Mahasiswa Prihatin Penularan HIV/AIDS di Kalangan Mereka, Berharap Ada Sosialisasi Lewat Medsos

Sejumlah mahasiswa mengaku sangat prihatin dengan tingginya penularan HIV/AIDS di kalangan mereka.

Editor: Januar Pribadi Hamel
Kolase Tribun Jabar
Ilustrasi: Balita tertular HIV/AIDS. Sejumlah mahasiswa mengaku sangat prihatin dengan tingginya penularan HIV/AIDS di kalangan mereka. 

TRIBUNJABAR.ID - Sejumlah mahasiswa mengaku sangat prihatin dengan tingginya penularan HIV/AIDS di kalangan mereka.

Utiyah, mahasiswi Unpad mengatakan, banyaknya kasus HIV/AIDS di kalangan mahasiswa terjadi karena pergaulan bebas.

"Saya merantau dari Palembang, kuliah di Bandung dan kos, saya lihat banyak teman yang bergaul bebas," ujarnya, kepada Tribun Jabar, kemarin.

Mereka berasal dari berbagai daerah dan perguruan tinggi. "Banyak banget yang ngelakuin itu [seks bebas]," ujarnya.

Baca juga: Ratusan Mahasiswa di Bandung HIV/AIDS, Lebih Tinggi dari Jumlah Pekerja Seks yang Terpapar

Di sisi lain, ujar Utiyah, banyak orang yang terjangkit HIV kurang pemahamannya tentang penyakit menular seksual.

"Mungkin ke depannya harus ada penyuluhan khusus tentang bahaya HIV. Yang lebih light biar mudah dimengerti, dan mungkin pake platform yang rame digunain kayak tiktok atau instagram, biar lebih mudah dapat perhatiannya," ujarnya.

Hal senada dikatakan Alfayed Ibnu (21, mahasiswa Polban). Ia mengatakan di lingkungan sekitar kampusnya, ia kerap melihat bagaimana pergaulan bebas terjadi.

"Mau bagaimana lagi? Sekarang budaya barat mudah dilakukan anak-anak muda. Terlebih, di Indonesia juga masih tabu perihal hal semacam ini, sehingga edukasi soal penyebab penularannya pun masih minim," ujar Alfayed saat dihubungi melalui telepon, kemarin.

Ia juga melihat bukan hal mudah melakukan sosialisasi dan edukasi ke mahasiswa.

"Usia 20 tahun diajarin sama orang tuanya juga kadang masuk kanan keluar kiri. Anak sekarang justru lebih nurut dengan apa yang dia baca di sosmed daripada nasihat ortu," katanya.

Galih Ramadhan (19), mahasiswa Akademi Pariwisata NHI Bandung mengaku miris mendengar bahwa banyak mahasiswa di Bandung yang terpapar HIV.

Sebagai mahasiswa "angkatan pandemi Covid-19", Galih mengatakan tidak terlalu memperhatikan soal pergaulan bebas teman-temannya.

"Karena saya mahasiswa prodi perhotelan, jadi kegiatan saya dan teman-teman dekat saya selama libur kuliah banyak diisi dengan 'casual' di hotel, yaitu bekerja paruh waktu dengan bayaran perhari jika hotel tersebut membutuhkan tambahan tenaga kerja," ujarnya.

Tempat hotelnya bekerja paruh waktu pun merupakan hotel bintang 5 yang cukup ternama di Bandung.
Sehingga kebanyakan yang datang adalah keluarga yang memanfaatkan waktu libur, tidak ada anak muda seusianya yang check-in di hotel tersebut. (tiah sm/putri puspita)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved