Permintaan Ekspor Nanas Subang Tinggi, Sayangnya Sulit Terpenuhi Akibat Menipisnya Lahan Perkebunan

Salah satunya bisa ditemukan di Kecamatan Jalancagak yang merupakan kawasan dengan kebun nanas terluas di Kabupaten Subang.

Penulis: Ahya Nurdin | Editor: Darajat Arianto
TRIBUNJABAR.ID/AHYA NURDIN
Industri pengupasan nanas milik H Uho Hidayat di Desa Kumpay Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Sabtu (14/1/2023) yang akan dikirim ke pabrik makanan di berbagai kota di Indonesia. 

H Uho Hidayat, salah seorang petani dan juga pengusaha ekspor nanas, mengaku produksi nanas Subang setiap tahunnya terus menurun hal tersebut dikarenakan lahan yang semakin menyempit.

"Produksi nanas turun karena terkendala lahan yang semakin menyusut sehingga saat ini banyak permintaan ekspor nanas keberbagai negara di Asia dan Eropa tak bisa dipenuhi oleh petani maupun pengusaha ekspor buah-buahan di Subang," ujar H Uho Hidayat pengusaha sukses asal Desa Kumpay, Kecamatan Jalancagak Kabupaten Subang , Sabtu (14/1/2023).

Menurut Uho, setiap bulan, sebagai eksportir nanas, ia hanya mampu menghasilkan sekitar 150-200 ton nanas per bulan.

"Paling saya sendiri hanya bisa memenuhi sekitar 150 ton per bulan, sementara kebutuhan pesanan baik dari dalam negeri maupun luar negeri lebih dari itu," katanya.

Uho menambahkan, dalam sebulan terakhir ini ia hanya mampu melayani pengiriman ekspor nanas ke Jepang, Abu Dhabi, Jordania dan Korea Selatan.

Baca juga: Daftar Buah yang Baik untuk Ginjal, dari Nanas sampai Semangka, Pilih yang Banyak Vitamin C

"Permintaan ekspor negara-negara tersebut belum bisa terpenuhi semua, baru bisa terpenuhi sekitar 25-50 persen. Rata-rata negara-negara tersebut minta dikirim tiap minggu," katanya.

"Bahkan seperti Jepang minta dikirim tiap minggu minimal 2-5 kontainer, dan kami di Subang tak sanggup karena stok nanas yang terbatas," ujarnya.

Uho mengatakan, nanas asli Indonesia sangat diminati oleh negara-negara di Asia dan Eropa.

"Saat ini Indonesia menjadi produsen nanas terbesar ke-9 di dunia dengan produksi 1,5 juta ton per tahun sehingga tak ayal banyak permintaan nanas dari negara-negara diluar kepada Indonesia," ucap H Uho Hidayat pengusaha sukses asal Desa Kumpay, Kecamatan Jalancagak Subang.

Kendati demikian, menurutnya, Indonesia masih memiliki tantangan dalam pengembangan buah nanas karena minimnya lahan produksi tanpa adanya campur tangan teknologi budidaya.

"Seperti di Subang ini lahan makin menyempit dan beralih fungsi menjadi lokasi industri, produksi nanas berkurang terus turun tiap tahun khususnya di Subang," katanya,

Uho mengaku, selain mengekspor nanas ke beberapa negara di Asia juga memenuhi kebutuhan beberapa pabrik untuk pembuatan makanan dan selai nanas.

"Saya juga mengirim nanas puluhan ton tiap hari ke beberapa pabrik makanan seperti ke Bandung, Depok, Jakarta, Surabaya, Cirebon," ucapnya.

Baca juga: Dianggap Buah Bawa Keberuntungan, Kudapan Berbahan Nanas Ini Cocok untuk Perayaan Imlek

"Bedanya, nanas yang dikirim ke pabrik harus sudah kita kupas, sedangkan yang diekspor bentuknya masih utuh dan tak terlalu matang," ujarnya.

Uho berharap, ke depan produksi nanas di Subang sendiri bisa kembali meningkat jika pemerintah bisa membantu menyediakan lahan seperti lahan PTPN VIII bisa di HGU kepada para petani nanas

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved