Banjir di Sumedang

Pilu Nadine Kehilangan Ibu dan Kakaknya akibat Banjir Bandang Sawahdadap Sumedang, Sang Ayah Lemas

Nadine Aura Putri (10) belum banyak bicara tentang ibunya Dini (40) dan Kakaknya Syifa (17) yang hanyut dan meninggal dunia dalam banjir bandang

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Endin Sutardin (kanan), Nadine Aura Putri (tengah), Nanang Kosim (kiri) saat ditemui TribunJabar.id di kediamannya di Senin (19/12/2022) 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Kiki Andriana dari Sumedang

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Nadine Aura Putri (10) belum banyak bicara tentang ibunya Dini (40) dan Kakaknya Syifa (17) yang hanyut dan meninggal dunia dalam peristiwa banjir bandang di Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, membuatnya terpukul.

Namun, dia ingat, kakaknya Syifa memintanya membelikan kapas.

"Kalau sama ibu tidak ngobrol, kalau kakak ngobrol minta dibelikan kapas," kata siswa kelas 3 SD itu kepada TribunJabar.id di kediamannya di Kampung Babakan Kananga, Sawahdadap, Senin (19/12/2022).

Dini dan Syifa terseret arus banjir bandang di Desa Sawahdadap, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Sabtu (17/12/2022). Jasadnya baru ditemukan pada Minggu (18/12/2022) siang.

Meninggalnya kedua orang tersebut menjadi duka mendalam bagi keluarga. Terutama bagi Nadine dan ayahnya, Nanang Kosim (46).

Nanang sendiri sedang berada di Kota Bandung ketika banjir terjadi. Dia sedang bekerja dan biasanya baru kembali ke Sawahdadap malam hari.

"Saya lagi kerja di Bandung. Tapi saya rasakan aneh hari itu. Kok saya lemas, terus terasa ke hadapan saya melintas angin," kata Nanang di rumah duka.

Dia yang tak punya ponsel mendapat kabar dari adiknya yang sepekerjaan dengan Nanang. Adiknya memberi kabar bahwa Dini dan Syifa hilang.

Baca juga: Penyebab Banjir Bandang Cimanggung Sumedang, Longsor di Gunung Geulis Tutup Sungai Jadi Bendungan

"Saya dapat kabar pukul 21.00 bahwa anak dan istri hilang. Saya langsung lemas. Memburu ke Sawahdadap dibonceng pakai sepeda motor," katanya.

Nanang terakhir kali bertemu istrinya pada Sabtu pagi. Dia sempat mengantarkan Dini ke tempatnya bekerja di kawasan industri Dwipapuri.

"Dia sungkem saja ke saya. Dia bilang mau bekerja dulu. Dia memang pekerja keras dan betul-betul orang baik," katanya.

Baca juga: Detik-detik Endin Lihat Gelombang Banjir Sebesar Gajah Telan Anak dan Cucunya

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved