Simulasi Gempa di Ciamis
Pekerja di Gedung Bertingkat Sebaiknya Membawa Peluit untuk Antisipasi Bencana
Ia pun menegaskan agar karyawan mengurangi kepanikan bila terjadi gempa dengan tidak berdesakan di jalur evakuasi
Penulis: Andri M Dani | Editor: Adityas Annas Azhari
TRIBUNJABAR.ID,CIAMIS - Mengantisipasi terjadi bencana gempa, BPBD Ciamis gencar menggelar simulasi gempa. Mengedukasi masyarakat tentang hal-hal yang harus dilakukan ketika terjadi goncangan gempa. BPBD Ciamis pun pada Rabu (21/12/2022) pagi menggelar simulasi gempa di lantai 2 Yogya Depstore.
Sebanyak 200 karyawan/karyawati toserba tersebut terlibat dalam kegiatan simulasi yang dipimpin langsung Kabid Kedaruratan dan Logistik (Darlog) BPBD Ciamis, R Memet Hikmat beserta 6 rescuer senior dari Pusdalops BPBD Ciamis.
Dalam simulasi tersebut skenarionya Ciamis diguncang gempa 6.4 Magnitude, toserba berlantai 3 tersebut ambruk. Sebanyak 200 pekerja dan pengunjung toserba yang berada di lantai 2 terjebak, akses ke lantai 1 tertutup runtuhan tembok. Kepanikan tidak terelakan. Saat terjadi gempa tersebut apa yang harus dilakukan guna mengurangi risiko?

“Ketika guncang gempa cukup kuat terjadi, segera berlindung di bawah meja, jauhi kaca atau berlindung dekat dinding dengan sudut segi tiga. Lindungi kepala dengan tas, atau baki atau alat lainnya yang bisa melindungi,” ujar R Memet Hikmat di hadapan ratusan karyawan toserba tersebut.
Ia pun menegaskan agar karyawan mengurangi kepanikan bila terjadi gempa dengan tidak berdesakan di jalur evakuasi dengan memegang pundak sesama. Ini karena kebanyakan korban meninggal lantaran terinjak-injak saat berdesakan menyelamatkan diri.
Baca juga: Siaga Bencana, Polres Sukabumi Gelar Simulasi, Korban Diselamatkan Pakai Teknik Vertical Rescue
Guna mengurangi resiko bila terjebak dalam runtuhan bangunan bertingkat tersebut, kata Yayan Babeh, rescuer senior Pusdalops BPBD Ciamis, pekerja di gedung bertingkat untuk selalu melengkapi diri dengan kartu identitas yang tersimpan dalam dompet yang selalu dibawa dalam saku.
“Jangan lupa lengkapi diri dengan peluit. ingat wasit sepak bola yang selalu membekali diri dengan peluit, serta lampu senter kecil. Itu sangat diperlukan bagi bekerja yang sehari-hari berada di gedung bertingkat,” ujar Yayan Babeh.
Baca juga: Pesawat Trike Jatuh dan Tabrak Rumah di Pangandaran, Pilot Dievakuasi Tim SAR, Ternyata Simulasi
Bunyi-bunyian tersebut sangat diperlukan untuk mendeteksi keberadaan korban selamat yang terkurung runtuhan bangunan. “Sebanyak 40 anak TK yang terjebak dan terkurung runtuhan ruang kelasnya di lantai 5 di Jepang akibat gempa terdeteksi keberadaannya karena bunyi-bunyian.,” katanya
Lima hari terkurung dalam runtuhan bangunan akibat gempa, menurut Yayan Babeh, 40 orang anak TK berikut gurunya tersebut bertahan hidup dengan menghemat bekal makanan yang dibawa dari rumah masing-masing anak TK.
Baca juga: Anggota Korem 063/SGJ dan Kodim 0615/Kuningan Gelar Simulasi Penanggulangan Gunung Ciremai Meletus
“Sepotong roti, dihemat makannya sehingga bisa bertahan hidup ditemukan selamat di hari ke-5 pascagempa. Di Jepang, anak TK sudah tahu apa yang harus mereka lakukan ketika terjadi gempa,” ujar Yayan Babeh.
Pada simulasi gempa di Toserba Yogya Rabu (21/12) pagi tersebut juga diperagakan bagaimana evakuasi korban selamat yang terjebak di runtuhan lantai 2 dengan cara vertikal rescue ke halaman parkir lantai 1 (titik kumpul) . Baik itu korban ibu hamil, maupun korban yang mengalami luka-luka patah tulang.

“Akhir-akhir ini sering terjadi gempa. Setelah gempa 5.8 M di Cianjur, kemudian terjadi gempa 6.4 M yang berpusat di Garut. Ciamis tentu perlu meningkatkan kewaspadaan. Karena gempa tidak bisa diperkirakan kapan terjadinya,” ujar Memet Hikmat.
Simulasi merupakan bagian dari kesiapan diri saat menghadapi bila terjadi gempa. Trik-trik apa atau upaya-upaya penyelamatan yang harus dilakukan guna mengurangi resiko bencana.
Baca juga: SDN Adiarsa Barat 3 Kawarang Berlindung di Bawah Meja, Simulasi Hadapi Bencana Gempa Bumi
Beberapa pekan terakhir menurut Memet, BPBD Ciamis gencar menggelar simulasi gempa. Terutama di gedung-gedung bertingkat dengan resiko dampak gempa yang cukup tinggi.
“Sebelum di Yogya ini, beberapa minggu kemarin kami menggelar simulasi gempa dan edukasi di RSUD Ciamis, di RSOP Cijeungjing. Rencananya pekan depan di RSDK dan Kampus Unigal,” ujar Memet Hikmat. (*)