Soal Pelajar Seberangi Sungai, JQR Akan Tindaklanjuti Kebutuhan Jembatang di Sungai Ciujung Cianjur
Jabar Quick Response segera menindaklanjuti pelaporan kebutuhan penyeberangan Sungai Ciujung di Cikadu, Cianjur yang juga dipakai pelajar menyeberang
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Jabar Quick Response (JQR) segera menindaklanjuti pelaporan mengenai kebutuhan penyeberangan Sungai Ciujung di Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur.
Selama ini, masyarakat, khususnya peserta didik SDN Padawaras, terpaksa berjalan kaki langsung di badan sungai untuk mencapai sekolahnya.
Koordinator Media JQR, Hari Brahma, mengatakan pihaknya baru mengetahui kondisi penyeberangan sungai di desa tersebut. JQR, katanya, segera menindaklanjuti laporan dari media ini dengan mengumpulkan data terlebih dulu.
"Kita akan kontak dulu Pak Guru Enyep untuk pengumpulan data untuk bahan tindakan selanjutnya," kata Hari melalui telepon, Minggu (31/7).
Setelah pengumpulan data awal dilakukan, katanya, barulah bisa melakukan survei ke lokasi untuk mertimbangkan penanganan jangka pendek dan panjangnya.
Sebelumnya diberitakan, sekitar 100 murid sekolah dasar negeri Padawaras, Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, selalu kebasahan saat tiba di sekolah karena harus menyeberangi sungai Ciujung.
Mereka terpaksa terjun ke sungai karena akses jembatan satu-satunya tergerus air bah tahun 2018 lalu. Ratusan murid tersebut berasal dari Kecamatan Naringgul dan Kecamatan Cidaun yang bersekolah di Cikadu.
Informasi yang dihimpun sejak tahun 2018 jembatan tersebut putus akibat terbawa hanyut banjir bandang yang melanda kampung Padawaras, Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur.
Sudah dua kali pihak sekolah setiap berganti camat mengajukan pembangunan jembatan, namun saat berganti lagi pandemi covid melanda sehingga pembangunan infrastruktur terkendala.
Seorang guru SDN Padawaras, Enyep (48), mengatakan, muridnya seperti sudah terbiasa menyeberangi sungai setiap hari terkadang mereka bermain dulu.
"Alhasil tiba di sekolah seragam mereka pasti setengahnya basah," ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (31/7/2022).
Enyep mengatakan, beberapa di antaranya yang punya bekal sekolah menyewa rakit untuk menyeberang
"Kalau musim hujan turun kasihan sama anak-anak karena air Sungai Ciujung meluap banjir, sehingga banyak anak anak yang tidak masuk sekolah karena tidak ada jalan lagi," katanya.
Enyep berharap pemerintah baik daerah, provinsi dan pusat untuk membantu membangun jembatan sebagai akses pelajar.
"Selain akses jembatan yang susah, sekolah kami juga sudah tidak layak pakai seperti ruangan kelas 5-6 yang sudah pada rusak dan ruangan kantor guru mau ambruk," katanya.
Baca juga: Pelajar Cianjur Seberangi Sungai Ciujung, Dewan Desak Pemkab Bangun Jembatan di Sukaluyu Cikadu
Kepala Desa Sukaluyu, Wahyu, mengatakan dari pemerintah desa sudah seringkali mengajukan untuk pembangunan jembatan gantung baru tapi hingga kini belum ada realisasinya.
"Semenjak jembatan gantung hanyut terbawa arus air sungai ciujung pada tahun 2018 hingga sekarang ini belum ada pembangunan jembatan baru, sehingga warga kami sangat kesulitan karena tidak ada jembatan setiap harinya harus naik rakit ada juga yang nekad menyebrang turun ke sungai," ujarnya.
Ia mengatakan, jika mengandalkan Anggran Dana Desa (DD) tidak akan mampu membangun jembatan gantung baru,sebab anggaran yang dibutuhkan mencapai ratusan juta.
"Sementara dana desa (DD) harus dibagi untuk penaganan lainnya,seperti untuk penangan Covid-19 8 persen,untuk penaganan sandang pangan 20
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/Murid-SD-menyeberangi-sungai-Ciujung.jpg)