Kenali Kondisi Dada Burung, Bisa Picu Sesak Napas, Ini Cara Mengatasinya

Apa itu Pectus Excavatum dan Pectus Carinatum atau Dada Burung yang bisa picu sesak napas.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Siti Fatimah
(Shutterstock/Cristian Borrego Sala)
ilustrasi Pectus Excavatum 

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Tribunners, pernahkah Anda mendengar istilah Pectus Excavatum dan Pectus Carinatum atau Dada Burung, dimana kondisi tersebut adalah adanya kelainan tulang dada yang tumbuh secara tidak normal, baik cekung kedalam atau menonjol keluar.

Kondisi tersebut biasanya, tidak disertai keluhan, selain tampilan yang tidak normal.

Namun pada beberapa beberapa kondisi kelainan yang berat, dapat disertai keluhan sesak nafas, karena adanya penyempitan di daerah rongga dada tempat jantung dan paru-paru, yang terjadi saat janin masih di dalam kandungan.

Dokter Spesialis Bedah Toraks Kardiak dan Vaskular di Rumah Sakit Santosa Central Bandung, dr. Euis Maryani, Sp.BTKV menjelaskan, kelainan tulang dada bawaan dipengaruhi oleh faktor genetik, atau dapat juga dikarenakan pengaruh obat-obatan atau zat-zat yang dikonsumsi oleh ibu hamil, yang dapat menyebabkan kecacatan janin sejak di dalam kandungan. 

"Kondisi kelainan tulang dada bawaan sebenarnya dapat terdeteksi melalui USG di akhir-akhir masa kandungan, tapi pada beberapa kasus, kondisi ini baru terlihat saat bayi sudah lahir, dan ada juga yang baru kentara saat anak beranjak dewasa. Hal tersebut tergantung dari jenis berat atau ringan kondisi kelainan tulangnya," ujarnya saat ditemui di Rumah Sakit Santosa Central, Kota Bandung, Sabtu (17/9/2022).

dr. Euis menuturkan, gejala seseorang memiliki kelainan tulang dada bawaan, umumnya terlihat dari tampilan tubuh bagian dada yang tampak tidak normal, terutama pada pasien yang berperawakan kurus. 

Pada kondisi pasien tersebut, akan terlihat jelas bahwa postur dadanya mencekung ke dalam, atau cembung seperti dada burung.

"Bila cekungan sangat dalam, kadang disertai keluhan sesak napas, karena adanya penyempitan nyata di daerah rongga dada yang ditempati organ jantung dan paru-paru," ucapnya.

Menurutnya, meski terkadang beberapa pasien yang memiliki kondisi kelainan tulang bawaan ini, tidak disertai dengan adanya keluhan. 

Namun, kondisi ini dapat berdampak atau mempengaruhi kondisi psikologis seseorang, terutama jika dialami pada pasien anak, yang berpotensi menyebabkan anak minder dan berpengaruh pada self image anak.

"Kondisi psikologis anak akan terganggu, terutama mendekati masa remaja, dimana bisa saja anak menjadi bahan ledekan atau bullying dari teman-temannya karena kondisi fisik yang dialaminya," ujar dr. Euis.

Maka dari itu dibutuhkan upaya penanganan kondisi tersebut sedini mungkin.

Meski demikian, penanganan kondisi tersebut, akan disesuaikan dengan berat atau ringannya kelainan kondisi yang di alami setiap pasien.

Bila kondisi kelainan berstatus ringan, dan tidak ada keluhan sesak nafas, dapat hanya dilakukan menggunakan alat bantu penopang daerah dada, seperti korset. 

Namun, pada kasus kondisi berat, pasien memerlukan tindakan operasi besar berupa rekonstruksi daerah dada, dengan tujuan mengembalikan bentuk tulang dada agar kembali atau mendekati normal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved