Inilah Cerita Bidan tentang Kronologi Ibu Hamil Meninggal setelah Ditolak Melahirkan di RSUD Subang

Keluarga Juju Junaedi, warga Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang, Jawa Barat, terpukul dan kecewa terhadap pihak RSUD Subang.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Hermawan Aksan
tribun jabar
Euis, bidan desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Subang (kiri), didampingi Juju Junaedi, suami Kurnaesih.  

Kemudian, menurut Euis, mereka bersama pasien dan keluarganya tiba di RSUD Subang sekitar pukul 21.00 WIB. Pasien dibawa ke ruang IGD.

"Di ruang IGD, pasien mendapat perawatan sebentar, kemudian langsung dibawa ke ruang PONEK (Ruangan Khusus Ibu Melahirkan)," ucapnya.

"Namun sayang, sesampai di ruang PONEK, perawat malah ngomong ruangan PONEK penuh dan ICU juga penuh dan silakan bawa pasien ke rumah sakit yang lain, tanpa ada pemeriksaan dari pihak perawat di ruang tersebut," imbuhnya.

Euis juga mengaku sempat beradu mulut dengan perawat di PONEK untuk meminta pasien diperiksa terlebih dulu karena kondisi pasien dalam keadaan kritis mau melahirkan.

"Saya mencoba memohon agar dilakukan pemeriksaan kesehatan pasien dulu kepada perawat, agar kami tahu keadaan pasien bagaimana jika harus dilarikan ke rumah sakit yang lain."

"Namun permohonan tersebut diabaikan pihak perawat seolah-olah tidak peduli kepada pasien," tandasnya.

Padahal, kata Euis, perawat bisa memberikan pertolongan dulu dan memastikan kondisi pasien.

"Tapi malah tetap dicuekin. Saat itu, saya minta tolonglah kepada para perawat cek dulu kesehatan pasien jauh-jauh saya bawa dari Tanjungsiang ke Subang hanya mendapat omongan rumah sakit penuh, bukannya diperiksa," ungkap Euis.

"Karena merasa kecewa campur bingung, saya waktu itu coba ngobrol dengan pihak keluarga pasien, bagaimana kalau pasien kita bawa ke rumah sakit yang lain soalnya di sini penuh."

"Tak banyak pikir, waktu itu pasien langsung kami bawa dengan ambulans puskesmas menuju ke rumah sakit di Bandung."

"Namun tak menyangka, di tengah perjalanan pasien muntah lagi dan akhirnya pasien meninggal sebelum sampai ke rumah sakit," terangnya.

"Jujur saya merasa malu sekaligus kecewa kita sama-sama propesi sebagai tenaga kesehatan, cobalah bekerja yang baik dan profesional, karena pekerjaan kita sama-sama menyelamatkan nyawa manusia," ucap Euis bernada kesal. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved