Angka Kematian Ibu di Jabar Masih Tinggi, Pemerintah Harapkan Kelanjutan Program KB Pasca Persalinan
Di Jabar masih ada 147 kasus kematian dari 1.000 ibu melahirkan, padahal targetnya bisa ditutunkan sampai 87 kasus saja.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Angka Kematian Ibu (AKI) di Jawa Barat masih sangat mengkhawatirkan, yakni ditemukan 147 kasus dari 1.000 ibu melahirkan di Jawa Barat.
Program Keluarga Berencana Pasca Persalinan (KBPP) pun menjadi upaya penting untuk menurunkan AKI di Jawa Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Nina Susana Dewi, mengatakan di Jabar masih ada 147 kasus kematian dari 1.000 ibu melahirkan, padahal targetnya bisa ditutunkan sampai 87 kasus saja.
Baca juga: Angka Kematian Ibu di Indonesia Tempati Posisi Kedua di Asia Tenggara Bisa Ditekan dengan Program KB
"Penurunan angka kematian bayi sudah tercapai, tapi angka kematian ibu masih jauh di atas rata-rata. Kalau targetnya sekitar 80-84 persen dari 1.000 kelahiran hidup. Tapi di Jawa Barat masih 147. Masih tinggi, jauh dari nasional," kata Nina seusai kegiatan Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KBPP di Gedung Sate, Rabu (7/12/2022).
Ia mengatakan KBPP menjadi salah satu cara terbaik dalam menurunkan kematian ibu.
Karenanya, program KBPP yang selama ini dijalankan bersama Jhpiego, organisasi kesehatan nonprofit internasional yang berafiliasi dengan The John Hopkins University, berpotensi untuk terus dilanjutkan.
Program KBPP dalam rangka memberikan kontribusi penurunan AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan mengetengahkan proses pembelajaran-praktek dengan intervensi di Kota Bandung, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bogor.
"Kalau itu (KBPP) bagus, kita akan ambil contoh. Yang di Karawang akan kami jadikan contoh, kami saring apa yang menjadi rahasianya untuk disebar ke kabupaten dan kota lain," katanya.
Ia mengatakan sangat mendukung proyek ini karena efeknya sangat luar biasa bagi penurunan angka kematian ibu dan juga stunting.
Di tiga kabupaten kota tersebut, dengan adanya kegiatan ini 2021-2022 bisa menurunkan angka kematian ibu.
"Termasuk dari stunting, sudah dilaporkan sudah ada penurunan. Kalau keberhasilan Karawang ini kita replikasi ke kabupaten kota lain dengan bantuan dari Jhpiego dan pemda, itu kita Insya Allah optimistis bisa menurunkan stunting dan kematian ibu dan anak. Walaupun tidak drastis tapi berlanjut terus sampai mencapai target, kami sangat mendukung," katanya.
Baca juga: Muhadjir Effendy Sebut Jumlah Kematian Ibu Meningkat di Indonesia
Direktur penelitian dan Evaluasi Jhpiego, Siti Nurul Qomariyah, mengatakan kegiatan di Gedung Sate ini adalah penutupan kerja sama Jhpiego dengan pemerintah Indonesia, utamanya Jawa Barat.
"Di mana kami membantu pemerintah Indonesia untuk memperkuat KBPP, KB Pasca Persalinan, di mana kami berharap ibu-ibu sebelum pulang dari fasilitas kesehatan sudah memanfaatkan KB. Jadi yang kita lakukan itu dengan melakukan pelatihan kepada petugas kesehatan supaya mereka melakukan pelayanan, mendorong peningkatan mutu kerjasama dengan dinas kesehatan untuk memastikan mereka melakukan supervisi," katanya.
Angka KBPP yang ditargetkan pemerintah Indonesia, katanya, 70 persen.
Dalam hal ini, 42 hari setelah ibu melahirkan, sudah memakai KB. Namun demikian, kini angka cakupan KBPP nasional hanya 30 persen.