Ketua KPU RI Ajak Praja IPDN Jadi Anggota KPPS, Kalau Perlu Masuk Bobot Penilaian SKS

"Kalau ada kerja praktik, mahasiswa dipulangkampungkan, tugas jadi anggota KPPS. Syaratnya kan sudah usia pemilih"

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Adityas Annas Azhari
Tribun Jabar/Kiki Andriana
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asary saat diwawancara Tribun Jabar.id di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) kampus Jatinangor, Sumedang, Selasa (14/3/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim As'ary mengajak praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dan mahasiswa pada umumnya untuk terlibat dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. 

"Setidaknya menjadi anggota KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara)," kata Hasyim As'ary saat memberikan kuliah umum di IPDN Jatinangor, Selasa (14/3/2023). 

Hasyim As'ary mengatakan, lembaga pendidikan tinggi bisa mendukung ajakan itu dengan cara mengizinkan mahasiswa pulang kampung apalagi dikaitkan dengan tugas praktik yang nantinya menjadi bahan penilaian para dosen. 

Baca juga: Mantan Ajudan Lucky Hakim Kini Ada yang Jadi Lurah, Bupati Indramayu: Anak IPDN Harus Berkarier

"Kalau ada kerja praktik, mahasiswa dipulangkampungkan, tugas jadi anggota KPPS. Syaratnya kan sudah usia pemilih dan harus sesuai alamat KTP," ujarnya

"Nanti kami beri SK, honor, dan sertifikat.  Dan nanti mohon bobot SKS-nya dibesarkan, sebagai bentuk apresisasi untuk para mahasiswa," kata Hasyim As'ary . 

Baca juga: Tiga Kepala Daerah Bahas Sejumlah Strategi di IPDN Sumedang, dari Masalah Stunting Hingga Ekonomi

Dia menjelaskan, ajakan itu berdasarkan hasil kajian pada peristiwa Pemilihan Umum 2019 di mana banyak anggota KPPS yang meninggal dunia. 

Menurut Hasyim, berdasarkan riset Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Universitas Gadjah Mada, meninggalnya ratusan anggota KPPS itu akibat usia lanjut dan penyakit bawaan. 

"Maka kini ada pembatasan, maksimal usianya 50 tahun," ujar Hasyim As'ary. 

 

Hasyim As'ary mengaku sangat senang jika mahasiswa terlibat dalam penyelenggaraan Pemilu. Sebab, itu menjadi wahana bagi para mahasiswa untuk menyediakan saluran ekspresi pilihan. 

"Walaupun kerja KPPS tiga hari,  dari sinilah ekspresi pilihan, wujud dari kedaulatan dengan menjaga orisinalitas suara," kata Hasyim As'ary. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved