Tenang dan Jangan Gaduh, Itu yang Perlu Dilakukan Saat Jumpa Macan Kumbang di Hutan-hutan Jawa Barat
Hutan-hutan di Jawa Barat merupakan habitat asli macan kumbang. KArena itu, perlu sikap tenang dan tidak gaduh untuk membuat macan tidak agresif
Penulis: Kiki Andriana | Editor: Darajat Arianto
Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Hutan-hutan di Jawa Barat merupakan habitat asli macan kumbang. Karenanya, perjumpaan manusia dengan satwa dilindungi ini sering terjadi.
Salah satunya adalah sikap tenang dan tidak gaduh untuk membuat macan tidak agresif saat bertemu manusia.
Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat mencatat seringnya perjumpaan manusia dengan macan kumbang, meski secara total belum teridentifikasi darinya jumlah populasi macan kumbang.
"Seluruh Jawa Barat ini merupakan area jelajah macan kumbang. Dan macan kumbang ini kan ikon Jawa Barat," kata Kepala BBKSDA Jawa Barat, Irawan Asaad kepada TribunJabar.id, Minggu (11/9/2022).
Irawan mengatakan bahwa macan kumbang sejatinya menghindari perjumpaan dengan manusia.
Sebuah agresifitas mungkin terjadi jika manusianya sendiri menampakkan sebuah ancaman kepada macan.
"Makanya ada tips kalau berjumpa macan kumbang. Tenang, jangan panik apalagi sampai membuat gaduh, macannya jangan diancam, diprovokasi, apalagi diintimidasi. Bergeraklah perlahan dan jauhi lokasi," kata Irawan.
Jika langkah itu dilakukan, maka manusia akan terhidar dari konflik dengan satwa liar dilindungi.
Baca juga: Mengapa Macan Kumbang Gunung Masigit Turun Gunung dan Serang Petani? Kata BKSDA Membaui Bebek
Konflik ini memang perlu dihindarkan sebab sesunggunya manusia bisa hidup berdampingan dengan satwa liar tanpa saling mengganggu.
"Kami terus sosialisasi ke masyarakat, bahwa macan ini bukan seperti anjing yang anda usir dia lari. Kalau belajar ekologi binatang ini, dia sebenarnya takut manusia,"
"Barangkali karena kaget dan terancam, dia nyerang orang. Kami sangat sayangkan ada konflik manusia dan satwa. Kasihan orangnya, kasihan juga satwanya," kata Irawan.
Solusi komperhensif perlu dirumuskan agar konflik serupa tidak kembali terjadi. Mengingat di Cimanggung, Sumedang, pemukiman penduduk mulai merangsek ke kawasan-kawasan dekat hutan.

"Kita perlu solusi dengan melibatkan semua pihak. Harus ada pemerintah daerah, masyarakat, tokoh masyarakat/adat, LSM hingga perguruan tinggi," kata Irawan.
Baca juga: Korban Terkaman Macan Kumbang di Cimanggung Sumedang Berangsur Pulih, Lihat Kucing Pun Ingat Harimau