Kasus Bullying Santri di Tasikmalaya Berawal dari Tuduhan Mencuri,Polisi Kantongi Identitas 2 Pelaku

Terduga pelaku kemungkinan lebih dari dua orang. Walau saat kejadian lampu kobong dimatikan, namun korban bisa mengetahui adanya terduga lain.

Penulis: Firman Suryaman | Editor: Seli Andina Miranti
Thinkstockphotos.com
Ilustrasi stop aksi bullying - Kasus dugaan perundungan atau bullying di Kabupaten Tasikmalaya terus berkembang. 

TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Kasus dugaan perundungan atau bullying di Kabupaten Tasikmalaya terus berkembang.

Korbannya adalah seorang santri di sebuah pesantren di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya.

Polisi pun sudah mengetahui identitas dua terduga pelaku bullying.

"Dari kronologi kejadian yang dituturkan korban, teridentifikasi dua nama terduga pelaku," ujar Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Agung Tri Poerbowo, Sabtu (26/11/2022).

Baca juga: Saat Aksi Bullying Terhadap Santri di Tasikmalaya Dilakukan, Lampu Kobong Dimatikan Terduga Pelaku

Terduga pelaku kemungkinan lebih dari dua orang.

Walau saat kejadian lampu kobong dimatikan, namun korban bisa mengetahui adanya terduga lain.

Namun begitu, kata Kasatreskrim, saat ini pihaknya belum memanggil terduga karena masih mengumpulkan bukti-bukti awal.

"Bukti-bukti awal sebagai dasar kami melakulan pemanggilan terhadap terduga. Saat ini masih kami kumpulkan," ujar Agung.

Awalnya Dituduh Mencuri

Seperti apa kronologi dugaan aksi bullying terhadap santri oleh sejumlah teman sesama santri di sebuah pondok pesantren di Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat?

Seperti dituturkan korban, Z (14) warga Kecamatan Purbaratu, Kota Tasikmalaya, saat dimintai keterangan oleh polisi, beberapa hari lalu.

Aksi bullying dilakukan Senin (21/11) malam sekitar pukul 23.00.

Saat itu korban dipanggil ke kobong oleh seorang santri.

Korban pun memenuhi panggilan.

Baca juga: Polisi Kantongi Identitas Terduga Pelaku Bullying Santri di Tasikmalaya, Kemungkinan Lebih dari Satu

Di kobong tersebut sudah ada beberapa santri, dan korban dituduh mencuri.

Karena merasa tidak pernah berbuat seperti itu korban membantah.

"Sikap korban membuat santri tersebut kesal sehingga terjadi kekerasan terhadap korban, mengenai muka dan punggung hingga memar," kata Kasatreskrim Polres Tasikmalaya Kota, AKP Agung Tri Poerbowo, Sabtu (26/11/2022).

Aksi kekerasan pun diikuti oleh teman-teman santri lainnya.

Korban pun akhirnya disuruh kembali dan saat pulang korban menceritakan nasib yang menimpanya di pesantren.

Ayah korban, Y, tak terima anaknya diperlakukan seperti itu lalu lapor polisi.

"Kasusnya sedang kami tangani. Sejauh ini kami sudah memintai keterangan korban serta saksi-saksi," ujar Agung.

Ia pun menambahkan penanganan kasus dugaan bullying santri tersebut terus berjalan. (*)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved