Uniknya Menu Hidangan Molecular Gastronomy, Mulai Dari Batu Hingga Lumut
Menikmati makanan yang dibuat dengan teknik molecular gastronomy dari menu batu hingga lumut
Penulis: Putri Puspita Nilawati | Editor: Siti Fatimah
"Dagingnya dimasak dengan suhu 50 derajat selama tiga setengah jam dengan api kecil sehingga nutrisi dan rasa juicy di daging masih ada," kata dia.
Anda juga bisa menikmati sorbet dengan nama Batok Halimun yang tampilannya begitu menarik yaitu ice cream dengan rasa kelapa yang disajikan dalam batok coklat.
Lalu terdapat bambu berwarna hijau yang ternyata adalah alpukat, ditambah kesegaran lain berupa nangka, peyeum dan ranting cokelat.
Menu utama yang disajikan bernama Nyi Iteung, tampilannya begitu menggugah selera dan unik.
Baca juga: Menikmati Hidangan Laut Khas Pangandaran, Crazy Crab, Harganya Rp 1 Juta Per Porsi
Terdapat gumpalan hitam yang ternyata singkong dibalut arang dan terdapat saus kecombrang diatasnya.
Lalu dipadukan dengan daging ayam yang dibalut dengan kulit pie sehingga begitu lembut ketika disantap.
Kejutan lainnya adalah bagian daun yang ketika dipotong ternyata adalah urab yang dihiasi oleh bisa yang bisa dimakan.
Menariknya lagi ada menu khusus yang dihadirkan oleh Chef Hatta dari Yogyakarta dengan nama Leuweung.
Sebelum menikmati menu Leuweung, suasana ruang makan pun dibuat seakan-akan berada di hutan, mulai dari teknik pencahayaan ruangan yang diganti dan juga tampilan video dan suara hutan.
Di menu Leuweung ini terdapat hiasan daun pinus yang tidak bisa dimakan berisi gepuk krispi dan menu yang menyerupai kuning telur.
Bahan kuning telur ini adalah perpaduan tomat dan wortel yang bisa langsung disantap melalui cangkang telur.
Menariknya lagi hidangan ini disiram oleh nitrogen sehingga terdapat kesan embun yang berada di hutan.
Baca juga: Resep Makanan Khas Imlek Sup Delapan Jenis, Hidangan Mewah yang Mudah Membuatnya
Menu penutup bernama Talaga Bodas pun dikemas begitu menarik karena terdapat kue ape yang dibentuk seperti payung dan didalamnya terdapat bulatan mini berwarna coklat.
Lalu disebelahnya terdapat es krim dan saus strawbery sebagai pelengkap.
"Yang berbentuk bulat itu adalah bandros dan yang kuning adalah sabayon. Itu adalah es krim dari kuning telur dan rasanya manis dan saya kasih pandan sehingga ada khas Indonesianya," kata Chef Idwan.
Sambil menikmati hidangan penutup, pengunjung diminta untuk menggunakan jas hujan.
Tak lama kemudian pengunjung disiram oleh nitrogen dingin yang dipastikan tidak berbahaya sehingga memberikan efek hujan dan memberikan pengalaman yang tak terlupakan.
Santosa Hospital Bandung Central Edukasi Publik Lewat Seminar Jantung |
![]() |
---|
Tempayan Hadirkan Kuliner Khas Indonesia dengan Jejak Rasa Baru |
![]() |
---|
Digitalisasi Jadi Tantangan dan Peluang Baru bagi Industri Ritel dan UMKM |
![]() |
---|
Rakornas Himbarsi 2025: BPR Syariah Didorong Jadi Penguat Ekonomi Umat |
![]() |
---|
Mobkas Kian Diminati, Begini Cara Trade In Mobil Bekas dari OLXmobbi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.