Ibu Hamil Ditolak RSUD Subang

Gubernur Jabar Minta Kasus Ibu Hamil Mau Melahirkan Ditolak RSUD Subang Ditindaklanjuti

Gubernur juga mengatakan telah meminta Bupati Subang untuk menindaklanjuti kasus tersebut. 

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ravianto
Dok Humas Pemkab Subang
Bupati Subang H Ruhimat melakukan sidak ke RSUD Subang, Selasa (7/3/2023) setelah viralnya seorang ibu hamil meninggal setelah ditolak di RSUD tersebut. 

TRIBUNJABAR.ID, SUBANG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, meminta Bupati Subang segera menegur dan mengevaluasi RSUD Ciereng Subang.

Hal ini berkaitan dengan kasus Kurnaesih (39), ibu hamil asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, yang meninggal setelah tidak bisa mendapat penanganan di rumah sakit tersebut.

"Saya sudah minta Pak Bupati untuk menegur dan mengevaluasi RSUD, karena jika sangat emergency, urusan nyawa harus didahulukan apapun situasinya," tuturnya melalui pesan singkat, Selasa (7/3).

Gubernur juga mengatakan telah meminta Bupati Subang untuk menindaklanjuti kasus tersebut. 

"Kasus ini harus menjadi pelajaran," ujarnya.

Kurnaesih dibawa ke RSUD Ciereng oleh suaminya, Juju Junaedi, diantar bidan Desa Buniara, Euis, dan bidan jaga Puskesmas Tanjungsiang, menggunakan ambulans puskesmas, Kamis (16/2) malam.

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat memberi keterangan kepada wartawan di Mapolda Jabar, Selasa (28/2/2023).
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, saat memberi keterangan kepada wartawan di Mapolda Jabar, Selasa (28/2/2023). (Tribun Jabar/Nazmi Abdurrahman)

Mereka tiba di RSUD Ciereng sekitar pukul 21.00 dan langsung dibawa ke ruang IGD.

Karena kondisinya hendak melahirkan, Kurnaesih lantas dibawa ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK).

Namun, sesampainya di sana, perawat justru menolak menanganinya dengan alasan ruangan sudah penuh dan tak ada surat rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

Baca juga: Polisi Dalami Kasus Ibu Hamil Meninggal usai Ditolak RSUD Subang, Ada unsur Kelalaian Petugas?

Euis, bidan desa yang mengantar Kurnaesih, sempat memohon dan menjelaskan bahwa pasien langsung dibawa ke rumah sakit setelah pihak Puskesmas Tanjungsiang menelepon karena kondisinya darurat.

Euis mengatakan, surat rujukan akan diberikan kemudian karena saat itu sudah malam.

Namun, kara Euis, perawat keukeuh menolak menangani Kurnaesih.

Akhirnya, malam itu pula mereka pun terpaksa membawa Kurnaesih menuju rumah sakit Bandung untuk ditangani. Namun, di perjalanan, Kurnaesih meninggal. 

Kemarin, bersama staf Puskesmas Tanjungsiang, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr Maxi, akhirnya menyempatkan datang ke kediaman Juju Junaedi di Kampung Cikatombe.

Maksi mengaku datang untuk bersilaturahmi dan mengungkapkan rasa belasungkawa pemerintah secara langsung.

"Saya datang ke sini menemui keluarga almarhumah Kurnaesih, mewakili Pak Bupati Subang untuk ikut turut berduka cita dan menyampaikan permohonan maaf dari Pak Bupati, maupun saya sendiri selaku Kadinkes dan pihak RSUD Subang," ujar Maxi.

Maxi mengatakan, kematian Kurnaesih ini adalah peristiwa pahit bagi pihak keluarga maupun tenaga kesehatan 

"Tak ada niat sama sekali dari tenaga kesehatan untuk menelantarkan ataupun menolak pasien," ujarnya.

Maxi berharap, peristiwa seperti ini tidak lagi terulang di masa depan.

"Selain harus profesional, tenaga kesehatan juga harus punya empati dan hati nurani terhadap pasien yang akan berobat, apalagi pasien yang dalam kondisi darurat atau kritis yang membutuhkan pertolongan cepat seperti kasus Kurnaesih," ujarnya.

"Anggaplah pasien kita itu keluarga kita sendiri, jadi harus benar-benar ditangani dan dirawat dengan penuh empati dan hati nurani." 

Maxi mengatakan, saat merujuk pasien ke rumah sakit lain, tenaga medis harus bisa memastikan bahwa kondisi pasien tersebut aman untuk menempuh perjalanan ke rumah sakit rujukan.

"Pastikan dulu kondisi pasien seperti apa atau tangani dulu sebelum dirujuk ke rumah sakit lain, agar apa yang terjadi di pada Kurnaesih tak terulang lagi di kemudian hari," katanya

Juju mengaku sudah mengikhlaskan kematian istrinya.

"Semoga istri saya diterima iman Islamnya dan meninggal dalam keadaan syahid. Saya juga mengucapkan terima kasih atas kunjungan Pak Kadinkes ke keluarga kami," kata Juju.

Juju berharap RSUD Ciereng bisa memperbaiki pelayanan sehingga tak ada korban lain yang bernasib sama seperti istrinya.

"Cukup istri saya yang terakhir," ujarnya.

Dihubungi melalui telepon, kemarin, Kapolres Subang, AKBP Sumarni, polisi akan turun tangan untuk menyelidiki kasus ini. Jika ditemukan unsur pidana, tegas Sumarni, status kasusnya tentu akan mereka tingkatkan

"Apakah ada unsur pembiaran? Kalau ada unsur pasal yang dilanggar bisa kena saksi," kayanya.(syarif abdussalam/nazmi abdurahman/ahya)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved