Diskominfo Jabar dan KPID menggandeng 4 perguruan tinggi tentang ASO
Diskominfo Jabar dan KPID menggandeng 4 perguruan tinggi tentang ASO (Analog Switch Off)
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Barat bersama Dinas Komunikasi dan Informatika Jabar menggandeng empat Perguruan Tinggi di Jawa Barat dalam Ekspose Hasil Riset Tahun 2022 di Kantor KPID Jawa Barat.
Ketua KPID Jawa Barat, Adiyana Slamet, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk melihat seperti apa masa depan TV setelah pemberlakuan ASO (Analog Switch Off) sehingga dalam pengambilan keputusan kebijakan kelak, bisa sesuai dengan apa yang di butuhkan.
"Sesuai amanat pak Gubernur ketika melantik beberapa waktu yang lalu, ketika hendak mengambil sebuah keputusan, harus berdasarkan data sehingga bisa tepat sasaran. Maka ini yang kami lakukan, karena pada 2022 ini sesuai undang undang 10 tahun 2020 bahwa Analog Switch Off ini harus terlaksana pada 2 November 2022, maka ini salah satu penguatan yang kami lakukan untuk langkah kedepan," ungkapnya seusai membuka Ekspose Hasil Riset Tahun 2022 di Kantor KPID Jawa Barat, Rabu (24/8/2022)
Ia pun menambahkan, ke depan pasca ASO ini berlangsung, persaingan dunia penyiaran akan jauh lebih kompetitif bagi seluruh pihak, dan tidak akan di dominasi oleh pemilik modal besar semata.
"Kalau bicara Pasca ASO, kelak persaingannya akan lebih kompetitif dan terfokus pada kontennya. Bukan lagi bicara penyiaran mana yang punya modal paling besar, lalu kedua ada efisensi biaya untuk produksi, lalu yang ketiga media televisi bisa memberikan informasi dengan kualitas gambar yang lebih bersih, suara yang jernih dan tekhnologi yang canggih," katanya.
Pihaknya pun optimistis peralihan itu bisa dilakukan sebelum 2 November 2022 mendatang. Optimisme serupapun di ungkapkan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat, Ika Mardiah.
Ia mengatakan, Jawa Barat sudah siap menghadapi peralihan ini, adapun kekurangan kekurangan yang diperlukan dalam menghadapi peralihan tersebut, pihaknya terus senantiasa berkoordinasi dengan Gubernur dan Pemerintah Pusat, agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati siaran digital ini.
"Secara keseluruhan kami siap, kalaupun ada kekurangan kekurangan dalam menyukseskan peralihan ini, Pak Gubernur terus berkoordinasi dengan pusat agar semuanya bisa terlaksana dengan baik, dan masyarakat bisa mendapatkan haknya untuk merasakan tayangan yang berkualitas," katanya.
Peneliti dari Universitas Islam Bandung (Unisba), Prof Atie Rachmiatie menilai meski terbilang terlambat dalam melakukan peralihan TV Analog menuju Digital, namun peralihan yang akan dilakukan sebelum 2 November 2022 ini dinilai memiliki banyak manfaat bagi masyarakat meskipun ada sejumlah tantangan yang menyertai perpindahan tersebut.
Atie menjelaskan, lahirnya tv digital baru dengan keanekaragaman konten lokal didalamnya, kebutuhan akan konten kreator yang meningkat, hingga terbukanya berbagai jenis lapangan pekerjaan baru, menjadi segelintir manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat jika peralihan tv analog menuju digital tersebut rampung.
Kendati demikian dikatakan Atie, jika melihat dari perspektif ekonomi, untuk menikmati siaran digital ini, biaya juga harus dirasakan oleh masyarakat meski tidak besar hanya untuk pertama kali membeli set top box sebagai alat bantu penangkap sinyal digital, selain itu untuk tv digital baru sendiri cost sewa slot siaran kepada pemegang mugs pun menjadi salah satu biaya yang tidak akan bisa dihindari.
"Manfaatnya sangat besar, selain dari tayangan yang bersih, jernih canggih, lalu kontennya beragam stasiun penyiarannya juga lebih banyak, lapangan pekerjaan pun akan senantiasa terbuka dengan peralihan ini," katanya.