Sapi di Kuningan Terancam Penyakit Lato-Lato, Pemkab Lakukan Skema Ini Untuk Hindari Penyebaran
Sejumlah sapi di Kuningan terancam positif penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) alias Lato-lato setelah ditemukan adanya beberapa sapi perah di kalangan
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Darajat Arianto
"Sebaran terjadi hingga penyakit LSD banyak ditemukan kasusnya, ini akibat manajemen kandang kurang bersih dan lingkungan kandang terlalu banyak mobilisasi. Terutama lalu lintas jenis sapi sendiri yang dilakukan peternak," katanya.
Mengenai pengobatan mujarab pada penyakit Lato - lato, Rofiq menyebut hingga kini belum ada pasti untuk diberikan pada sapi hingga sehat normal. Namun, dalam pencegahannya itu banyak dilakukan hingga kondisi lingkungan bersih dan itu jaminan kesehatan pada hewan ternak.
"Ya, untuk obat mujarab untuk diberikan pada sapi hingga cepat sembuh, hingga kini belum kami temukan. Namun, pencegahan dan untuk sapi tetap sehat, itu banyak dan harus dilakukan para pemilik," katanya.
Diketahui sebelumnya, jumlah Sapi perah yang terjangkit penyakit Lumpy Skin Disease (LSD) atau dikenal dengan sebutan penyakit Lato - Lato, jumlahnya sudah mencapai sekitar 13 ekor.
"Kesehatan sapi hingga terjangkit, itu akibat paparan virus melalui serangga yang terjadi di lingkungan kandang sapi," kata Jhonnais, yang kebetulan Penyuluh Koperasi Susu Karya Nugraha, saat ditemui kandang sapi milik warga, Selasa (7/3/2023).
Jhonnais menyebut, sebaran penyakit itu diketahui, pada beberapa pekan lalu hingga membuat peternak resah.
"Mengenai penyebaran hingga muncul sapi terjangkit penyakit LSD, itu terjadi sekitar dua Minggu lalu. Dari kejadian itu, dikatakan positif LSD setelah dilakukan cek medis melalui hasil laboratorium," ujarnya.
Mengenai gejala hingga sapi mengalami sakit dan diketahui terpapar LSD, ini di terlihat pada bagian organ bawah sapi.
"Gejala penyakit LSD positif, ini dari timbulnya bentuk bulat pada kaki sapi. Nah, bentuk bulat itu bisa membesar hingga akhirnya pecah. Nah, saat pecah nanti, cairan itu bau tak sedap," ujarnya.
Berita sebelumnya, sejumlah peternak sapi perah di Kuningan resah. Hal itu menyusul dengan penyebaran penyakit LSD (Lumpy Skin Disease) atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit Lato - lato.
Keserahan terjadi, seperti di alami Yono (36), salah seorang peternak warga Kampung Mulya Asih Desa Puncak, Kecamatan Cigugur, saat di temui di sela aktivitasnya sebagai peternak sapi.
"Jelas sangat resah dan hawatir, apalagi penyakit Lato - Lato baru terjadi sekitar semingguan lalu," kata Yono saat berbincang dengan wartawan tadi, Selasa (7/3/2023).
Menurut Yono mengemuka, serangan penyakit itu terjadi pada bagian bawah, itu terlihat di kaki depan dan belakang hingga menimbulkan keanehan bentuk tubuh sapi.
"Penyakit Lato - Lato, kalau kata petugas medis hewan, itu penyakit cacar sapi, yang di akibatkan oleh penyebaran virus. Nah, berdasarkan pengalaman saya, awal serangan penyakit itu dari bagian kaki sapi," ujarnya.
Dengan muncul bentuk bulat dan aneh, hingga bentuk itu membesar, membuat sapi sakit," katanya.
Pemkab Kuningan
Dinas Peternakan
Lumpy Skin Disease
Peternak Sapi
Penyakit Mulut dan Kuku
hewan ternak
Anggota DPRD Jabar Sri Dewi Anggraini Ajak Semua Kalangan Jaga Kehalalan dan Kesehatan Ternak |
![]() |
---|
Heboh Website Pemkab Kuningan Diduga Bocor Hingga Muncul Beranda Situs Judi Online |
![]() |
---|
Alhamdulillah, Petani Tembakau di Sumedang Bakal Dapat Bantuan 150 Domba |
![]() |
---|
Kebutuhan Hewan Kurban Meningkat, Anggota DPRD Jabar Arief Maoshul: Beli Langsung di Peternak |
![]() |
---|
95 Persen Hewan Kurban untuk Hari Raya Idul Adha di Bandung Dipasok dari Luar Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.