Baku Tembak di Rumah Jenderal
Ibunda Brigadir J Pertanyakan Kondisi Kaki Kanan Anaknya yang Bengkok
ibu Brigadir Yosua yang mengungkapkan bahwa Brigadir J lahir dalam kondisi sehat secara fisik namun terdapat kejanggalan saat dimakamkan.
"Sebelum Jumat (hari kematian Brigadir J) kami tarik ke belakang. Kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa. Kondisinya kayak apa itu salah satu yang penting misalnya, kondisinya bercanda-canda tertawa atau tegang, itu kami tanya," kata Komisioner bidang Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM, Choirul Anam, kepada wartawan, Selasa (26/7/2022).
"Beberapa orang yang ikut dalam forum itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," ujarnya.
Anam mengatakan, para ajudan ini diperiksa secara sendiri-sendiri untuk mendapatkan keterangan yang sejujur-jujurnya dari masing-masing mereka.
Mereka juga ditanyai soal perilaku keseharian satu sama lain secara terpisah. Choirul Anam menyatakan temuan soal keadaan bercanda dan tertawa ini penting untuk konstruksi kasus kematian Brigadir J.
"Ini penting untuk melihat sesuatu yang kami dapatkan sendiri, untuk melihat constraints (kendala) waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam constraints waktu itu, termasuk soal tertawa," kata Choirul Anam.
"Soal tertawa kita tanya, ini kondisinya (ada) tekanan atau nggak dan sebagainya, (dijawab) bagaimana tekanan, orang tertawa-tawa kok. Itu banyak yang ngomong demikian," ujarnya.
Dari enam ajudan Irjen Ferdy Sambo yang diperiksa, lima orang diperiksa selama 7,5 jam hingga pukul 16.25.
Sementara Bharada E yang datang belakangan, diperiksa lima jam sebelum akhirnya meninggalkan kantor Komnas HAM pukul 18.24 WIB.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bertemu Tim Dokter Forensik, Ibunda Pertanyakan Kaki Kanan Jenazah Brigadir Yosua yang Bengkok