Ada 41 Korban Penipuan Agen Travel Umrah di Majalengka, Kebanyakan Kelompok Arisan dan Pengajian

Para warga tersebut, menurutnya, kebanyakan teman kelompok arisan maupun pengajian.

Penulis: Eki Yulianto | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Cirebon/ Eki Yulianto
Eroh Saroh (55), warga Desa Ciomas, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka yang menjadi salah satu korban penipuan agen travel umrah dari 41 jemaah asal Kabupaten Majalengka, Jawa Barat 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA- Sebanyak 41 warga Kabupaten Majalengka, Jawa Barat menjadi korban penipuan yang dilakukan oleh agen travel umrah.

Diketahui mereka berasal dari empat kecamatan yang ada di kota angin.

Menurut salah satu korban asal Desa Ciomas, Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka, Eroh Saroh (41) mengatakan, di desa tempat tinggalnya hanya ia bersama suaminya yang menjadi korban.

Sementara, korban lainnya masih warga Majalengka yang tersebar di 4 kecamatan.

Baca juga: Puluhan Warga Majalengka Tertipu Travel Umrah, Tak Berangkat ke Tanah Suci, Ditelantarkan di Jakarta

"Di Desa Ciomas mah saya sama suami Asikin (58) (jadi korban), nah sisanya ada dari tetangga desa, di kecamatan lain juga ada."

"Pokoknya ada 4 kecamatan, Sukahaji, Sindang, Argapura dan Maja, jumlahnya 41 orang," ujar Eroh kepada Tribun, Sabtu (11/2/2023).

Para warga tersebut, menurutnya, kebanyakan teman kelompok arisan maupun pengajian.

Mereka sudah niat berangkat ke tanah suci untuk beribadah umrah sejak tiga tahun terakhir.

Uang-uang warga itu pun, kata Eroh, telah dititipkan secara kolektif di salah satu warga.

"Jadi ada yang teman pengajian, teman arisan, ada juga mantan jemaah haji, umrah. Kalau saya baru," ucapnya.

Eroh menceritakan, para jemaah tersebut berangkat bersama dirinya menggunakan bus ke Jakarta pada Minggu (29/1/2023).

Saat itu, pihak agen menjanjikan akan memberangkatkan rombongannya ke tanah suci.

Namun, bukannya langsung menuju bandara, Eroh beserta rombongannya justru diarahkan menginap di sebuah hotel di dekat bandara.

"Saya sama jemaah lain disuruh nginap 3 hari, dari situ belum ada kecurigaan. 3 hari itu, kita dibiayai nginapnya."

"Tapi pas hari ke-4 kita disuruh bayar sendiri, karena keberatan kita inisiatif pindah ke kontrakan di daerah Tangerang selama seminggu," jelas dia.

Hingga hari kesepuluh, Eroh mengaku masih memiliki harapan bisa berangkat menunaikan ibadah umrah.

Namun, karena tak ada kejelasan kapan berangkat, para jemaah pun akhirnya kembali ke Majalengka dengan perasaan kecewa.

"Hari kesepuluh itu saya sudah nginapnya di kontrakan, karena yang dibayar travel hanya sampai hari ketiga, hari keempat bayar sendiri, tapi karena gak sanggup akhirnya nyari kontrakan di wilayah Tangerang."

"Sebelum pulang kita nyari dulu tuh travelnya yang dikomandoi sama ketua rombongan, tapi gak ketemu, akhirnya kita pulang, tapi sebelumnya lapor polisi baik di Jakarta sama di Majalengka," katanya.

Atas insiden itu, Eroh hanya berharap, ia masih bisa berangkat untuk menunaikan ibadah umrah.

Sembari pihak kepolisian bisa mengungkap para pelaku yang diketahui berjumlah dua orang, yakni dari PT Sakata yang beralamat di Nagrek, Garut.

"Semoga polisi cepat menangkap pelaku, saya sudah gemas mau tanya kenapa mereka tega nipu gitu," ujarnya.

Pantauan Tribun di rumah Eroh, terlihat yang bersangkutan telah diberi sebuah koper berwarna merah lengkap dengan identitas nama Eroh.

Dari stiker identitas tersebut terpampang juga nama Sakata yang diduga nama perusahaan travel agen tersebut.

Selain itu, Eroh juga memperlihatkan bahwa dirinya telah mendapatkan paspor sebagai syarat perjalanan ke luar negeri.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved