus)," tutupnya.

Sementara itu, dokter spesialis forensik RSUD Syamsudin, Nurul Aida Fathia, mengatakan, pada saat ekshumasi, kondisi jasad korban sudah mengalami pembusukan.

Baca juga: Polisi Hentikan Penyelidikan Kasus Bocah SD Diduga Tewas Dikeroyok di Sukabumi, Alat Bukti Tak Cukup

Pada saat dilakukan ekshumasi sudah 11 hari pasca-dikuburkan, pihaknya pun menemukan tanda luka, namun luka tersebut dipastikan akibat tindakan medis. 

"Jadi ditemukan di punggung tangan akibat infus, kemudian di pergelangan tangan, lengan bawah, dan beberapa di lengan atas ada memar itu bisa akibat dari tindakan medis," ujarnya.

Aida menjelaskan, dari beberapa sampel tubuh, di antaranya wajah, dada, dan paru-paru korban yang diduga keluarga ada tanda kekerasan untuk diuji di laboratorium. 

Beberapa sampel yang diambil yaitu di bagian paru-paru, menemukan jika korban mengalami gangguan pernapasan. 

Baca juga: VIRAL Maling Bobol Rumah Warga di Sukabumi, Pas Masuk Langsung Kabur, Ternyata Ini Sebabnya

"Ternyata dari hasil pemeriksaan laboratorium pun tidak ditemukan adanya tanda kekerasan. Dalam hal ini dari lab bisa kelihatan karena tidak ada pendarahan di situ, dari otot tidak ada (pendarahan), dari kulit tidak ada, artinya itu bisa menyingkirkan tanda kekerasan. Jadi memang ada kondisinya, gangguan pada paru-paru atau gangguan napas," ujarnya. 

Berdasarkan temuan tersebut, pihak forensik menyimpulkan jika MHD meninggal dunia akibat penyakit dan mati lemas. 
 
"Betul mengarahnya ke penyakit karena organ dalamnya pun itu mengarah ke penyakit yang menyebabkan dia kekurangan oksigen dan mati lemas," ucapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved