Banyak Batu Besar dan Kayu, Pembersihan Material Banjir Bandang di Sawahdadap Sumedang Bakal Lama
Sampah kayu-kayu yang terbawa banjir bandang di Dusun Cisurupan, Pamatang, dan Naringgul Desa Sawahdadap, Cimanggung, Sumedang masih menumpuk
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sampah kayu-kayu yang terbawa banjir bandang di Dusun Cisurupan, Pamatang, dan Naringgul, Desa Sawahdadap, Cimanggung, Sumedang masih menumpuk.
Gundukan-gundukan sampah material banjir bandang itu tampak ditumpuk di jalan yang sempit di bantaran sungai Cisurupan, usai diangkut dari badan sungai.
Ada pula sampah yang secara natural terseret banjir ke atas bantaran sungai, bukan hasil kerukan backhoe.
Penanganan bekas banjir itu akan memakan waktu lama.
Sebabnya notabene dikerjakan manual dengan tenaga manusia menggunakan cangkul.
"Kalau kendaraan berat bisa masuk ke atas, mungkin dua hari saja selesai," kata Kepala Desa Sawahdadap, Suganda di Kampung Naringgul, Jumat (23/12/2022).
Menurutnya, operator dua kendaraan berat yang dikerahkan dalam penanganan pasca-banjir itu tak mau kendaraannya masuk ke atas, ke area terparah dampak banjir.
Sebabnya hanya satu, jalannya sempit.
"Sekarang ini mengandalkan tenaga manusia, itu pun hanya bisa pekerjaan yang kecil-kecil saja. Kayu-kayu dan batu besar susah kalau hanya manual, akan lama," kata Suganda. (*)