BKKBN dan Tribun Network Kolaborasi 'Semesta Mencegah Stunting'

Acara Kick Off program 'Semesta Mencegah Stunting' kolaborasi BKKBN dan Tribun Network.

putri puspita n
CEO Tribun Network Dahlan Dahi dan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.(HC)dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K) pada acara Kick Off program 'Semesta Mencegah Stunting' kolaborasi BKKBN dan Tribun Network. 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Indonesia sedang mempersiapkan generasi emas pada 2045, namun tantangan permasalahan stunting masih menjadi masalah bagi bayi  dan anak di bawah usia dua tahun.

Stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Dampak dari kekurangan gizi tersebut adalah bayi stunting biasanya tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya dan juga gagal dalam berkembang di bidang intelektual.

Pada awal tahun 2021 pemerintah Indonesia pun menargetkan angka Stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.(HC)dr. Hasto Wardoyo
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.(HC)dr. Hasto Wardoy pada acara Kick Off program 'Semesta Mencegah Stunting' kolaborasi BKKBN dan Tribun Network.
o  

Dalam program mendukung pengentasan stunting BKKBN bekerjasama dengan Tribun Network untuk menggelar program 'Semesta Mencegah Stunting', dimana dalam agenda tersebut nantinya akan dikampanyekan mengkonsumsi telur dengan kampanye #CukupDuaTelur

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr.(HC)dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K) menjelaskan bahwa kondisi stunting di Indonesia pada 2022 mencapai 21,6 persen dimana jumlah ini turun, setelah sebelumnya di tahun 2021 jumlah stunting mencapai 24,6 persen.

"Stunting biasanya meningkat saat usia 11 bulan sampai 23 bulan karena gagal  memberikan makanan tambahan dan harus ada protein hewani, jangan hanya karbohidrat," kata Hasto secara virtual, Selasa (21/3/2023).

Protein hewani yang bisa dikonsumsi dikatakan Hasto adalah telur, ikan laut maupun ikan tawar.

CEO Tribun Network Dahlan Dahi dan Kepala BKKBN, Dr.(HC)dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K)
CEO Tribun Network Dahlan Dahi dan Kepala BKKBN, Dr.(HC)dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG.(K) pada acara Kick Off program 'Semesta Mencegah Stunting' kolaborasi BKKBN dan Tribun Network.

Selain itu juga Hasto mengingatkan pentingnya memberikan asi eksklusif pada enam bulan pertama untuk membantu pertumbuhan bayi.

Sementara itu Kakak Asuh Anak Stunting, Krisdayanti mengatakan pada 1000 hari pertama dalam kandungan sangat penting untuk menjaga daya kembang anak.

"Hal yang harus dijaga adalah konsumsi protein seperti konsumsi 2 telur cukup daripada makan makanan instan. Lalu di 820 hari, jaga anak dengan pola asuh yang baik," kata Krisdayanti.

Krisdayanti juga mengingatkan pentingnya perencanaan yang tepat sebelum memutuskan untuk menikah.

"Tiga bulan sebelum menikah harus mempersiapkan banyak hal terutama mental. Saat ini juga sudah banyak perempuan pejuang asi dan ditengah pekerjaan mereka menyiapkan asi untuk anak-anaknya" tuturnya.

Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra mengatakan sebagai media berupaya memperkenalkan kata stunting di masyarakat.

Ia mengatakan, di jajaran Tribun Network lebih dari 2000 berita dari seluruh Indonesia soal stunting dan itu tidak menjamin  orang mengerti akan makna stunting.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved