Temuan Kasus Polio, Bisa Sebabkan Kelumpuhan, Masyarakat Diimbau Waspada, Kenali Gejalanya

Adanya temuan kasus polio di sejumlah daerah masyarakat diimbau untuk waspada karena penyakit ini bisa sebabkan kelumpuhan karena itu kenali gejalanya

Editor: Siti Fatimah
Shutterstock/Babul Hosen
Ilustrasi polio - Pemdaprov Jabar terus memantau dan mewaspadai kemungkinan potensi penyebaran polio menyusul temuan satu kasus positif di Kabupaten Purwakarta. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus polio ditemukan disejumlah daerah, untuk itu masyarakat diimbau untuk mewaspadai penyakit ini. Karena dampak dari penyakit polio ini dapat menyerang sistem saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan otot bahkan kematian. 

Untuk itu, masyarakat juga perlu mengetahi apa itu virus polio, gejala atau tanda, hingga cara penularan dan bagaimana upaya untuk mencegahnya.

Berikut penjelasan mengenai penyakit polio seperti yang dikutip Tribun dari laman resmi infeksiemerging.kemkes.go.id.

Virus Polio

Virus Polio adalah Virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.

Virus Polio terdiri dari 3 strain yaitu strain-1 (Brunhilde), strain-2 (Lansig), dan strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae.

Baca juga: Vaksinasi Polio di Jawa Barat Serentak Dimulai 3 April 2023

Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.

Virus polio yang ditemukan dapat berupa virus polio vaksin/sabin,  Virus polio liar/WPV (Wild Poliovirus) dan VDPV (Vaccine Derived Poliovirus).

VDVP merupakan virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan dapat menyebabkan kelumpuhan.

VDPV diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu

1). Immunodeficient-related VDPV (iVDPV) berasal dari pasien imunodefisiensi,

2). Circulating VDPV (cVDPV) ketika ada bukti transmisi orang ke orang dalam masyarakat, dan

3). Ambiguous VDPV (aVDPV)  apabila tidak dapat diklasifikasikan sebagai  cVDPV atau iVDPV. Penetapan jenis virus yang dimaksud, ditentukan berdasarkan pemeriksaan laboratorium.

Identifikasi VDPV berdasarkan tingkat perbedaan dari strain virus OPV. Virus polio dikategorikan sebagai VDPV apabila terdapat perbedaan lebih dari 1 persen  (>10 perubahan nukleotida) untuk virus polio tipe 1 dan 3, sedangkan untuk virus polio tipe 2 apabila ada perbedaan lebih dari  0,6 % (>6 perubahan nukleotida).

Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun.

Baca juga: Ridwan Kamil: Sub PIN Polio Perwujudan Bela Negara, Berharap Capaiannya di Jabar Lebih 95 Persen.

Gejala, Tanda dan Masa Inkubasi

Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.

Kebanyakan orang terinfeksi (90 % ) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali.

Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

Adapun gejala Penderita polio dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Polio non-paralisis dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit

Polio paralisis menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.

Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.

Baca juga: 108 Ribu Anak Balita Kota Bandung Bakal Diimunisasi Polio, Petugas akan Lakukan Sweeping

Cara Transmisi (Penularan)

Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus.

Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.

Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio.

Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses.

Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus polio tidak memiliki tanda-tanda penyakit dan tidak pernah sadar bahwa mereka telah terinfeksi.

Orang-orang tanpa gejala ini membawa virus dalam usus mereka dan dapat “diam-diam” menyebarkan infeksi ke ribuan orang lain.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Dukungan Bupati dan Wali Kota Gelar Vaksinasi Polio, Sasar 4 Juta Balita

Cara Pencegahan

Imunisasi merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah penyakit polio. 

Vaksin polio yang diberikan berkali-kali dapat melindungi seorang anak seumur hidup.

Pencegahan penyakit polio dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemberian imunisasi polio pada anak-anak.

Pencegahan penularan ke orang lain melalui kontak langsung (droplet) dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun yang sehat.

Selain itu mencegah pencemaran lingkungan (fecal-oral) dan pengendalian infeksi dengan menerapkan buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved