Jadi Lulusan Terbaik IPDN, Begini Kisah Para Praja dari Keluarga Sederhana Wujudkan Mimpi

Dari 10 lulusan terbaik itu, tak semuanya berasal dari keluarga berduit. Beberapa bahkan datang dari keluarga penjual ikan di pasar dan kuli bangunan.

Penulis: Kiki Andriana | Editor: Seli Andina Miranti
Tribun Jabar/ Kiki Andriana
Mila Dewanti (22), dan Rasidin (23), saat ditemui TribunJabar.id, di lapangan parade Kampus IPDN Jatinangor, Sumedang, Kamis (28/7/2022). 

Laporan Kontributor TribunJabar.id Sumedang, Kiki Andriana

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) mewisuda 2.067 lulusan tahun 2022 ini, Kamis (27/7/2022).

Di antara lulusan itu, dari progran Sarjana Terapan, ada 10 lulusan terbaik.

Dari 10 lulusan terbaik itu, tak semuanya berasal dari keluarga berduit. Beberapa bahkan datang dari keluarga penjual ikan di pasar dan kuli bangunan.

Baca juga: Ubah Mindset 4 Juta ASN, Mendagri Mulai dengan Sekolahkan Lulusan IPDN ke Luar Negeri, Ini Tujuannya

Namun, kegigihan, ketekunan, disiplin dalam belajar, dan doa telah mengantarkan mereka ke puncak pencapaian sebagai lulusan terbaik.

Rasidin (23), peraih gelar S.Tr.IP (Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan) asal Provinsi Sulawesi Tenggara lulus dengan IPK 3,915.

Dia mengatakan, di Kabupaten Muna tempat tinggalnya, dia sering membantu orang tuanya mengangkuti wadah-wadah ikan dari pantai ke pasar.

"Apalagi kalau musim panen ikan. Selama SMP sampai SMA saya bantu-bantu, bukan hanya saya tapi juga kakak-kakak semuanya bantu ibu dan bapak usaha ikan," kata Rasidin seusai diwisuda di lapangan parade Kampus IPDN Jatinangor.

Ketika itu tahun 2017, dan dia sudah berkuliah satu tahun ketika informasi tentang sekolah kedinasan IPDN sampai pada ibunya. Brosur IPDN itu diantarkan seorang teman SD Rasidin.

"Ibu saya minta agar brosur itu disapaikan ke saya yang ketika itu sudah agak tinggal jauh dari rumah. Begitu sampai, ada ketertarikan ditambah dorongan untuk mendaftar," katanya.

Baca juga: Pesan Mendagri Tito Karnavian di Wisuda IPDN, Harus Terima Ditempatkan di Manapun

Dia kemudian belajar banyak baik hal-hal yang berkaitan dengan teori maupun latihan fisik. Tujuannya agar lolos IPDN. Beruntung, dia tinggal bersama-sama sepupunya yang juga sedang mendaftar masuk Kepolisian.

"Sering materi yang dipelajari sepupu saya, saya pelajari juga. Latihan fisik bersama, akhirnya saya lolos masuk IPDN, sepupu juga masuk Bintara Polisi," katanya.

Mila Dewanti (22), peraih gelar S.Tr.IP asal Provinsi Jawa Tengah lulus dengan IPK 3,840. Dia adalah putri bungsu seorang kuli bangunan.

"Ya betul, ayah seorang kuli bangunan, dan sampai sekarang masih. Ibu hanya ibu rumah tangga. Saya ingin sekali mereka beristirahat dari bekerja, kini giliran saya yang bekerja, saya ingin mengangkat harkat martabat mereka," katanya di Jatinangor.

Dia mengatakan, semula dia ingin masuk Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Namun dia kembali melihat kondisi ekonominya. Meski di perjalanan mungkin bisa mendapatkan beasiswa, tetapi akan selalu ada pengeluaran tak terduga.

"Saya mikir kembali. Ketika itu ada informasi tentang sekolah kedinasan IPDN. Bukan hanya gratis, tetapi ada kesempatan kerja setelah lulus," kata Mila.

Baca juga: Wapres Maruf Amin Bakal Kukuhkan Praja IPDN, Tanpa Kehadiran Orang Tua

Dia bersekolah di SMA favorit di Kabupaten Banyumas sehingga informasi tentang kuota sekolah di IPDN gampang didapatkan.

"Tentu saja yang dilakukan kerja keras dan doa. Saya punya kekurangan dan kelebihan, dan saya tidak akan jadi yang terbaik kalau bukan doa dari ayah dan ibu saya," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved