Ridwan Kamil Skakmat Warganet yang Kritik Biaya Pembangunan Masjid Al Jabbar, Beber Soal Kesepakatan
Di tengah pujian karena pembangunan Masjid Raya Al Jabbar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tak luput mendapat kritikan warganet, kini skakmat
TRIBUNJABAR.ID - Di tengah pujian karena pembangunan Masjid Raya Al Jabbar, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tak luput mendapat kritikan.
Seperti baru-baru ini, Ridwan Kamil mendapat kritikan warganet terkait biaya pembangunan Masjid Al Jabbar yang baru diresmikan 30 Desember 2022 lalu.
Diketahui warganet tersebut melontarkan kritikan lantaran biaya pembangunan Masjid berasal dari APBD yang notabene-nya berasal dari pembayaran pajak masyarakat.
Menanggapi kritikan warganet tersebut, Ridwan Kamil tak tinggal diam hingga skakmat kritikan warganet tersebut.
Baca juga: 8 Masjid Rancangan Ridwan Kamil Selain Masjid Raya Al Jabbar, dari Gaza sampai Banyumas
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menjawab kritikan warganet terkait pembangunan Masjid Raya Al Jabbar tersebut dengan membeberkan penjelasan detail regulasi pembangunan fasilitas umum.
Dilansir TribunWow.com, Ridwan Kamil menerangkan peruntukan uang pajak yang dipakai membangun rumah ibadah, baik itu masjid, gereja maupun pura.
Menurut Ridwan kamil, penggunaan dana negara merupakan kesepakatan bersama yang sudah dibahas dengan para wakil rakyat.
Pernyataan tersebut dibagikan Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya, @ridwankamil, Rabu (4/1/2023).
Suami Atalia Praratya tersebut mengunggah tangkapan layar berisi komentar seorang warganet.
"Bikin masjid itu perbuatan mulia dengan berwakaf jadi amal jariyah. Tapi kalau masjid pakai dana APBD? Pembayar pajak itu berbagai kalangan. Akad dan niat bayar pajak bukan akad dan niat wakaf," tulis warganet tersebut.
"Tidak sembarangan dana bisa dipakai untuk masjid," imbuhnya.
Komentar tersebut lantas dibalas langsung oleh Ridwan Kamil melalui kolom keterangan unggahannya.
Menurut Ridwan Kamil, penggunaan dana tersebut sudah disepakati melalui musyawarah bersama.
Hal ini dinilai sebagai bentuk demokrasi yang diwakili sistem perwakilan rakyat.
"Penggunaan dana negara itu adalah kesepakatan bersama, dibahas dengan musyawarah bersama rakyat dalam forum Musrenbang.
Itulah kenapa, kita memilih demokrasi. Dimana rakyat bisa menitipkan aspirasi melalui pemda atau sistem perwakilan yaitu DPR/D," tulis Ridwan Kamil.
Kemudian, sang gubernur menekankan dana negara bisa dipakai membangun rumah ibadah apa pun.

Ia pun mencontohkan pembangunan Masjid Istiqlal di Jakarta, GKI Jemaat Eben Haezer di Papua Barat, dan Pura Besakih di Bali.
"Masjid, Gereja, Pura semua BISA dibiayai negara selama itu disepakati eksekutif dan legislatif.
Masjid Istiqlal dibiayai 7 Milyar rupiah di tahun 1961 melalui APBN. Di wilayah mayoritas kristiani APBD dialokasikan untuk gereja. Di wilayah Bali, APBD/N dipakai untuk membangun kawasan ibadah Pura."
Terakhir, Ridwan Kamil menerangkan bahwa ada hukum positif di mana uang pajak bisa digunakan untuk penyelenggaraan negara.
Di antaranya termasuk fasilitas transportasi maupun rumah ibadah untuk publik.
"Jika akang senang isu transportasi publik dan tidak suka masjid, silakan saja.
“Niat saya bayar pajak, bukan wakaf!”.
Betul. Kewajiban anda adalah membayar pajak, namun hukum positif mengatakan, penggunaannya adalah wilayah kewenangan penyelenggara negara.
Flashback. Jutaan warga Jawa Barat melalui berbagai ormas Islam menitipkan aspirasi rakyat Jawa Barat agar dibangun Masjid Raya Provinsi sejak 7 tahun yang lalu. Karena selama ini Masjid Raya Provinsi mengkudeta masjid Agung Kota Bandung.
Lantas itulah yang kami lakukan: memenuhi dan membangun aspirasi rakyat.
Demikian penjelasan saya, sekaligus edukasi untuk semua yang mau jernih berpikir dan belajar."
Baca juga: Wajah Megah Masjid Al Jabbar Tampung 50 Ribu Jemaah, Berikut Inilah Deretan Fasilitas di Dalamnya
Sejarah Pembangunan Masjid Al Jabbar
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku masih selalu merinding jika memasuki Masjid Al Jabbar di Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.
Dilansir TribunWow.com, proyek yang menghabiskan dana hingga Rp 1 triliun tersebut dinilai berhasil dibangun sesuai desain, bahkan melebihi ekspektasi awal.
Ridwan Kamil pun menjelaskan awal mula gagasan pembangunan masjid yang ternyata telah dicetuskan sejak tahun 2016.
Hal ini diungkapkan Ridwan Kamil ketika ditemui saat meninjau Masjid Al Jabbar, Senin (26/12/2022).
Dia mengaku kagum dengan hasil pekerjaan proyek tersebut dan menyebutnya sebagai proyek tersulit yang pernah ditangani.
"Makanya pas jadi, melebihi imajinasi saya terus terang. Daripada sketsa lebih keren jadinya, saya juga suka merinding masuk sini karena melihat kemegahan seperti ini. Jadi ini terkompleks, tersulit, terbesar yang Allah takdirkan di saat saya masih hidup dan menjadi pemimpin," tutur Ridwan Kamil dikutip Kompas.com.
Ide pembangunan masjid tersebut bermula dari tahun 2016, saat Ridwan Kamil masih menjabat Wali Kota Bandung.
Ia kemudian mengusulkan pada Gubernur Ahmad Heryawan (Aher) untuk membangun sendiri masjid raya di Jawa Barat.
"Saya kasih tahu sejarahnya, idenya saya mengusulkan ke Pak Aher saat jadi wali kota Bandung tahun 2016."
"Saya menghadap ke Pak Aher, saya bilang Pak Aher kalau bisa mah Jabar punya masjid raya sendiri, kan nebeng ke masjid Agung Bandung."
"Makanya Masjid Agung Bandung diubah namanya jadi Masjid Raya Bandung Provinsi Jawa Barat," terang Ridwan Kamil.
"Padahal urutannya itu, masjid negara milik negara Istiqlal, kalau provinsi masjid raya, kalau kota kabupaten masjid agung, kalau kecamatan Masjid Besar, kalau desa masjid Jami."
"Jadi Masjid Agung Bandung akan saya kembalikan ke makomnya, nanti dihapus dijuduli Masjid Agung Bandung. Itu kalimat saya ke Pak Aher tahun 2016," imbuhnya.
Ridwan Kamil yang sebelumnya berprofesi sebagai arsitek turut mengungkapkan komitmen untuk menangani sendiri desain masjid tersebut.
"Saya bilang Pak bikin saja sendiri, nanti saya hibahkan desain. Lokasi di mana Pak Ridwan, di Gedebage karena ada kereta cepat, GBLA jadi barang-barang besar ngumpul di satu lokasi," kata Ridwan Kamil.
Setelah mendapat persetujuan, peletakan batu pertama Masjid Al Jabbar dilakukan Ahmad Heryawan pada tahun 2017.
Tak disangka, pada tahun 2018, Ridwan Kamil berhasil menjadi Gubernur Jawa Barat setelah memenangkan Pilkada Jabar.
Ia pun melanjutkan komitmennya untuk membuat dan merampungkan proyek masjid tersebut,
"Ini cerita takdir ya, kan enggak banyak takdir arsitek jadi gubernur. Saya gubernur saya mengarsiteki juga," ucap Ridwan Kamil.
Terkait nama Al Jabbar, rupanya Ridwan Kamil memilih nama tersebut berdasar matematika, nama asmaul husna, sekaligus singkatan daerah Jawa Barat.
"Kemudian konsepnya dari rumus matematika. Ada sebuah rumus, matematika identik dengan Aljabar, ilmuan matematika terkenal sedunia namanya Aljabar. Kemudian Aljabar nama asmaul husna yang kita tuliskan di mihrab itu artinya agung. Kebetulan juga Aljabar juga singkatan Jawa Barat. Jadi sudah takdirnya namanya berjodoh," tandasnya.
Ditemui di kesempatan lain, Sekretaris Dinas (Sekdis) Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Jabar, menerangkan Masjid Al Jabbar memiliki luas hingga 25 hektare.

Baca juga: Foto-foto Masjid Al Jabbar, Masjid Megah Jawa Barat Bisa Jadi Tempat Wisata Religi, Bisa Prewedding?
Dijelaskan bahwa proyek tersebut dibangun dengan pembagian tahap I dari 2017-2018, tahap II 2019, tahap III pada 2020, dan sisanya dilakukan pada tahap IV.
"Total kapasitas Masjid Al-Jabbar ini bisa menampung 33.000 orang. Itu sudah dari semua fasilitas yang tersedia nantinya," terang Iwan dikutip Kompas.com, Jumat (23/12/2022).
Ia kemudian membeberkan fasilitas dan keistimewaan Masjid Raya tersebut jika dibandingkan tempat ibadah lainnya.
"Paling mencuri perhatian adalah adanya museum nabi. Kemudian masyarakat juga dapat menikmati taman yang bisa jadikan lokasi wisata religi."
"Material dan desain Masjid Al Jabbar, belum ada yang seperti ini baik eksterior maupun interior. Karpet saja dari Turki."
Belum lagi desain fasad masjid yang dibuat Ridwan Kamil tersebut memiliki detail unik serupa sisik ikan dengan jumlah kaca mencapai 6.136 lembar.
Selain itu, proyek masjid prestisius yang menelan biaya hingga Rp 1 triliun lebih ini dibangun tanpa adanya tiang penyangga.
"Biasanya masjid ada tiang penyangga, ini masjid didesain 99x99 meter tanpa tiang. Soal Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), kita laporan setahun dua kali," beber Iwan
(TribunWow.com/Via)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Berita Ridwan Kamil, Skakmat Warganet yang Kritik Pembangunan Masjid Al Jabbar: Kesepakatan Bersama
Ridwan Kamil
Gubernur Jawa Barat
kritikan
Masjid Al Jabbar
Masjid Raya Al Jabbar
biaya pembangunan
APBD
warganet
Lasqi Fest Al Jabbar 2025 Jadi Magnet Masyarakat, Kini Resmi Ditutup di Bandung |
![]() |
---|
KDM Ajak Masyarakat Jabar Jaga Keharmonisan dan Kondusivitas: Jangan Rusak Fasilitas & Bakar Gedung |
![]() |
---|
2 Gubernur Nekat Temui Pendemo, Dedi Mulyadi Nyaris Diamuk Massa, Sri Sultan HB X Disambut Hangat |
![]() |
---|
Ahok Beri Kritikan Keras Sindir DPR Dianggap Jadi Biang Kerok Ketuanya Hanya Minta Maaf Lewat Video |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Sempat Nyaris Diamuk Massa Diteriaki, Dilempari Botol Minum & Bambu, Kepala Terluka |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.