Uu Ruzhanul Ulum: Pemerintah Siagakan Tim Pemeriksa Hewan Kurban, Sapi Terkena PMK Berangsur Sembuh
Provinsi Jawa Barat pun sudah mengupayakan kelancaran pelaksanaan kurban ini dengan menerjunkan Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Darajat Arianto
Laporan Wartawan TribunJabar.id, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Menjelang Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah yang tinggal beberapa hari lagi, masyarakat mulai mempersiapkan hewan kurban.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun turun tangan untuk menjamin supaya hewan yang dikurbankan dan dikonsumsi masyarakat ini berkualitas baik, sesuai syariat Islam, dan sehat.
Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum, mengatakan pemerintah melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat pun sudah mengupayakan kelancaran pelaksanaan kurban ini dengan menerjunkan Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban.
Sebanyak 1.784 Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban ini disebar ke 27 kabupaten dan kota di Jabar, utamanya untuk memeriksa kesehatan hewan kurban di tengah merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Indonesia.
Juga untuk memastikan hewan kurban yang disembelih berada dalam keadaan sehat dan sesuai dengan syariat Islam.
"Pak Gubernur Jabar Ridwan Kamil sudah melepas Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban yang ditugaskan ke 27 kota dan kabupaten di Jabar. Mereka bertugas pengecekan kesehatan hewan kurban, tempat penjualan, sampai penyembelihannya," kata Pak Uu, Minggu (26/6/2022).
Pemeriksaan hewan kurban, kata Pak Uu, mulai dilaksanakan dari H-14 Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah sampai Hari Tasyrik atau masa pemotongan hewan.
Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban ini terdiri dari Pemda Provinsi Jawa Barat, pemerintah kota dan kabupaten, Ikatan Dokter Hewan Jabar, dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia.
Baca juga: Madu Jadi Obat Alternatif PMK, Peternak Lebah Madu di Lembang Kebanjiran Pesanan
Selain itu, kata Pak Uu, tim juga terdiri dari balai veteriner dan balai inseminasi buatan, yang semuanya bekerja sama dalam satu tim untuk memastikan kurang lebih 800.000 hewan kurban yang tahun ini ditargetkan akan dipotong selama masa kurban.
"Iduladha sudah kita antisipasi dengan semaksimal mungkin. Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban sudah disebar ke seluruh Jabar untuk memastikan pada saat pelaksanaan kurban tidak ada hewan-hewan sakit atau tidak layak yang dipotong sebagai hewan kurban," katanya.
Pak Uu mengatakan Tim Pemeriksa Kesehatan Hewan Kurban pun akan berperan dalam penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Pengobatan dan vaksinasi ternak-ternak di Jabar, katanya, terus dilakukan dan kini sudah mencapai 120 ribu vaksin yang tersedia.
Pak Uu mengatakan berdasarkan data Pemda Provinsi Jabar, 40 persen hewan yang terdampak PMK di Jabar sudah berangsur sembuh.
Tingkat kesembuhan naik dan partisipasi dari masyarakat juga dinilai sangat baik. Budaya menggunakan obat-obatan tradisional juga dilakukan, sehingga diharapkan dalam waktu dekat penyebaran penyakit ini bisa diselesaikan.
Baca juga: Pemprov Jabar Pastikan Penanganan PMK Dilakukan Maksimal, Jelang Idul Adha Warga Tak Perlu Khawatir
"Tim Kesehatan ini sudah dibentuk dan disebar, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap umat Islam yang mau merayakan Iduladha. Kami harap masyarakat bisa bekerja sama dengan baik demi menangani PMK sekaligus agar Iduladha kita berjalan lancar," kata Pak Uu.
Adapun pelaksanaan pemeriksaan hewan kurban pada tahun 2021 meningkat sekitar 18,7 persen dari tahun 2020.
Meningkat dengan jumlah pemotongan hewan kurban sebanyak 301.774 ekor terdiri dari sapi 106.191 ekor, kerbau 448 ekor, domba 153.934 ekor, dan kambing sebanyak 41.201 ekor.
Pemeriksaan kesehatan hewan kurban merupakan kegiatan rutin setiap tahun.
Namun, yang berbeda dari tahun ini, dari 1.784 petugas itu terdapat tambahan unsur personil pemeriksa.
Selain dokter hewan, kata Pak Uu, ada pihak peternakan Universitas Padjadjaran (Unpad), asosiasi seperti Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (Asohi), dan petugas dari DKPP Jabar.
Penambahan unsur ini karena adanya wabah PMK.
Mereka bertugas dilengkapi sarana dan prasarana pencegah penularan PMK seperti cover shoes dan baju hazmat.
Selanjutnya, petugas disebar ke sentra-sentra penjualan hewan kurban, maupun ke peternakan langsung.
Tim pemeriksa kesehatan harus memastikan hewan-hewan kurban di tingkat penjual itu layak menjadi hewan kurban sesuai dengan syariat Islam.
"Kepada masyarakat, pastikan hewan kurban yang dibeli ini sudah memiliki sertifikat sehat. Usahakan pemotongannya dilakukan sesuai peraturan yang ada. Kami juga sedang berupaya mengatasi PMK, mohon kerja samanya dari masyarakat," kata Pak Uu. (*)