Ini Penjelasan DBMPR Jabar soal Lelang Konten Museum Masjid Al Jabbar yang Dituding Ada Unsur KKN

Kepala DBMPR Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, memberi penjelasan soal anggaran untuk konten Museum Nabi Masjid Raya Al Jabbar.

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Giri
TribunJabar.id/Muhamad Syarif Abdussalam
Ruang Pameran yang disebut Ma'radh di Masjid Raya Al Jabbar segera dibuka untuk umum pada Februari 2023 sehingga menciptakan suasana baru dalam wisata religi di Masjid Raya Al Jabbar. 

Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat, Bambang Tirtoyuliono, memberi penjelasan soal anggaran untuk konten Museum Nabi Masjid Raya Al Jabbar.

Bambang mengatakan, kehadiran Masjid Raya Al Jabbar Provinsi Jabbar sejak diresmikan pada 30 Desember 2022 memberikan sejumlah kejutan bagi masyarakat.

Satu di antaranya, fasilitas edukasi berupa museum sejarah Nabi Muhammad dan sejarah Islam di Jawa Barat dan Nusantara.

"Perhatian masyarakat ini sungguh besar dan sangat kami hargai, bahkan menjadi trending topic di media sosial. Perhatian masyarakat ini selain menjadi masukan penting, sekaligus juga menjadi momen bagi kami menyosialisasikan museum Al Jabbar yang direncanakan diresmikan pada Februari 2023 mendatang dengan performa terbaik," kata Bambang, Senin (9/1/2023).

Bambang menuturkan, anggaran konten yang dimaksud dalam LPSE yakni berbagai fasilitas museum yang meliputi panel grafis, multimedia yang di dalamnya ada motion grafis, video mapping, sound, desktop app, mobile app, aplikasi augmanted reality, dan aplikasi touchscreen table film dokumenter.

Baca juga: Museum Masjid Raya Al Jabbar akan Dilengkapi Konten Islami, Dibuka Februari 2022

Selain itu, kata Bambang, materi dalam museum ini terkait sejarah Nabi Muhammad SAW, dan sejarah Islam di Indonesia dan Jawa Barat.

"Terkait maraknya pemberitaan (tudingan KKN) proyek pembuatan konten Masjid Al Jabbar, yang dimaksud sebenarnya dalam arti luas adalah terkait fasilitas dalam museum meliputi panel grafis, multimedia, diorama, benda koleksi seperti alat perang, lembar mushaf sundawi, surat-surat korepondensi nabi, tempat-tempat naskah tua, replika Al-Qur'an besar, peti penyimpanan Qur'an, naskah tua," tuturnya.

Dia menjelaskan, konsep Museum Al Jabbar adalah sebagai sarana edukasi dengan membagikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya muslim Jawa Barat, bahkan untuk Indonesia, Asia Tenggara, dan dunia.
 
"Pendirian museum ini disiapkan dengan sebaik-baiknya dan dikelola oleh putra terbaik bangsa dari kalangan anak muda yang kreatif dan telah memiliki sejumlah prestasi di tingkat internasional," ucapnya.

Baca juga: Akses ke Masjid Al Jabbar Sempit dan Macet, Ridwan Kamil Akan Buat Jalan Baru di Samping Polda Jabar

Lebih lanjut, Bambang mengatakan, proses pengadaan barang/jasa Museum Al Jabbar ini sudah mengikuti prosedur, juga dikawal oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah (LKPP) dan BPK.
 
"Patut disyukuri dengan adanya perhatian masyarakat ini menjadi masukan penting, sehingga pengelolaan Masjid Raya Al Jabbar dapat menjadi lebih baik lagi untuk mewujudkan kemakmuran masjid, dan peresmian Museum Al Jabbar dapat disambut meriah masyarakat," katanya. (*)

Baca berita lainnya di GoogleNews


 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved