Pembunuhan Sekeluarga
Cerita Polisi Korek Keterangan dari Wowon, Tak Bisa Jika Ditanya Langsung Akhirnya Disuruh Mendalang
Termasuk ketika membeberkan letak kuburan korban-korbannya, juga disampaikannya dengan cara berdalang.
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Polisi kembali menemukan fakta baru di balik kasus pembunuhan berantai atau serial killer yang dilakukan tersangka Wowon Erawan alias Aki Wowon (60) bersama dua partner in crime-nya, Solihin alias Duloh (63), dan M. Dede Solehudin (35).
Aki Wowon ternyata memiliki profesi lain yakni sebagai dalang.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi bahkan mengatakan, saat penyidik memeriksanya, Aki Wowon selalu memberikan keterangannya sambil berdalang.
Termasuk ketika membeberkan letak kuburan korban-korbannya, juga disampaikannya dengan cara berdalang.
"Ini yang unik pada saat memeriksa si Wowon ini kalau ditanya langsung susah. Tapi kalau disuruh ndalang kebuka semua itu, sambil dalang dia. Di mana korbannya disimpan? Di sini. Di mana korbannya disimpan? Di sini. Ini fakta penyidikan," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (24/1).
Dengan profesinya sebagai dalang itu, Aki Wowon punya kemampuan mengubah-ubah suara.

Dengan kemampuan mengubah suara ini pula Wowon menjelma menjadi sosok bernama Aki Banyu.
Selain fakta Aki Wowon berprofesi sebagai dalang, polisi juga mencatat sejauh ini jumlah korban penipuan dengan modus penggandaan kekayaan oleh Aki cs berjumlah 11 orang. Dari 11 orang itu, semuanya merupakan tenaga kerja wanita (TKW).
"Sementara ada 11 orang TKW yang menjadi korban penipuan," kata Hengki.
Baca juga: Sosok Aki Banyu yang Perintahkan Para Korban Terjun ke Laut, Duloh dan Dede Sebut Sosok Sakral
Para korban itu dijaring oleh Wowon cs dengan menggunakan sistem multi level marketing (MLM. Hengki mengatakan nantinya dari korban penipuan yang percaya akal busuk Wowon cs ini akan mengajak korban lainnya untuk dikuras harta kekayaannya.
"Sistemnya seperti MLM. Mereka ada downline (garis keturunan), dari Siti, misal, mengajak temannya lagi untuk menggandakan uangnya," ujar Hengki.
Belasan orang itu termakan janji-janji dari tersangka Wowon yang mengaku bisa menggandakan kekayaan dengan cara supranatural sehingga mengirimkan sejumlah uangnya.
Uang tersebut dikirimkan ke tersangka M. Dede Solehudin untuk nantinya digunakan para tersangka.

"Pengirimannya ada dua jenis melalui rekening maupun melalui Western Union atau sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos, pegadaian, dan lain sebagainya," ucapnya.
Hengki belum membeberkan secara detil identitas para TKW yang merupakan korban penipuan. Sejauh ini, baru dua orang TKW yang diketahui identitasnya atas nama Siti dan Farida yang tewas karena dibunuh para tersangka akibat menagih janji Wowon cs. "Ini akan kami inventarisir identifikasi berapa korban penipuan dari TKW yang ada di luar negeri ini," ungkapnya.
Sementara korban yang masih belum dapat dihubungi, penyidik akan melakukan penelusuran dengan mencari keluarga TKW yang ada di Indonesia. "Beberapa orang sudah kembali ke indonesia, dan dalam perjalanan ke Polda Metro Jaya untuk kita ambil keterangan tiga orang, nah sisanya ini sedang kami cari," ucapnya.
Untuk mengungkap kasus ini, kemarin polisi melakukan penggalian kembali makam Siti Fatimah (31), salah seorang korban yang diduga dibunuh oleh komplotan Wowon, di permakaman di Kampung Rancabadak, Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng, Kabupaten Garut. Kepala Sub Unit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengatakan jenazah Siti mereka bawa ke RS Polri, RSCM dan UI untuk dilakukan autopsi.
"Ini dilakukan untuk mengecek jenazah, penyebab kematian, dan memastikan jenazah itu adalah korban atas nama Siti Fatimah," ujarnya kepada awak media di Mapolres Garut, kemarin.
Ia juga mengatakan telah mengambil sampel darah dari anak dan adik Siti Fatimah di Pakenjeng, Garut. Sejumlah saksi dari pihak keluarga Siti Fatimah di Garut, ujar Indrawieny, juga tengah dalam pemeriksaan oleh tim penyidik.
Pemeriksaan pihak keluarga seperti kakak ipar korban dan adik korban, menurutnya, dilangsungkan di Jakarta.
"Informasi kejanggalan dari keluarga masih didalami, karena keluarga masih dalam pemeriksaan," ucapnya.
Indrawienny mengatakan, saat dibawa, kondisi jenazah masih terbungkus rapi mengenakan plastik. "Karena pada saat korban meninggal saat ramainya pandemi Covid-19," ujarnya.
Siti adalah satu dari sembilan korban yang tewas dibunuh oleh komplotan Wowon. Sebelumnya Siti dikabarkan tewas karena tenggelam di laut. (tribun network/sidqi/abd/fah/dod)
Ayah Korban Sebenarnya Ingin Menyiksa Wowon Sebelum Dihukum Mati, 2 Anak dan Istrinya Dihabisi Wowon |
![]() |
---|
'Ya, Begitulah' kata Wowon usai Dituntut Hukuman Mati, Ingin Ketemu Keluarga yang Tak Pernah Jenguk |
![]() |
---|
Update Kasus Pembunuhan Berantai Wowon cs, Jenazah Siti Fatimah Akan Dimakamkan Lagi di Garut |
![]() |
---|
Ini Cara Parida Dihabisi Wowon cs, Diracun Cuma Sekarat, Duloh Lanjut Cekik Hingga Meninggal |
![]() |
---|
Fakta Baru Kasus Pembunuhan Berantai Wowon CS di Cianjur, Solihin Sempat Lakukan Asusila pada Korban |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.