Ibu Hamil Ditolak RSUD Subang

Polisi Dalami Kasus Ibu Hamil Meninggal usai Ditolak RSUD Subang, Ada unsur Kelalaian Petugas?

Pendalaman juga dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pidana berupa pembiaran atau kelalaian oleh petugas kesehatan dalam kasus itu.

Tribun Jabar/Ahya Nurdin
RSUD Ciereng Subang. Warganet menyoroti pelayanan buruk RSUD Subang setelah kasus ibu hamil kritis ditolak yang kemudian meninggal dalam perjalanan ke Bandung. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Polres Subang mendalami kasus kematian ibu dan anak yang diduga ditolak RSUD Subang.

Kapolres Subang AKBP Sumarni mengatakan, pendalaman dilakukan untuk mencari informasi dan mengumpulkan bahan keterangan dari sejumlah pihak.

"Mendata, mencari informasi keterangan," ujar Sumarni, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (7/3/2023).

Selain itu, kata dia, pendalaman juga dilakukan untuk memastikan ada atau tidaknya unsur pidana berupa pembiaran atau kelalaian oleh petugas kesehatan dalam kasus itu.

"Pengumpulan bahan keterangan informasi, apakah ada unsur pembiaran. Kalau ada unsur pasal yang dilanggar bisa kena saksi," kayanya.

Sementara itu, dalam kasus ini, kata Sumarni, belum ada pihak yang membuat laporan Polisi.

"Belum ada juga yang melapor," ucapnya.

Sebelumnya, Kurniasih (39) seorang Ibu yang hendak melahirkan, meninggal dunia akibat ditolak oleh pihak Rumah Sakit milik Pemerintah Kabupaten Subang tersebut.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Bupati Subang Segera Evaluasi RSUD Subang, Buntut Kasus Ibu Hamil Ditolak

Kurnaesih (39), di bawa ke RSUD Ciereng Subang dalam keadaan kritis, namun ditolak oleh pihak RSUD karena tak ada rujukan dari pihak Puskesmas Tanjungsiang, padahal saat itu, pasien didampingi oleh bidan yang menyatakan bahwa pasien tersebut kritis harus segera ditangani pihak rumah sakit.

Juju Junaedi, suami korban mengatakan, peristiwa terjadi pada Kamis (16/2/2023) itu tersebut bermula saat dirinya memeriksakan sang istri ke bidan desa.

Hasil pemeriksaan, kondisi bayi dan ibunya sehat.

"Namun, sekitar pukul 21.00 WIB, Kamis(16/2/2023) setelah diperiksa ke bidan, tiba-tiba istri saya mengalami muntah dan kejang-kejang. Sehingga saya langsung bawa ke Puskesmas Tanjungsiang dan dirujuk menggunakan ambulance Puskesmas ke RSUD Subang, karena kondisinya memang semakin kritis," kata Juju Junaedi, kepada wartawan, Sabtu (4/3/2023), saat ditemui di kediamannya di Kampung Citombe, RT 03/01 Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang.

Menurut Juanedi, awalnya, sang istri diterima oleh IGD RSUD.
Namun, ketika akan masuk ke ruang Ponek (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif) untuk mendapatkan tindakan, malah ditolak dengan alasan pihak RSUD belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

"Saya akhirnya membawa istri menuju ke salah salah satu RS di Bandung, karena di RSUD Subang tidak memberikan tindakan apapun terhadap istri saya yang saat itu kondisinya sangat kritis. Tetapi sayang istri saya meninggal dalam perjalanan sebelum sampai ke Rumah Sakit di Bandung," katanya

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved