Wawancara Khusus

WAWANCARA KHUSUS Kadishub Jabar A Koswara, Usulkan Pedestrian Walk dari Stasiun KA ke Al Jabbar

Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, menjadi magnet yang teramat kuat untuk dikunjungi. Dampakanya ada kemacetan. Dishub kerja keras mengurai.

Tribun Jabar/Muhamad Syarif Abdussalam
Kemacetan parah terjadi di jalan di sekitar Masjid Al Jabbar di Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Minggu (15/1/2023). 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Masjid Raya Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, telah menjadi magnet yang teramat kuat, menarik masyarakat untuk beribadah maupun berwisata di masjid terbesar di Jawa Barat tersebut.

Dari mulai dini hari sampai malam, ribuan orang memadati kawasan masjid di timur Bandung tersebut. Pengunjung yang terus ramai mendatangi Masjid Raya Al Jabbar pun tidak jarang menyebabkan kepadatan lalu lintas di berbagai ruas jalan di sekitarnya.

Lantas bagaimanakah upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk memperlancar lalu lintas dan transportasi di sekitar Al Jabbar? Berikut wawancara jurnalis Tribun Jabar, Kisdiantoro, dengan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Barat, A Koswara.

Bagaimanakah kondisi terkini akses transportasi di Masjid Raya Al Jabbar?

Saya kebetulan terlibat cukup banyak di Al Jabbar, mulai tahun 2019 waktu masih proses pembangunan, dan sekarang sudah dioperasionalkan dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat, ini ada beberapa hal yang kondisinya diperhatikan. Jadi posisi Al Jabbar ini berada di Gedebage dengan beberapa asumsi yang dibuat dari perencanaannya. Pertama, aksesibilitasnya dulu direncanakan dari tol, kemudian dari Gedebage.

Baca juga: Nyaris Setiap Akhir Pekan Kawasan Masjid Al Jabbar Macet Parah, Pengamat Transportasi Sarankan Ini

Ada dua akses dari Gedebage dan Cimincrang, kemudian ada akses yang direncanakan dari kereta api. Sebenarnya akses-akses ini kemudian sekarang jadi terlihat terlambat karena aksesnya belum disediakan tapi masjidnya sudah dipakai. Bila seluruh akses sudah terpenuhi, Insya Allah akan nyaman untuk dikunjungi.

Kondisi yang terjadi saat ini memang sebagai dampak dari akses yang belum sempurna, yaitu Exit Tol KM 149 belum dibuka, akses dari Gedebage ke Al Jabbar pun masih belum maksimal dan ini masih sementara, darurat.

Kalau Cimincrang sudah jelas aksesnya sempit dan sangat sulit. Yang menjadi unggulan Itu sebenarnya dari kereta api dari Stasiun Cimekar kita usulkan buat pedestrian walk supaya jamaah nyaman ke Al Jabbar dari stasiun.

Mengapa kemacetan masih saja terjadi di sekitar Al Jabbar?

Sebenarnya bisa terlihat di waktu perizinan dan perizinan itu ada analisa dampak lalu lintas yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Bandung. Sekarang di situ terlihat bayangan perencanaannya seperti apa. Kalau kondisi seperti ini sekarang tidak bagus karena belum semua terpenuhi aksesnya.

Apa penyebab akses-akses ini belum terealisasi padahal masjid sudah dioperasikan?

Ini karena berbagai kewenangan, ini agak mempengaruhi, karena prioritas masing-masing antara pemerintah pusat, provinsi, dan Kota Bandung, masih perlu disinkronisasi. Jadi tidak ada konsen yang khusus dan menyeluruh dan kompak antara pemerintah ini untuk sama-sama membangun di kawasan Al Jabbar. Akhirnya rencana asumsi yang tadi tidak berjalan bersamaan.

Bagaimana Dishub Jabar mengatasi kemacetan di sana?

Masalah kemacetan yang terjadi sekarang kita petakan, ada empat hal yang harus kita carikan solusi secara terintegrasi dan komprehensif. Yang pertama jumlah pengunjung, kita tahu jumlah pengunjung sangat antusias dan sulit sekali dikendalikan dengan berbagai cara pasti akan ke sana.

Kemudian masalah sosial karena ada pembangunan di sana dengan keramaian seperti itu pasti akan mendorong berbagai hal yang saling menambah macetnya, ada pedagang kaki lima ada macam-macam lah itu jadi hambatan lalu lintas di sana.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved