Santri Meninggal di Kuningan
Santri di Kuningan Meninggal Disiksa 3 Senior, Pelaku Dikeluarkan dan Dibawa Polisi untuk Dihukum
Santri di Kuningan meninggal setelah disiksa tiga seniornya. Pelaku sudah dikeluarkan dari pesantren dan sedang diperiksa polisi.
Penulis: Ahmad Ripai | Editor: Kisdiantoro
Laporan Kontributor Kuningan, Ahmad Ripai
TRIBUNJABAR.ID, KUNINGAN - Meninggalnya VN (15), santri salah satu pondok pesantren di Kecamatan Nusaherang, Kuningan, Jawa Barat, ternyata benar setelah disiksa oleh tiga santri senior atau kakak kelas.
Pihak pengelola pesantren mengatakan saat ini ketiga senior yang menyiksa santri VN hingga menyebabkan meninggal dunia sedang diperiksa oleh polisi.
Mereka juga dikeluarkan dari dari pesantren sehingga tidak tercatat lagi dari yayasan pendidikan.
"Adapun ke 3 pelaku terlibat dugaan penyiksaan itu berinisial AU (17), MD (17) dan MA (17), yang juga peserta didik di Madrasah Aliyah kami. Ketiga murid itu, saat ini sedang menjalani proses hukum dengan pihak berwajib dan secara resmi sudah di keluarkan dari yayasan pendidikan," ujar pengasuh pondok pesantren K Jumhaer saat ditemui di lingkungan Ponpes di Kecamatan Nusaherang, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, Senin (21/11/2022).
Menurutnya, kejadian dugaan penyisaan itu bermula dari candaan. Santri yang tak terima dengan candaan korban melapor ke teman senior atau kakak kelas.
Baca juga: Santri di Kuningan Meninggal Diduga Dikeroyok Senior Pesantren, Begini Kata Kapolsek Kadugede
"Dari hal sepele, pada saat korban becanda terhadap teman kamarnya. Si teman ini gak terima dan langsung lapor ke senior hingga terjadi seperti begini. Mungkin peristiwa ini musibah dan ujian bagi saya juga ya," kata Jumhaer lagi.
Saat kejadian berlangsung, kata Jumhaer, wali asrama atau petugas keamanan di lingkungan Ponpes tidak ada yang mengetahui.
"Korban sempat mengalami sesak. Teman korban bersama pengurus bergegas membawa korban ke klinik. Sehubungan fasilitas medis tidak lengkap dan korban pun dibawa ke RS 45 hingga kabar duka terjadi," katanya.
Adanya kejadian tersebut, Jumhaer mengaku pada waktu malam tengah berada di rumah sakit di Kuningan. Keberadaan di lembaga medis itu, untuk menjaga kedua cucunya yang masuk dan harus mendapatkan perawatan medis secara intens.
"Ya, mengenai kejadian hingga ada santri meninggal. Saya sedang di rumah sakit Juanda. Sudah dua hari dua malam saya jaga cucu yang sedang dirawat," katanya.
Menyinggug soal sikap lembaga pendidikan ponpes terhadap kejadian, Jumhaer mengaku salah dan siap bertanggungjawab terhadap kejadian yang memprihatinkan ini.
"Untuk kejadian ini, kami tentu bertanggungjawab. Terus juga, pada waktu subuh tadi, saya ke rumah korban dan membuka komunikasi, juga sempat menawarkan kepada keluarga korban. Apakah mau nuntut saya ke pihak berwajib atau mau ishlah itu hak keluarga?" ujarnya.
Peristiwa kematian Santi di Pondok Pesantren, Kecamatan Nusaherang, yang masuk pembinaan wilayah Hukum Kapolsek Kadigede. Sontak mendapat tanggapan dari Kapolsek setempat, AKP M Faisal.
"Mengenai kejadian di lingkungan pondok pesantren itu semua sudah menjadi penanganan Satuan Reskrim Polres Kuningan," ujar Kapolsek Kadugede AKP M Faisal saat di hubungi ponselnya, Senin (21/11/2022).
Baca juga: Breaking News, Innalillahi, Santri di Kuningan Meninggal Dunia, Diduga Dikeroyok Senior Pesantren
Sementara, keluarga korban kematian santri yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren di Kecamatan Nusaherang, berharap lembaga pendidikan tersebut bertanggungjawab atas peristiwa perampasan nyawa atas nama DVN (15), yang juga Warga Kecamatan Kadugede.
Demikian hal itu dikatakan Suhanan (42) yang juga kerabat korban saat ditemui di rumah duka, Senin (21/11/2022).
Suhanan menceritakan, tragedi kematian melibatkan keponakannya, tentu menjadi penyesalan cukup mendalam. Pasalnya, jenazah korban saat diserahterimakan itu tidak ada perwakilan dari lembaga pendidikan tersebut.
"Terlepas dengan kejadian kematian anak kami, kami hanya ingin pertanggungjawaban dari pihak yayasan atau lembaga pendidikan Ponpes saja," katanya.
Mengenai jasad korban, kata dia mengklaim bahwa semua sudah dilakukan penanganan petugas kepolisian. "Sejak terjadinya insiden dugaan perampasan nyawa anak kami. Polisi sudah melakukan penanganan dan mendatangi lingkungan ponpes tersebut," katanya.
Tidak hanya itu, Suhanan menyebut jenazah korban pun mendapat penanganan dari petugas medis RSUD 45 Kuningan. "Ya, kejadian kematian korban. Ini sudah dilakukan pemeriksaan sebab kematian bagaiamana, karena tim medis dengan petugas kepolisian juga telah melakukan autopsi jasad korban," katanya.
Menyinggug soal hasil autopsi, dia menyebut di sekujur jasad korban itu terdapat luka lebam di bagian belakang alias punggung dan di depan, persis sekitar dada korban.
"Hasil autopsi ada luka lebab di dada korban dan bagian punggung. Dugaan jelas penganiayaan, namun gak tahu bisa mengalami luka itu akibat benturan atau pukulan," katanya.
Diberitakan sebelumnya, kabar duka terjadi di kalangan santri di Kuningan. Hal itu setelah sebelumnya, santri Pondok Pesantren di Kecamatan Nusaherang, meninggal akibat dugaan pengeroyokan senior alias kakak tingkat kelas.
Informasi terhimpun, santri meninggal sekaligus warga Desa Kadugede itu terjadi sekitar pukul 21.00 WIB tadi malam. Namun sebelum menghembuskan nafas terakhir, santri yang kena sasaran bogem mentah oleh dua orang kakak kelas itu sempat dilarikan ke klinik daerah setempat.
Terlepas dengan penanganan tersebut, korban diketahui bernama Valentino Nugroho yang akrab disapa Opik (15). Korban masih duduk di kelas 2 MTS lingkungan ponpes setempat.
"Soal informasi ada santri meninggal benar. Tapi gak tahu akibatnya, hanya selentingan korban meninggal akibat penganiayaan kakak kelasnya," kata Dede (41), warga setempat saat di tanya di lokasi lingkungan Ponpes setempat, Senin (21/11/2022).
Tedi (35), warga setempat, juga mengetahui kehebohan semalam.
"Iya semalam, banyak mobil polisi lewat. Pas saya ikuti ke lingkungan Ponpes tersebut," katanya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Pesantren-di-Kuningan-Santri-meninggal-disiksa.jpg)