Raksasa Farmasi Dunia, Pfizer Akui Memutasi Virus Corona untuk Membuat Vaksin Covid-19 yang Baru

Pernyataan Pfizer ini muncul dua hari setelah seorang eksekutif yang terlibat dalam divisi mRNA perusahaan itu, Jordon Trishton Walker

Editor: Ravianto
Sumber: NIAID-RML
Bentuk virus Corona di mikroskop (Sumber: NIAID-RML) 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNJABAR.ID, NEW YORK - Raksasa farmasi asal Amerika Serikat (AS) Pfizer mengakui pada Jumat lalu bahwa mereka telah 'merekayasa' varian virus corona (Covid-19) yang kebal pengobatan untuk menguji obat antivirusnya.

Pengakuan tersebut sebagian mendukung klaim sebelumnya yang disampaikan oleh seorang eksekutif, dengan perusahaan mengatakan kepada reporter yang menyamar bahwa Pfizer sengaja 'memutasi' virus untuk 'mengembangkan vaksin baru terlebih dahulu'.

Dalam pernyataan yang diposting di laman webnya, Pfizer mengatakan bahwa mereka 'belum melakukan penelitian fungsi atau mengarahkan evolusi', mengacu pada praktik memperkuat kemampuan virus untuk menginfeksi manusia dan proses pemilihan sifat yang 'diinginkan' dari virus untuk mereproduksi.

Namun, perusahaan itu menyampaikan bahwa mereka menggabungkan protein lonjakan varian virus corona baru dengan jenis aslinya untuk menguji vaksinnya, dan menciptakan mutasi virus untuk menguji Paxlovid, obat antivirusnya.

"Dalam sejumlah kasus terbatas, virus semacam itu mungkin direkayasa untuk memungkinkan penilaian aktivitas antivirus dalam sel," kata perusahaan.

Ekspreimen ini dilakukan di laboratorium yang aman dan berusaha untuk menciptakan 'strain virus yang kebal'.

Dikutip dari laman Russia Today, Senin (30/1/2023), Pfizer menggambarkan proses yang umumnya dipahami sebagai penelitian 'mendapatkan fungsi'.

Pernyataan Pfizer ini muncul dua hari setelah seorang eksekutif yang terlibat dalam divisi mRNA perusahaan itu, Jordon Trishton Walker mengatakan kepada reporter yang menyamar.

"Perusahaan sedang 'menjelajahi' cara untuk 'memutasi (Covid) sendiri sehingga kami dapat membuat, mengembangkan vaksin baru terlebih dahulu'," kata Walker.

Walker mengatakan bahwa para ilmuwan sedang mempertimbangkan untuk menginfeksi monyet dengan virus, yang kemudian akan 'terus menulari satu sama lain'.

"Dari apa yang saya dengar, mereka (ilmuwan Pfizer) mengoptimalkannya, tetapi mereka melambat karena semua orang sangat berhati-hati,'. Jelas mereka tidak ingin terlalu mempercepatnya. Saya pikir mereka juga hanya mencoba melakukannya sebagai eksplorasi," papar Walker.

Pernyataan Pfizer tidak menyebutkan rencana yang diduga untuk menginfeksi monyet, melainkan menjelaskan bahwa pekerjaan apapun pada virus hidup dilakukan secara in vitro, artinya di dalam tabung reaksi atau peralatan laboratorium lainnya.

Walker pun kemudian diberitahu di depan kamera bahwa ia sedang berbicara dengan seorang Jurnalis dengan Project Veritas, yang merupakan media konservatif yang terkenal dengan operasi dari kamera tersembunyi.

Setelah mendengar ini, Walker bersikeras mengaku bahwa ia berbohong untuk membuat 'teman kencannya' itu terkesan, sebelum mencoba mencuri iPad dari CEO Project Veritas James O'Keefe.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved