Serangan Bom di Bandung
Cerita Agus Tolong Aipda Sofyan Korban Ledakan Bom, Motoran ke RS, Pencet Klakson Sepanjang Jalan
Agus Hermawan masih pusing akibat ledakan bom di Polsek Astana Anyar Bandung. Kemarin dia menolong Aipda Sofyan, tapi nyawanya tak tertolong.
Penulis: Tiah SM | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Agus Hermawan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial Kelurahan Nyengseret mengaku telinganya masih mendengung dan kepala masih pusing akibat ledakan bom di Polsekta Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat.
Kantor Kelurahan Nyengseret bersebelahan dengan markas Polsekta Astanaanyar, saat bom meledak ruangan pak Asep tepat bersebelahan dengan ledakan bom sehingga asap dan sebagian serpihan masuk ke ruangan.
"Saat bom meledak, jelas kaget dan saya langsunh keluar," ujar Agus Hermawan di kantor nya, Kamis (8/12).
Agus menuturkan, saat keluar ruangan terdengar teriakan pedagang gorengan minta tolong agar antarkan anggota polisi yang lehernya berdarah.
Baca juga: 18 Saksi Diperiksa Terkait Bom Polsek Astana Anyar Bandung, 3 di antaranya Keluarga Pelaku
"Anggota polisi itu Aipda Sofyan, sedang digandeng dua ibu ibu karena jalan nya sudah sempoyongan,," ujar Agus.
Agus tak buang waktu langsung langsung ambil motor karena jika diantara mobil pasti macet di Pasar Anyar.
Aipda Sofyan langsung dilarikan dengan sepeda motor, ia bersandar ke punggung duduk di tengah, dibelakang anggota Linmas .
Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit Immanuel tak bicara apa pun kecuali mengarahkan jalan yang tidak macet. "Almarhum hanya minta nyalakan terus klakson agar diberi jalan, pas sampai Rumah Sakit, beliau minta ke UGD pintu belakang biar cepat katanya," tutur Agus.
Setelah antar UGD ditangani dokter, Agus memilih pulang ganti baju karena kemeja putih penuh darah.
"Saya tidak menyangka pak Sofyan meninggal, saya sangat kehilangan beliau orang nya baik," ujarnya.
Sementara itu Titin yang menolong pertama kali mengatakan, saat.bom meledak beberapa saat kemudian terlihat ada polisi berjalan sempoyongan sendiri leher berlumuran darah.
Titin masih dalam keadaan kaget saat melihat pak Sofyan sempoyongan langsung digandeng dan berteriak minta tolong.
"Sayang hanya bisa berteriak teriak minta tolong, pak Sofyan sudah muntah darah dan keluar darah juga dari hidung," ujarnya.
Sofyan terkenal baik setiap hari selalu parkir di belakang kantor kelurahan Nyengseret sebelum bertugas Babinkamtibmas Karanganyar.
Sampai ini motor almarhum masih terparkir di kantor kelurahan lengkap dengan rompi nya masih tergantung di motor. (Tribunjabar.id/Tiah SM)