Banjir di Sumedang
Kisah Ai Juaningsih, Selamat dari Banjir Bandang Sawahdadap Sumedang, 3 Jam Terkubur Lumpur Seleher
Ai Juaningsih, korban banjir bandang di Cimanggung, menjadi korban banjir bandang Sawahdadap yang terjebak lumpur, bahkan terkubur lumpur hingga leher
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Ai Juaningsih (48), warga kampung Cisurupan RT04/10 Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang masih belum pulih dari near death experience atau peristiwa mendekati kematian yang menghampirinya sepuluh hari lalu.
Pada Sabtu (17/12/2022) petang, dia menjadi korban banjir bandang Sawahdadap yang terjebak lumpur, bahkan terkubur lumpur hingga seleher.
Dia tak bisa lari karena telah lebih dari setahun penyakit stroke menyerangnya dan hingga kini belum sembuh. Ketika banjir datang, orang lain bisa lari, tapi hanya pasrah.
"Saya sempat dituntun karena waktu itu dari rumah tetangga mau masuk ke rumah saya, begitu dalam keadaan sendiri, bajir itu datang, saya terseret mau lari tidak bisa," kata Ai saat ditemui TribunJabar.id di Sawahdadap, Senin (26/12/2022).
Ai menguatkan diri untuk terus berteriak. Dia teriak dengan ucapan tolong. Namun, tak seorangpun mendengarnya karena tetangga-tetangga sudah lari ke tempat yang aman.
"Saya teriak terus, mulut udah penuh lumpur, saya pasrah," katanya.
Peristiwa banjir terjadi petang itu sekitar pukul 18.00. Ada tiga kali banjir bandang dalam waktu relatif berdekatan, namun yang paling parah dampaknya adalah yang waktu magrib itu.
Baca juga: 13 Peristiwa di Sumedang yang Paling Menggegerkan Sepanjang 2022, Penyekapan hingga Banjir BandangĀ
Dalam kondisi yang pasrah, Ai tiba-tiba merasakan tenaga yang aneh di tangan kanannya yang sejak awal memegang biji tasbih.
Tangannya terangkat ke atas sampai pasa posisi melambai, dan tangan itulah yang menjadi tanda bagi tim pencari yang kemudian menemukannya dalam kegelapan.
Biji tasbih itu memantulkan sinar senter tim pencari yang disorotkan ke arahnya.
"Kalau tangan tidak terangkat, mungkin saya tidak ditemukan," katanya sambil menyebut badannya masih terasa sakit, memar di mana-mana, dan nafas masih sesak.
Dikabarkan sebelumnya, banjir bandang menerjang kampung padat penduduk di Desa Sawahdadap, Sabtu (17/12/2022) sore.
Terjadi dua kali banjir bandang, yakni pukul 17.10 WIB dan 18.00 WIB.
Kades Sawahdadap, Suganda mengonfirmasi hal tersebut.
"Banjir terjadi pukul 17.10 dan sekali lagi pukul 18.00 WIB," ujar Suganda.
Baca juga: Banyak Batu Besar dan Kayu, Pembersihan Material Banjir Bandang di Sawahdadap Sumedang Bakal Lama
Dalam peristiwa tersebut, dua orang warga setempat meninggal dunia. Keduanya merupakan ibu dan anak, Dini Suryani (40) dan Sifa Adelia Putri (15) warga Dusun Babakan Kananga RT01/05, Sawahdadap.