Antisipasi Bullying dan Terorisme, Polda Jabar Siap Bentuk Satuan Tugas di Sekolah Libatkan siswa

Kabid Humas Polda Jabar Kombes Hendra Rochmawan menyebut kepolisian tengah merancang pembentukan satuan tugas di sekolah dengan melibatkan siswa.

Tribun Jabar/Muhamad Nandri Prilatama
SATGAS DI SEKOLAH - Foto arsip Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan. Hendra menyampaikan kepolisian tengah merancang pembentukan satuan tugas di sekolah-sekolah dengan melibatkan siswa. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Densus 88 sempat mencatat ada 110 anak di Indonesia teridentifikasi terekrut kelompok terorisme.

Jawa Barat tercatat menempati posisi teratas sebagai wilayah dengan kasus keterpaparan radikalisme anak melalui dunia digital.

Kapolda Jabar, Irjen Rudi Setiawan melalui Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan, mengatakan terjadi pergeseran metode perekrutan anak oleh kelompok radikal di era saat ini.

Menurut Hendra, perekrutan dilakukan melalui media sosial, berbeda dengan dahulu yang dilakukan salah satunya dengan membentuk pengajian untuk menyisipkan paham radikal.

"Memang metode baru dan sebenarnya sudah lama dan lebih efektif itu lewat media sosial," katanya, Senin (24/11/2025).

Hendra mengatakan kelompok radikalisme salah satunya menyasar generasi Z dengan memanfaatkan teknologi. 

Baca juga: Kabar Terbaru Calon Pelatih Timnas Indonesia, PSSI Bidik Asisten Pelatih Liverpool

Ia menilai kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena anak-anak dan remaja di era saat ini tak lepas dari penggunaan gawai.

"Penggunaan gawai di tanah air khususnya gen Z sangat masif. Tentu, para kelompok radikal mencoba memanfaatkan teknologi untuk merekrutnya," ujarnya.

Hendra Rochmawan menjelaskan ada berbagai faktor yang dapat membuat anak lebih rentan terhadap upaya perekrutan kelompok terorisme, mulai kondisi lingkungan hingga persoalan pendidikan dan ekonomi.

Faktor-faktor tersebut, menurutnya, membuka celah bagi kelompok tertentu mempengaruhi target yang dianggap mudah direkrut.

"Di samping pendidikan, kemiskinan, sulitnya pekerjaan, dan persaingan kerja ketat, memudahkan mereka direkrut dengan berbagai cara," ujarnya.

Sebagai bentuk pencegahan, Polda Jabar menyiapkan sejumlah langkah yang melibatkan berbagai pihak, termasuk bekerja sama dengan para pemangku kepentingan di daerah dan da’i Kamtibmas.

Baca juga: Anggota DPR Fraksi Gerindra Ini Pertanyakan Pembatasan Truk AMDK di Jawa Barat Awal 2026

Hendra menyampaikan kepolisian tengah merancang pembentukan satuan tugas di sekolah-sekolah dengan melibatkan siswa.

Langkah ini dipandang penting sebagai upaya antisipasi, khususnya setelah insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta yang pelakunya diketahui merupakan korban perundungan. Dengan mekanisme ini, deteksi dini diharapkan bisa dilakukan lebih efektif.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved