Badan Jalan Penghubung Antardesa Terancam Ambles Akibat Erosi, Warga Ligung Majalengka Ngeluh

Hujan deras yang terjadi beberapa waktu terakhir di Kabupaten Majalengka, mengakibatkan erosi.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Januar Pribadi Hamel
Tribuncirebon.com/Eki Yulianto
Kondisi badan jalan penghubung antar desa di Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka yang semakin terkikis akibat erosi Sungai Cikeruh. Tribuncirebon.com/Eki Yulianto 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNCIREBON.COM, MAJALENGKA - Hujan deras yang terjadi beberapa waktu terakhir di Kabupaten Majalengka, mengakibatkan erosi.

Erosi salah satunya terjadi di bantaran Sungai Cikeruh, tepatnya di Blok Puteran Desa Ligung Lor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka.

Erosi yang terjadi itu bahkan menggerus sebagian badan jalan penghubung antardesa yang selama ini menjadi akses utama.\

Baca juga: Harga Beras Capai Rp 13 Ribu per Kilogram, Emak-emak di Majalengka Rela Berdesakan Beli Beras Murah

Sedikitnya, warga dari tiga desa, yakni Desa Ligung Lor, Desa Wanasalam dan Ampel kerap melintasi jalur tersebut.

Kondisi seperti itu tentunya dikeluhkan oleh warga setempat.

Salah satu warga, Warpan mengungkapkan, tanda-tanda erosi sudah terlihat sejak 2022 lalu.

Menurutnya, intensitas hujan yang cukup tinggi mengakibatkan tingkat erosi semakin tinggi hingga menggerus sekitar 70 sampai 100 meter di sepanjang jalan itu.

Baca juga: Bulog dan Pemkab Majalengka Gelar Operasi Pasar, Sediakan 20 Ton Beras, Bidik Dua Lokasi

"Erosi itu juga telah menimbulkan adanya jurang sedalam 7 meter, yang bisa memicu kecelakaan bagi pengguna jalan," ujar Warpan saat ditemui di lokasi, Rabu (15/2/2023).

Menurutnya, kondisi tersebut makin parah dalam waktu satu bulan terakhir.

Hal itu juga yang membuat warga sekitar mengalami kesulitan saat melintas, dikarenakan jalannya yang makin sempit.

"Makin parahnya mah bukan Januari, karena hujannya juga sering kan. Awalnya lebar jalan ini 2 meter sekarang mah setengah meter, kalau pinggirnya gak ditambahin tanah mah mobil gak bisa lewat," ucapnya.

Selain membahayakan pengguna jalan, kondisi tersebut juga cukup membuat warga terganggu.

Pasalnya, warga sekitar, khususnya Blok Muara Desa Wanasalam, sebagian besar usaha mereka menggunakan kendaraan roda empat untuk mengangkut barang, dan biasa melintas di jalan itu.

"Apalagi nanti kan masuk musim panen, banyak warga yang mengangkut padi. Ini sebenarnya akses utama mobil pengangkut barang dari Blok Muara (Desa Wanasalam), Bojongroreng Desa Putridalem (Kecamatan Jatitujuh)," jelas dia.

Sampai saat ini, Warpan menambahkan, baru dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) setempat yang memberikan bantuan, itu pun hanya karung.

Sementara lainnya, baru sebatas meninjau lokasi akibat erosi tersebut.

"Paling dari BBWS, ngasih bantuan karung," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved