Bulan Bung Karno
Berkunjung ke Rumah Inggit Garnasih, Kenangan Cintanya pada Soekarno Terekam di Setiap Sudut
HINGGA kini, rumah tua di Jalan Ciateul, Astana Anyar, Kota Bandung, itu masih sangat terawat.
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Inggit Garnasih menemani Soekarno sejak Pemimpin Besar Revolusi itu masih kuliah hingga akhirnya menjadi Presiden.
Kebersamaan Inggit dan Soekarno terekam di rumah yang mereka tinggali selama bersama sejak tahun 1926 sampai dengan pertengahan 1934.
HINGGA kini, rumah tua di Jalan Ciateul, Astana Anyar, Kota Bandung, itu masih sangat terawat. Tak hanya bangunannya, tapi juga barang-barang di dalamnya.
Di dalam Rumah Inggit Garnasih, pengunjung masih bisa melihat potret kebersamaan dan keadaan Inggit Garnasih ketika masih muda hingga ujung usia.
Selain foto-foto, pengunjung juga dapat melihat replika batu pipisan yang digunakan Inggit Garnasih untuk membuat bedak dan jamu.
"Bedak dan jamu dibuat Bu Inggit dari campuran beras serta ramuan. Sebua bahan digiling dengan menggunakan batu pipisan," ujar Juru Pelihara Rumah Inggit Garnasih, Jajang Ruhyat saat ditemui di Rumah Inggit Garnasih, Jumat (23/6).

Bedak dan jamu ini, diberi nama Kansai dan Ningrum, yang kemudian dijual Inggit dengan cara dititipkan pada warung dan pengecer.
Ayah angkat Soekarno di Ndalem Pojok, Kediri, Jawa Timur, RM Soemosewojo adalah orang yang mengajarkan Inggit ilmu obat-obatan, doa-doa, dan rajah. Ia pula pula yang menjadi wali saat menikahkan Soekarno dan Inggit di Bandung.
"Selain jamu, bedak, dan daleman kebaya, Inggit juga menjual tembakau yang ia racik sendiri dan diberi nama Ratna Djuami, yang diambil dari nama anak angkatnya," tuturnya.

Jajang menuturkan, batu pipisan ini adalah saksi bisu perjuangan Inggit Garnasih sepanjang hidupnya bersama Soekarno, bahkan sebelum itu, saat Inggit masih bersama H Sanoesi.
Batu pipisan ini pula yang menjadi modal utama Inggit saat memutuskan untuk mendampingi Soekarno hingga ke gerbang kemerdekaan Indonesia.
Soekarno, yang masih berstatus mahasiswa, tak memiliki penghasilan saat menikahi Inggit.

Ditambah dengan kesibukannya menjadi aktivis yang bercita-cita memerdekakan Indonesia, Soekarno muda nyaris tak memiliki waktu untuk mencari nafkah.
Maka, Inggit lah yang menjadi tulang punggung keluarga. Membiayai kehidupan dan pergerakan yang mereka lakukan.
Beban itu semakin bertambah saat Soekarno ditangkap dan di penjara, baik di Banceuy maupun di Sukamiskin.
Selain harus mencari uang demi penghidupan keluarga, Inggit juga harus pandai-pandai membesarkan hati suaminya agar tidak patah semangat saat di penjara.
Inggit juga ikut menanggung beban yang berat saat Soekarno diasingkan, baik di Ende maupun di Bengkulu. Namun, semua itu dilakukan Inggit dengan kerelaan, demi suaminya, demi cita-cita bersama mencapai kemerdekaan Indonesia.
Seperti yang dikatakan budayawan, Ramadhan KH, jalan yang ditempuh Inggit Garnasih adalah jalan yang tak bertabur bunga. Namun, pengorbanan itulah yang ditempuh Inggit, atas nama cinta kepada rakyatnya.
Sempat Dijual
Jajang, saat Inggit dan Soekarno membelinya, dulu, rumah ini masih berbentuk rumah panggung.
"Karena Bung Karno harus diasingkan, rumah ini sempat dijual dan dijadikan uang bekal di pengasingan. Namun, tanah ini kembali lagi kepada Ibu Inggit pada 1949 dari hasil perkumpulan kawan-kawan perjuangan untuk membelikan rumah untuk Inggit," ujar Jajang.
Pada saat itu, Inggit sempat ditanya mau rumah di mana dan Inggit memilih rumah dan tanah yang pernah ia tempati bersama Soekarno.
"Saat itu dia bilang saya ingin menghabiskan masa hidup saya dengan kenangan indah waktu masih dengan Bung Karno," ujarnya.
Di rumah Inggit Garnasih menghabiskan sisa umurnya dan berpulang pada 13 April 1984 di umur 96 tahun. (*)
Jejak Karya Soekarno di Bandung, Gaya Arsitekturnya Dipengaruhi Rasa Nasionalisme |
![]() |
---|
Megawati Sindir Partai-partai yang Hadir di Bulan Bung Karno: Mau Ikut Boleh, Tidak Ga Apa-apa |
![]() |
---|
Sejarah Berulang, Ganjar Pranowo Lakukan Apa yang Dilakukan Jokowi 10 Tahun Lalu |
![]() |
---|
Puncak Peringatan Bulan Bung Karno, Babancong Garut Pernah Jadi Tempat Pidato Sang Proklamator |
![]() |
---|
Pidato Puan Maharani Berapi-api, Kisahkan Seokarno, Puji Megawati dan Jokowi, Ajak Menangkan Ganjar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.