Kasus Gagal Ginjal Akut

Dulu Aman, Mengapa Obat Sirup Sekarang Berbahaya? Pakar Farmakologi Jelaskan Kemungkinannya

Berikut update kasus gangguan ginjal akut yang diduga karena zat kimia berbahaya etilen glikol.

Editor: Ravianto
Canva
Ilustrasi obat sirup.Ada beberapa kemungkinan yang membuat obat sirup memiliki kandungan zat kimia berbahaya dan ditemukan pada pasien gagal ginjal akut 

TRIBUNJABAR.ID, JAKARTA - Berikut update kasus gangguan ginjal akut yang diduga karena zat kimia berbahaya etilen glikol.

Zat kimia berbahaya yang terkandung dalam obat jenis sirop bernama etilen glikol dicurigai menjadi biang kerok munculnya kasus gagal ginjal akut pada anak.

Ada beberapa kemungkinan yang membuat obat sirup memiliki kandungan zat kimia berbahaya dan ditemukan pada pasien gagal ginjal akut atau Acute Kidney Injury (AKI) pada anak.

Pakar Farmakologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati menjelaskan 3 kemungkinan penyebab munculnya etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) zat berbahaya yang ditemukan pada pasien gangguan ginjal akut.

Prof Zullies Ikawati mengakui bahwa banyak orangtua yang tentunya akan menanyakan mengapa obat sirup dahulu aman dikonsumsi, namun saat ini bisa berbahaya sampai ditemukan pada pasien gangguan ginjal akut.

Faktor yang pertama adalah terkait sumber dari bahan baku pembuatan obat tersebut.

Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt. (dok.https://farmasi.ugm.ac.id/)
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Zullies Ikawati, PhD, Apt. (dok.https://farmasi.ugm.ac.id/) ()

Menurutnya, mungkin saja terdapat perbedaan sumber bahan baku obat yang diproduksi saat ini dan dahulu.

"Kok dulu aman-aman saja, sekarang kok bahaya? Sebetulnya ada beberapa possibility, yang pertama, mungkin memang ada perubahan sources atau perubahan sumber dari bahan baku, tetapi ini tentu saja harus dikonfirmasi kepada industrinya," kata Prof Zullies, dal program Kompas TV, Senin (24/10/2022).

Namun faktor ini dapat dibantah jika industri farmasi yang memproduksi obst tersebut mampu menunjukkan dokumen yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya bahwa tidak ada kandunga zat kimia berbahaya di dalamnya.

Baca juga: Etilen Glikol Dicurigai Jadi Biang Kerok Kematian Akibat Gagal Ginjal Akut, Ini Penjelasan IDAI

Baca juga: SEBARAN Kasus Gagal Ginjal Akut di Indonesia, DKI Jakarta 82 Kasus, 40 Meninggal

"Jika memang industri farmasi bisa menunjukkan dokumen yang valid bahwa tidak ada perubahan bahan baku, yang dulu aman-aman begitu, maka possibility ini menjadi gugur ya, bahwa ini tidak seperti itu," jelas Prof Zullies.

Selanjutnya, faktor kedua yang mungkin dapat menjadi penyebab munculnya zat kimia berbahaya seperti Etilen Glikol (EG) dan Dietilem Glikol (DEG) adalah terkait penyimpanan obat yang tidak tepat.

Perlu diketahui, Polietilen glikol merupakan zat yang kerap digunakan sebagai zat pelarut tambahan untuk obat-obatan cair seperti obat sirup.

Nah, zat ini sebenarnya tidak berbahaya jika kadar penggunaannya berada di bawah ambang batas.

Namun perlu diperhatikan, jika terjadi penguraian polietilen glikol pada saat penyimpanan, maka dapat menghasilkan cemaran zat berbahaya seperti EG dan DEG.

"Yang kedua, mungkin ada faktor misalnya peruraian selama penyimpanan, bisa saja polietilen glikol ataupun gliserol atau apa yang menjadi bahan baku yang sebetulnya itu adalah wajar, mengalami peruraian selama penyimpanan.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved