Wisata Kepulauan Riau

Wisata Sejarah Religi di Pulau Penyengat Kepualan Riau, Ada Masjid Unik yang Dibuat dari Putih Telur

Destinasi wisata yang patut dikunjungi di Kepulauan Riau adalah Pulau Penyengat. Salah satunya, ada masjid unik yang terbuat dari putih telur.

Penulis: Rheina Sukmawati | Editor: Rheina Sukmawati
TribunBatam.id/Alfandi Simamora
Masjid Raya Sultan Riau Pulau Penyengat, salah satu destinasi wisata sejarah religi di Kepulauan Riau. 

Hal itu lantaran saat masa dibangunnya masjid ini belum ada semen seperti sekarang.

"Tapi dulu Masjidnya masih Kecil dan berada di tepi laut. Namun, dengan perkembangan Pusat Pemerintahan saat ini, Masjid dipindahkan dan dibangun pada tahun 1832 hingga saat ini berdiri," kata Al Hafiz.

Masjid Raya Sultan Riau Penyengat
Masjid Raya Sultan Riau Penyengat Kota Tanjungpinang.

Adapun alasan di balik penggunaan putih telur ini menurut Raja Al Hafiz karena Sultan Mahmud, pemimpin Kesultanan Johor-Pahang-Riau Lingga XVI, meminta bantuan kepada seluruh masyarakat di pulau-pulau.

Ia tidak mematok bantuan seperti apa, termasuk pasokan tenaga, bahan makanan, dan sebagainya.

Namun saat itu yang paling banyak diberikan oleh masyarakat adalah telur untuk pasokan makanan pekerja.

"Karena telor itu terlalu banyak, dan tidak habis di makan. Maka pekerjanya hanya memakan Kuning telor saja. Jadi putihnya dibuang," jelas Al Hafiz.

Melihat stok telur yang melimpah, arsitek yang bertugas pada pembangunan masjid itu memberikan ide untuk menggunakan putih telur sebagai campuran perekat pengganti semen.

Dalam prakteknya, putih telur dicampur bersamaan dengan pasir, tanah liat, dan kapur.

Hasilnya pun memuaskan karena bisa menjadi suatu perekat yang amat kuat.

Hingga akhirnya putih telur tersebut digunakan sebagai salah satu bahan material pembangunan Masjid Raya Sultan Riau Penyengat.

“Nah jadi kalau orang Singapura menanyakan kalau dia lihat kita punya pasport dari Pulau Penyengat jika berkunjung ke sana, pasti mereka sebut kita dari Masjid Telor,” ungkapnya.

Selain Masjid Raya, ada pula destinasi wisata lain yang bisa dikunjungi untuk napak tilas sejarah Kerajaan Riau.

Destinasi lainnya yaitu makam-makam para raja, makam Raja Ali Haji, kompleks Instana Kantor, Balai Adat, dan benteng pertahanan di Bukit Kursi.

Menurut Raja Al Hafiz, Balai Adat menjadi salah satu yang kerap dikunjungi oleh para wisatawan.

"Nah untuk Balai Adat ini merupakan salah satu kunjungan wisatawan yang ramai juga dikunjungi, karena di bawah balai adat itu ada sumur tua," ujar Al Hafiz.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved