Jelang Ramadan, BI Cirebon Gandeng Ulama Kendalikan Inflasi Melalui Hal Ini
Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon mengajak kalangan ulama se-Kabupaten Cirebon berpartisipasi aktif mengendalikan inflasi.
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Januar Pribadi Hamel
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNCIREBON.COM, CIREBON - Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Cirebon mengajak kalangan ulama se-Kabupaten Cirebon berpartisipasi aktif mengendalikan inflasi.
Agar para ulama itu menyampaikan ceramah mengenai pentingnya menghindari perilaku konsumtif kepada masyarakat, khususnya saat menjelang Ramadan seperti sekarang.
"Ini jadi satu cara kami stabilkan harga kebutuhan pokok selama Ramadan hingga Lebaran nanti," ujar Kepala KPw BI Cirebon, Hestu Wibowo, saat ditemui usai Focus Group Discussion (FGD) Pengendalian Pola Perilaku Konsumtif Selama Ramadan di Hotel Grand Tryas, Jalan Tentara Pelajar, Rabu (22/3/2023).
Baca juga: Kendalikan Inflasi Daerah, DKUKMPP Kota Cirebon Bakal Terus Menggelar Pasar Murah Selama Ramadan
Kegiatan FGD yang turut dihadiri Anggota Komisi XI DPR RI, Satori, tersebut tampak diikuti puluhan ulama, kiai, hingga pengasuh pondok pesantren di wilayah Kabupaten Cirebon.
Hestu mengatakan, para ulama dapat mengedukasi masyarakat mengenai perilaku konsumtif melalui ceramah di tempat ibadah, pengajian, forum silatutahmi, dan momen lainnya saat bertemu masyarakat.
Pasalnya, tingkat konsumsi kebutuhan pokok selama Ramadan diprediksi meningkat, sehingga berpotensi memicu gejolak harga dan ketersediaan komoditas di pasaran.
"Sekarang stok bahan pangan dan komoditas lainnya masih aman, ada kenaikan sedikit wajar, karena yang harus dijaga kenaikan harga di atas normal," kata Hestu Wibowo.
Ia menyampaikan, peran ulama dalam mengedukasi masyarakat tidak melakukan aksi borong massal saat membeli kebutuhan pokok selama Ramadan sangat penting dalam mengendalikan inflasi.
Jika aksi borong terjadi, maka harga kebutuhan akan melonjak tinggi, karena berdasarkan hukum ekonomi, harga-harga akan meningkat saat permintaan suatu barang tinggi.
"Kami berharap ulama menjadi perpanjangan tangan KPw BI Cirebon untuk mengajak masyarakat tidak terlalu banyak membeli kebutuhan pokok," ujar Hestu Wibowo.
Sementara Anggota Komisi XI DPR RI, Satori, mengakui kegiatan kali ini diinisiasi untuk meningkatkan peran pondok pesantren, khususnya para pengasuhnya dalam pengendalian inflasi.
Sebab, menurut dia, pengasuh pondok pesantren mempunyai peranan besar untuk mengajak santrinya tidak konsumtif selama Ramadan hingga Lebaran.
"Pengasuh ini dapat mengedukasi santri-santrinya agar tidak konsumtif, karena berpotensi memicu kenaikan harga pangan maupun fesyen," kata Satori.
Artikel TribunJabar.id lainnya bisa disimak di GoogleNews.
| Kenaikan Harga Emas Dorong Inflasi, Pengamat Sebut Masyarakat Kini Lebih Rasional Berinvestasi |
|
|---|
| Pengamat Ekonomi Menilai Inflasi Bulanan yang Dipicu Harga Emas Bisa Menjadi Sinyal Positif |
|
|---|
| LINK Download Kalender 2026 PDF Resmi dari Kemenag, Lengkap Jadwal Puasa Ramadan 1447 H |
|
|---|
| HSN di Pangandaran Diramaikan Ribuan Santri, Gelar Pawai ke Lapangan Merdeka |
|
|---|
| Ternyata Volume Sampah di Bandung Raya Meningkat 40 Persen saat Ramadan dan Idulfitri |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.