Lato-lato Bisa Kurangi Ketergantungan Anak Main HP? Ini Kata Psikolog

Psikolog UGM menyebut ada sisi positif dari permainan lato-lato yakni mengurangi ketergantungan anak bermain hp

Editor: Siti Fatimah
Tribun Jabar/Nappisah
Penjual permainan viral Lato-Lato menjamur di Jalan Majalaya, Kabupaten Bandung. Senin (2/1/2023) 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Lato-lato, permainan yang saat ini tengah populer di masyarakat terutama dikalangan anak-anak. Mainan ini juga mudah didapat dan banyak dijual di pinggir jalan. 

Permainan jadul ini kembali digemari bahkan tak hanya anak-anak, tapi juga remaja dan orang dewasa ikut memainkan mainan ini.

Namun belakangan mainan lato-lato mulai meresahkan usai adanya kejadian anak yang terluka saat tengah bermain lato-lato.

Tak hanya itu, suarat lato-lato yang cukup nyaring juga mulai mengganggu.

Baca juga: Lato-lato Tak Dilarang Dibawa ke Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan Ciamis Hanya Ingatkan Soal Ini

Dikutip dari laman resmi UGM, Melihat fenomena ini, Psikolog UGM, Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., Ph.D., Psikolog., memberikan tanggapannya.

Koentjoro menyebutkan ada sisi positif yang perlu dipahami oleh masyarakat terkait permainan lato-lato bagi anak-anak.

Salah satunya adalah mengurangi ketergantungan anak untuk bermain gawai.

“Segi positifnya ketergantungan anak pada handphone (HP) jadi berkurang. Dulunya waktu untuk main HP sekarang ke lato-lato,” jelasnya saat dihubungi Selasa (10/01).

Penjual permainan viral Lato-Lato menjamur di Jalan Majalaya, Kabupaten Bandung. Senin (2/1/2023)
Penjual permainan viral Lato-Lato menjamur di Jalan Majalaya, Kabupaten Bandung. Senin (2/1/2023) (Tribun Jabar/Nappisah)

Tak hanya itu, Koentjoro menjelaskan melalui permainan lato-lato anak-anak dapat melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi, dan lainnya.

“Lato-lato ini bisa menjadi sarana anak berolahraga, belajar konsentrasi secara murah,” tuturnya.

Terkait lato-lato yang melukai anak-anak ketika memainkannya, Koentjoro menyampaikan bahwa kehadiran orang tua dalam hal ini menjadi sangat penting.

Menurutnya, peran orang tua menjadi krusial untuk memberikan pemahaman atau mengedukasi anak-anak terkait cara, aturan, hingga bahaya dari setiap permainan yang dimainkan termasuk lato-lato.

“Peran orang tua harus ada, bermain dengan aman harus diajarkan kepada anak. Aturan kapan main juga dijelaskan seperti saat memakai HP, agar tidak mengganggu lingkungan,” ucapnya.

Baca juga: Terkait Larangan Lato-lato Dibawa ke Sekolah, Ridwan Kamil: Tidak Bisa Dipukul Rata

Lalu, apakah sekolah juga perlu melarang lato-lato? Guru Besar Fakultas Psikologi UGM ini kurang setuju jika sekolah melarang lato-lato.

Sekolah disini juga memiliki peran untuk memberikan pengertian pada siswanya akan aturan dan cara bermain lato-lato yang aman dan tidak mengganggu lingkungan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved