Guru Ngaji Rudapaksa Belasan Anak

Ustaz Abal-abal Lakukan Tindakan Bejat di Garut, MUI Ingatkan Orang Tua Hati-hati Titipkan Anak

MUI Kabupaten Garut mengutuk keras aksi kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum guru ngaji terhadap 17 anak di bawah umur.

Penulis: Sidqi Al Ghifari | Editor: Giri
Tribun Jabar/Sidqil Al Ghifari
Aep Saepudin (50), seorang oknum guru ngaji di Garut yang merudapaksa 17 muridnya, saat dihadirkan dalam gelar perkara di Polres Garut, Polda Jabar, Kamis (1/6/2023). 

Laporan Kontributor Tribunjabar.id Garut, Sidqi Al Ghifari

TRIBUNJABAR.ID, GARUT - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Garut mengutuk keras aksi kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum guru ngaji terhadap 17 anak di bawah umur.

Aksi bejat itu dilakukan oleh Aep Saepudin (50) yang saat ini sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.

"Kami dari MUI Kabupaten Garut sudah sepakat mengutuk perbuatan tersebut, perbuatan cabul yang dilakukan oleh oknum ustaz tersebut," ujar Ketua MUI Garut, Sirojul Munir, dalam jumpa pers di Mapolres Garut, Kamis (1/6/2023).

Ia memastikan, tersangka tidak memiliki riwayat yang jelas tentang keilmuannya sebagai seorang ustaz yang menjadi berprofesi jadi guru ngaji.

Hal tersebut diketahui saat ia berkomunikasi langsung dengan tersangka di Polres Garut.

Dari komunikasi itu, Munir menyimpulkan bahwa tersangka telah melakukan kebohongan soal masa lalunya yang disebut pernah mengenyam pendidikan di satu pesantren.

"Tidak punya guru agama yang benar. Mungkin dia mengenal agama ini dari Google (atau) dari siapa saya tidak tahu ya. Yang jelas (dia) tidak ada sanad keilmuan," ungkapnya.

Baca juga: INILAH TAMPANG Oknum Guru Ngaji Rudapaksa 17 Anak di Garut, Ngaku Pernah Jadi Korban saat Kecil

Munir menjelaskan, tersangka juga tidak mengenalinya sebagai seorang ketua MUI di Kabupaten Garut.

Bahkan, menurutnya, tersangka juga telah berbohong soal lokasi pesantren yang disebut jadi tempat tersangka menimba ilmu.

Hal itu yang membuatnya yakin bahwa tersangka memang bukan orang terpelajar.

"Kesimpulan saya, dia ini bukan ustaz, tapi ustaz abal-abal yang mengaku ustaz. Jadi, oknum masyarakat yang mengaku ustaz," ujarnya.

Ia menyebut pernyataannya itu bisa dipertanggungjawabkan karena berdasar pada keilmuan.

Munir mengimbau masyarakat agar lebih selektif dalam menitipkan anaknya untuk belajar mengaji.

"Jangan salah menitipkan anak untuk diberi pelajaran kepada ustaz yang abal-abal, nantinya bahaya seperti yang terjadi saat ini, jadi harus selektif," ungkapnya.

Baca juga: KRONOLOGI Oknum Guru Ngaji Rudapaksa Belasan Anak di Garut, Pelaku Ancam Ulah Bebeja Bisi Diarah

Ia berharap kejadian seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari, dengan catatan para orang tua harus rajin mememantau kegiatan belajar anak.

"Jangan salah menitipkan anak untuk diberikan pelajaran kepada ustaz yang abal-abal nantinya bahaya, seperti yang terjadi saat ini, jadi harus selektif," ujarnya. (*)

#TribunBreakingNews

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved