Tempat Wisata di Ciamis

5 Tempat Wisata Religi di Ciamis yang Sering Dikunjungi Wisatawan untuk Ziarah dan Belajar Sejarah

Di Tatar Galuh ini terdapat banyak tempat bersejarah seperti makam para leluhur, tokoh pemimpin, dan peninggalan sejarah Ciamis lainnya.

Editor: Darajat Arianto
TribunPriangan.com/Ai Sani Nuraini
Situs Jambansari merupakan salah satu tempat bersejarah yang terletak di tengah perkotaan Ciamis yang seringkali dikunjungi untuk wisata religi. 

TRIBUNJABAR.ID, CIAMIS - Berbicara soal tempat wisata di Ciamis tidak bisa dilepaskan dari yang namanya wisata religi.

Pasalnya, di Tatar Galuh ini terdapat banyak tempat bersejarah seperti makam para leluhur, tokoh pemimpin, dan peninggalan sejarah lainnya.

Nah untuk kali ini ada 5 rekomendasi tempat wisata religi di Ciamis yang banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar kota untuk tujuan berziarah maupun menggali sejarah.

Berikut lima rekomendasi wisata religi di Ciamis :

1. Situs Jambansari Ciamis

Situs Jambansari merupakan salah satu tempat bersejarah yang terletak di tengah perkotaan Ciamis yang seringkali dikunjungi untuk wisata religi.

Di situs Jambansari ini terdapat makam Bupati Galuh (sekarang Ciamis) yang memimpin pada tahun 1839-1886, bernama Raden Adipati Aria Kusumadiningrat.

Untuk menuju situs Jambansari ini pengunjung bisa memasuki dua gerbang yang tersedia, gerbang utamanya berada di Jalan R.A.A Kusumadiningrat, Kelurahan Ciamis dan gerbang kedua berada di Jalan Ahmad Dahlan, Kelurahan Linggasari.

Konon situs tersebut memiliki keberkahannya tersendiri, faktanya situs ini seringkali didatangi oleh calon pejabat saat mereka hendak mengikuti pemilihan, baik pemilihan kepala desa, kepala daerah hingga pemilihan anggota dewan.

"Banyak masyarakat dengan budaya islami yang senang dengan tazkiroh singkatan dari tawasul, dzikir dan ziarah, intinya beribadah kepada Alloh SWT. Dan selama saya di sini dari berbagai kalangan, mulai kalangan bawah, menengah sampai atas seringkali datang ke sini," ujar Nandang Sembada, Juru Kunci Situs Jambansari, Rabu (25/1/2023).

Baca juga: Ngabuburit di Jambansari Ciamis,Bisa Nikmati Kuliner Hingga Bisa Asah Pisau dan Belati di Pande Besi

R.A.A Kusumadiningrat atau Kanjeng Prebu dikenal sebagai pemimpin yang sukses dan berjasa dalam pembangunan Kabupaten Galuh saat itu.

Kanjeng Prebu juga dianugerahi seluruh aspek ilmu, terutama agama yang berjasa dalam syiar Islam, mengajarkan dan mengajak rakyatnya yang masih menganut kepercayaan lama, tapi tidak melupakan sejarah dan budaya.

2. Masjid Agung Ciamis

Masjid Agung Ciamis dibangun pertama kali pada tahun 1882 oleh Bupati Galuh Raden Adipati Aria Kusumadiningrat atau biasa dipanggil Kanjeng Dalem atau Kanjeng Prebu.

Bangunan Masjid Agung Ciamis ini mengalami beberapa kali renovasi.

Pada renovasi terakhir tahun 2002 yang diprakarsai oleh Bupati H. Oma Samita, masjid mengalami beberapa perubahan besar lagi, yang paling mencolok adalah pada bentuk dan bahan kubah.

Kubah yang semula hanya ada satu dan berbahan beton kini mendapat tambahan empat kubah dari fiberglass dan lebih tinggi daripada sebelumnya.

Baca juga: Ribuan ibu Pengajian Masjid Agung Ciamis Gelar Doa Bersama untuk Cianjur, Serentak Kumpulkan Donasi

Selain itu, lantai yang semula berbahan keramik telah diganti dengan granit. Untuk pelapis dinding digunakan material marmer, Perubahan ini membuat suasana dalam masjid lebih sejuk.

Masjid Agung Ciamis
Masjid Agung Ciamis (Andri M Dhani)

Adapun lokasinya berada di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis.

Tidak dipungkiri bahwa Masjid Agung Ciamis ini juga sering dikunjungi oleh wisatawan yang berkunjung ke Ciamis untuk salat ataupun berswafoto di area Masjid Agung Ciamis.

Indah (23) merupakan warga Tasikmalaya yang sedang melakukan perjalanan wisata religi dari Situs Jambansari kemarin malam, lalu ia dan rombongan lainnya melakukan salat subuh berjamaah di Masjid Agung Ciamis.

"Tadi subuh ikut salat berjamaah di Masjid Agung Ciamis, Masjidnya megah dan bagus, tidak lupa juga untuk istirahat dan foto-foto dulu sebelum pulang ke Tasik," kata Indah saat ditemui di halaman Masjid Agung Ciamis, Sabtu (11/2/2023).

3. Makam Syekh Abdul Wajah di Gunungsari Imbanagara

Di Makam Gunungsari ini terdapat makam Syekh H Abdul Wajah yang merupakan menantu dari Syekh Abdul Muhyi (Pamijahan, Tasikmalaya) dari Mataram.

Syekh Abdul Wajah ini merupakan salah satu penyebar agama Islam di wilayah Imbanagara, Kabupaten Galuh pada masa itu dan sekaligus menjadi penerus dari Syekh Abdul Muhyi.

Lokasi makamnya berada di Desa Imbanagara, Kecamatan Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di makam ini juga ada beberapa makam Bupati Galuh lainnya.

Syekh H Abdul Wajah lahir di Sukapura-Tasikmalaya, namun keturunan asli dari Galuh, yang awalnya bernama Raden Wajah.

Baca juga: Mengenal Syekh Abdul Manan yang Jadi Nama Islamic Center Indramayu? Ternyata Bukan Sosok Sembarangan

Sejak kecil hingga dewasa ia diasuh oleh Syeh Abdul Muhyi lalu dinikahkan dengan putrinya Raden Ajeng Wajah.

Tempat ini juga banyak dikunjungi oleh peziarah dari sejumlah daerah sekitar Ciamis dan Tasikmalaya, terutama pada setiap malam Jumat Kliwon.

Umumnya yang berkunjung adalah para santri dari Ciamis dan Tasikmalaya,
mereka berdoa dan tawasulan sampai jam 2 atau 3 dini hari.

Di komplek makam ini juga terdapat batu unik yang konon bentuknya akan terus membesar hingga saat ini.

Konon batu tersebut yang menolong Syekh Abdul Wajah saat hanyut di Sungai Citanduy.

Warga di sekitar makam pun biasa menggelar tradisi hajatan setiap menjelang masa tanam padi.

Tujuannya agar diberikan kelancaran sampai panen tiba, terutama terhindar dari berbagai jenis hama tanaman yang dapat menggagalkan hasil panen.

Untuk ke lokasi ini, dari Terminal Ciamis para 0engunjung bisa menggunakan angkutan kota 09.

Namun bisa juga menggunakan mobil pribadi dan masuk ke Jalan Makam Pahlawan Ciamis atau Jalan Pasar Imbanagara dari Jalan Nasional III Ciamis.

4. Astana Gede di Kawali

Situs Budaya Astana Gede ini berlokasi di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, merupakan salah satu tempat peninggalan Kerajaan Galuh.

Selain menyimpan berbagai prasasti dan peninggalan Kerajaan Galuh lainnya, di sini juga ada dua makam Islam yakni Raden Singacala dan Pangeran Usman.

Mereka merupakan penyebar Agama Islam utusan dari Kesultanan Cirebon setelah masa Kerajaan Galuh berakhir.

Sehingga para peziarah biasanya bertawasul dan berzikir di lokasi makam tersebut.

Prasasti batu tulis peninggalan zaman Kerajaan Galuh di Astana Gede Kawali, Ciamis, Selasa (3/6/2014).
Prasasti batu tulis peninggalan zaman Kerajaan Galuh di Astana Gede Kawali, Ciamis, Selasa (3/6/2014). (TRIBUN JABAR/FIRMAN WIJAKSANA)

Astana Gede Kawali menjadi tujuan tempat ziarah tidak hanya bagi umat Muslim saja. Namun juga umat lainnya seperti peziarah dari Bali.

Untuk warga Bali, tatar Galuh adalah tanah leluhurnya, sehingga warga Bali memandang berziarah ke Galuh Ciamis adalah wajib.

Selain berziarah pengunjung pun bisa mengetahui sedikitnya mengenai sejarah Kerajaan Galuh.

Konon, Astana Gede Kawali ini dulunya adalah pusat Kerajaan Galuh.

Akses untuk menuju lokasi pun tidak sulit. Dari Alun-alun Kawali sudah ada petunjuk menuju Astana Gede dan pengunjung hanya perlu mengikuti petunjuk jalan yang ada.

5. Situ Lengkong di Panjalu

Kecamatan Panjalu di Ciamis ini dikenal dengan banyaknya tempat wisata ziarah dan segudang tempat keramat juga tradisi budaya yang menarik.

Di Panjalu juga terdapat sebuah danau dengan pulau kecil di tengahnya bernama Situ Lengkong.

Situ Lengkong ini merupakan peninggalan dari Prabu Borosngora yang merupakan Raja Panjalu, penyebar Islam di wilayah tersebut.

Wisatawan yang datang dari berbagai daerah seperti Jakarta, Bandung dan yang lainnya biasanya berziarah ke makam Raja Panjalu yakni Prabu Hariang Kancana yang berada di Nusa Gede atau pulau di tengah Situ Lengkong tersebut.

Wisatawan pun biasa membawa oleh-oleh air dari Situ Lengkong yang telah disuling.

Objek wisata Situ Lengkong Panjalu, Ciamis, Jawa Barat, ditutup sementara mulai Senin (21/6/2021).
Objek wisata Situ Lengkong Panjalu, Ciamis, Jawa Barat, ditutup sementara mulai Senin (21/6/2021). (Tribun Jabar/Andri M Dani)

Konon, air tersebut dipercaya berasal dari air zamzam yang dibawa Prabu Boros Ngora dari Timur Tengah.

Akses menuju Situ Lengkong Panjalu ini cukup mudah, bisa dari Perkotaan Ciamis ke Jalan Ciamis-Kawali lalu menuju ke Kecamatan Panjalu.

Baca juga: Serasa di Hutan Amazon, Main Kayak di Situ Panjalu Kabupaten Ciamis

Bisa juga dari arah Tasikmalaya ke arah jalan Kecamatan Panumbangan hingga ke Kecamatan Panjalu.

Atau wisatawan bisa memanfaatkan aplikasi google maps agar lebih memudahkan, atau bisa juga bertanya ke warga sekitar karena keberadaan Situ Lengkong panjalu ini sudah sangat dikenal masyarakat Ciamis. (TribunPriangan.com, Ai Sani Nuraini)

Silakan baca berita Tribunjabar.id terbaru lainnya di GoogleNews

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved