3 Warga Sumedang Diserang Macan Kumbang, Ini yang Dilakukan saat Bertemu Macan di Hutan, Jangan Lari

Irawan mengatakan bahwa macan kumbang sejatinya menghindari perjumpaan dengan manusia.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Ravianto
Dok TNGC
Ilustrasi Macan Kumbang. BBKSDA membagikan tips saat bertemu macan di hutan, yang terpenting jangan memprovokasi. 

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Kasus 3 warga Sumedang diserang macan kumbang mengingatkan kita bahwa hutan-hutan di Jawa Barat merupakan habitat asli macan kumbang. Karenanya, perjumpaan manusia dengan satwa dilindungi ini sering terjadi. 

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mencatat seringnya perjumpaan manusia dengan macan kumbang, meski secara total belum teridentifikasi darinya jumlah populasi macan kumbang

"Seluruh Jawa Barat ini merupakan area jelajah macan kumbang, Macan kumbang ini kan ikon Jawa Barat," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad kepada TribunJabar.id, Minggu (11/9/2022). 

Irawan mengatakan bahwa macan kumbang sejatinya menghindari perjumpaan dengan manusia.

Binatang itu akan memperlihatkan agresivitasnya jika manusianya sendiri menampakkan sebuah ancaman kepada macan. 

"Makanya ada tips kalau berjumpa macan kumbang. Tenang, jangan panik apalagi sampai membuat gaduh, macannya jangan diancam, diprovokasi, apalagi diintimidasi. Bergeraklah perlahan dan jauhi lokasi," kata Irawan. 

Jika langkah itu dilakukan, maka manusia akan terhidar dari konflik dengan satwa liar dilindungi. 

Konflik ini memang perlu dihindarkan sebab sesunggunya manusia bisa hidup berdampingan dengan satwa liar tanpa saling mengganggu. 

"Kami terus sosialisasi ke masyarakat,  bahwa macan ini bukan seperti anjing yang anda usir dia lari. Kalau belajar ekologi binatang ini, dia sebenarnya takut manusia,"

"Barangkali karena kaget dan terancam, dia nyerang orang. Kami sangat sayangkan ada konflik manusia dan satwa. Kasihan orangnya, kasihan juga satwanya," kata Irawan. 

Solusi komperhensif perlu dirumuskan agar konflik serupa tidak kembali terjadi.

Mengingat di Cimanggung, Sumedang, pemukiman penduduk mulai merangsek ke kawasan-kawasan dekat hutan. 

"Kita perlu solusi dengan melibatkan semua pihak. Harus ada pemerintah daerah, masyarakat, tokoh masyarakat/adat, LSM hingga perguruan tinggi," kata Irawan. 

Pada Rabu (7/9/2022) sekitar pukul 14.00 WIB, macan kumbang muda mengendap ke area perkebunan di blok Cihanjawar, Desa Tegalmanggung, Cimanggung, Sumedang.

Di area tersebut, tiga orang petani sedang bekerja memelihara tanaman alpukat. Para petani itu diserang dan mendapatkan luka serius.

Mengapa Macan Kumbang Turun dari Gunung Masigit?

Tiga orang warga Sumedang diserang macan kumbang, Rabu (7/9/2022). Macan kumbang itu mati setelah ditenggelamkan ketiga warga yang diserang di dekat perbatasan Taman Buru Masigit Kareumbi

Macan kumbang yang mati di Desa Tegalmanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang ternyata macan kumbang muda. 

Usia macan itu menurut Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat sekitar dua tahun.

Macan itu belum berpengalaman dalam mencari mangsa untuk dimakan. 

Perilaku hewan belum berpengalaman sama seperti manusia. Yakni, mencari mangsa yang mudah.

Macan itu turun untuk meraih makanan yang gampang didapat. 

Pada kasus konflik macan kumbang dengan petani yang pertarungan keduanya terjadi pada Rabu (7/9/2022), macan tersebut mengendus bau unggas jenis bebek. 

Bebek-bebek tersebut merupakan peliharan petani di kebun yang jaraknya hanya 1,5 kilometer dari batas hutan Taman Buru Masigit Kareumbi (TBMK). 

"Karena dia macan muda, maka dia mencari yang mudah di antaranya bebek itu yang dipelihara para petani di kebun," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad kepada TribunJabar.id, Minggu (11/9/2022) saat dihubungi. 

Alanisis Irawan lainnya tentang alasan macan kumbang turun ke area perkeubunan warga adalah populasi hewan yang notabene menjadi mangsa macan berkurang. 

"Mungkin karena dua alasan itu, pertama mencari mangsa yang mudah karena dia macan muda. Kedua, karena makanan di hutan berkurang," kata Irawan. 

Namun, sejatinya konflik macan dengan petani tak perlu terjadi.

Sebab, karakter macan selalu menjauhi manusia. Macan takut dengan kehadiran manusia. 

"Kejadian macan menyerang itu karena macan sendiri merasa terancam. Kasihan lah kalau konflik, kasihan ke satwa dan ke orangnya juga, karena mereka itu kan warga kita juga," katanya.(Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved